Saat menuju perjalanan dari kantor kerumahnya Zikri berargumen dengan pikirannya sendiri. Sebenarnya Zikri sulit menentukan keputusan dimana semua itu penting dan semuanya terbelah menjadi dua nenek dan perusahaan keluarga nya.
Nenek adalah keluarga satu-satunya yang dia punya dimana pada saat ini neneknya sedang sakit stroke akibat insiden beberapa minggu yang lalu dan jelas sang nenek butuh pendampingannya dimasa sakit sekarang walau waktunya tidak penuh dirumah setidaknya setelah pulang berkerja dia masih bisa memantau nenek selepas berkerja ataupun jika dia sedang dalam perjalanan bisnis baik luar kota atau luar negara dia masih bisa memantau dengan video call. Namun jika dia harus melanjutkan pendidikan ke USA bagaimana dia bisa memantau sang nenek, disana waktunya digunakan untuk belajar kalaupun mau memantau pun perbedaan waktu pun berbeda di Indonesia dan Amerika. Kalau di Indonesia pagi lantas di Amerika Tengah malam begitupun sebaliknya perputaran waktu yang berbeda menjadi faktor pikiran Zikri terpecah belah.
Untuk perusahaan disana adalah kerja keras dari kakek, nenek, ayah berserta ibunya tonggak kejayaan mereka. Janujaz Corp' pun bukan merupakan 1 perusahaan saja tapi sudah banyak cabang dan karyawan yang bekerja serta bernaung menyambung kehidupan mereka dari zaman kakek dan ayahnya lantas apakah Zikri harus menghancurkan begitu banyak harapan yang menaruh banyak asa pada Zikri lelaki muda yang ditempa dari banyak keadaan yang sudah banyak di lalunya.
Dia tidak bisa hanya berdiam diri semua terasa berat tapi ini adalah kehidupan semua berharap padanya, untuk hal ini Zikri harus memberi tahu pada neneknya bahwa ini adalah kabar yang harus dia lalui pergi ke Amerika untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan memenuhi syarat dari para pemegang saham saat rapat RUPS nantinya.
Tak terasa setelah banyak melamun dan merenungkan banyak hal ternyata mobil yang dikendarai mang Melki sampai didepan rumahnya. rasa-rasanya dia sangat ingin bertemu dengan sang nenek namun dia pun sadar diri bahwa dia harus membersihkan badan agar saat berbicara dengan nenek badannya sudah rileks karena telah bertemu dengan air dikamar mandinya.
Sesuai sholat isya dan lanjut makan malam, Zikri perlahan berjalan ke kamar nenek dirasanya mungkin nenek sedang istirahat atau menonton televisi.
POV Zikri
Tok..tok..tok.
Assalamualaikum nenekku..Nenek yang sedang ditemani mbak Sukma saat mbak Sukma memijiti kaki nenek pun tersadar saat ada cucu tersayangnya masuk ke kamarnya, senyum hangat nenek menyambutku aku pun tak tau bagaimana reaksi nenek mendengar berita yang akan ku sampaikan padanya.
Mbak Sukma lantas bangkit dari duduknya diujung kaki nenek, seakan tau bahwa ada yang ingin aku bicara tentang hal penting pada nenek mbak Sukma pamit ke lantai bawah.
" Kalo begitu mbak izin pamit ke bawah mas Zikri, kalau nyonya atau mas Zikri butuh apa-apa langsung panggil mbak aja yaa mas Zikri""Loh mbak mau kemana disini aja juga ga papa kali mbak, kayak sama siapa aja. Oke deh mbak siap kalo begitu " akupun beranjak ke ranjang samping nenek terbaring dan mbak Sukma sudah keluar dari kamar nenek
"Zik bagaimana harimu hari ini?" Seraya mengelus rambut Zikri akupun terbuai dengan belaian nenekku ini.
" Alhamdulillah, baik nek walau agak hectic heheh"
sambil memejamkan mata berbaring disamping nenek dan memeluknya dia keluarga yang kumiliki satu-satunya ayah dan ibuku merupakan anak tunggal orangtua ibu pun sudah tiada hanya nenek yang tersisa menjadi keluarga paling dekat saat ini kalau untuk keluarga yang lain mereka tinggal beda pulau dengan kami."Nek.."
"Hmm... Ada apa iki?"
"Ada yang ingin Iki bicarakan sama nenek" Mau bicara apa kamu Ki, kok kayaknya kamu gelisah seperti ga tenang gitu ga biasanya kamu begini Ki" seakan tau kegundahanku nenek adalah salah satu orang yang paling mengerti diriku
"Kok tau banget ya nenekku ini, sayang banget sama nenek entah apa jadinya aku tanpa nenek". sambil ku peluk erat lengan nenek
"Nek ini tentang perusahaan"
Dahi nenek langsung mengerut" Emang kenapa sama perusahaan Ki?"
"Hm berat banget mau bilang ke nenek tapi aku juga ga punya pilihan lain selain mengambil keputusan ini nek"
Sambil menghela nafas aku membuka mata yang sempat tadi kupejamkan" Nek tadi aku dipanggil om Rahman dia menyampaikan bahwa keadaan perusahaan sedang baik dan kondisi nya stabil dan kian pesat namun para pemegang saham kurang yakin dengan apa yang terjadi saat ini mereka takut akan kedepannya bagaimana perusahaan ini mungkin saat ini perusahaan bergerak stabil dan kian berkembang pesat, namun mereka masih belum percaya sepenuhnya pada Iki karena ini hanya tamatan S1 dan baru memegang perusahaan selama 6 bulan ini " akupun menjeda agar nenekku bisa mengerti dan merespon yang ingin aku sampaikan padanya
"Terus apa yang menjadi bumerang untukmu kii, semua saat ini berjalan dengan baik kan ".
" Iya nek semua berjalan baik sangat baik, tapi mereka melakukan rapat RUPS saat aku perjalanan dinas ke luar kota namun dihadiri om Rahman, kata om Rahman mereka ingin aku melanjutkan pendidikan S2 ku nek".
"Wah... Bagus dong Ki kamu akan menuntut ilmu yang lebih banyak kii apa yang buat kamu berpikiran berat begini?".
" Yaa aku senang bisa melanjutkan pendidikan S2 ku nek namun mereka ingin aku kuliah di luar negeri karena menurut mereka jika aku kuliah diluar negeri dan kuliah di universitas bergengsi maka akan tambah banyak pemegang saham yang menanamkan saham ke perusahaan kita nek dan atas referensi dari om Rahman aku akan kuliah di Amerika di Stanford university nek dengan jurusan management business ".
Terang Zikri pada neneknya, nenek pun menghela nafasnya"Oh. jadi ini yang buat kamu jadi berat dan gelisah ya kii, bagus kok kamu akan melanjutkan pendidikanmu nenek dukung apapun yang menjadi keputusan mu yang mana baik untuk dirimu dan perusahaan kita walaupun nenek berat melepasmu nenek ikhlas asal kamu bisa menjaga diri disana," sambil tersenyum memandang Zikri
"Terimakasih nek atas izin nenek , walau berat aku akan melakukan yang terbaik untuk perusahaan kita bantu doakan cucumu ini ya nek supaya cepat selesai dan pulang dengan cepat kerumah dan perusahaan kita ya nek"
" Hmm.. kapan kamu berangkat ke sana kii atau kamu belum urus administrasi untuk kuliahmu disana?"
" Sebulan lagi menurut informasi dari om Rahman aku akan berangkat sebulan lagi nek, dan semua urusan administrasi sudah di handle sama om Rahman dan mas Romi nek"
" Alhamdulillah, syukurlah semoga semua berjalan baik dan lancar ya kii."
"Aamiin ya rabbal Alaamiin, nenek tenang aja yaa nanti Iki akan cari teman buat nenek biar nenek ga kesepian dan lagipula mbak Sukma juga ga selamanya akan bantu nenek karena mbak Sukma juga punya pekerjaan lain dirumah ini nek, pokoknya insyaallah sebelum aku pergi aku akan bawa temen buat bantu nenek ya nek".
"Iya-iya.. kamu jangan terlalu khawatir kii semua baik-baik aja kok nenek juga kan ada mbok pera, mbak Sukma dan mang Melki jagain nenek tapi kalau kamu mau ngasih temen buat nenek ya nenek pasti senang-senang aja kii heheee."
" Iya nek pokoknya sehabis Zikri rampung kuliah disana dan balik kesini nenek harus sembuh yaa harus balik ceria lagi seperti dulu jadi penyangga Iki ya nek, Iki sayang sekali sama nenek "
"Iya-iya siap kapten hahahaa, sekalian bawa mantu juga jangan cuma teman aja yang di bawa buat jdi teman nenek kii, maksud nenek calon istri."
Mukaku langsung bersemu merah karena digoda nenekku"Iya-iya nanti dibawakan teman sekaligus calon cucunya nenek ya nek, sekarang nenek harus istirahat Iki akan tidur disamping nenek malam ini ya nek biar Iki ya kangen sama nenek."
"Iya selamat malam ya cucu nenek mimpi yang indah ya nak.." seraya tersenyum kecut mengingat kepergian anak nak mantu nya akibat kecelakaan yang menimpa mereka cucunya yang malang harus ditempa dengan banyak hal yang berat
"Selamat malam juga nenek, Iki saya banget sama nenek mimpi indah juga nek" seraya memejamkan mata seakan terangkat sedikit beban di pundak setelah berbicara panjang dengan nenek lega rasanya.
POV Zikri end
Tbc.
Selasa 23-Juli-2024
Best Regard,pugu-pugu
KAMU SEDANG MEMBACA
OXYGEN
Romance"Tenyata hidup ini keras ya... Kukira dihidup ini aku tidak akan mendapatkan kesusahan tenyata kenyataan menghempaskan ku menghadapi realita yang sebenarnya, memang ya.. realita tak sesuai ekspektasi dalam bayangan ku. Saat ini yang sering kulakukan...