Bab 1 - Wisuda

1 0 0
                                    

Happy reading...

Hari ini adalah hari yang di nanti oleh Radi setelah sekian lama berjuang keras menghadapi Lika liku ujian saat pada masa perkuliahan.

Wisuda, delapan huruf yang harus di kejar Radi berserta mahasiswa lainnya, tangis dan tawa keruwetan yang dihadapi kadang Radi tiba-tiba di Landa stress, mau berkeluh kesah dengan orang tua tapi orang tua lebih banyak tanggungjawab, pikiran dan hal-hal yang tidak diungkapkan kepada sang anak. Apalagi keluarga Radi juga bukan dari kalangan keluarga berduit, sehingga tidak susah jika harus membayar  UKT di awal semester seperti Radi.

Radi rasanya ingin menyerah pada awalnya namun ibu dan ayah bertekad bahwa Radi harus menjadi akar agar saat Radi lulus sarjana Radi bisa menjadi contoh untuk kedua adiknya.

Radi pun hanya bisa berjuang ditengah terpaan cobaan silih berganti datang ada saja ujian yang datang, tapi ibu dan ayah berpesan "Walaupun hidup susah yang penting kalian bertiga bisa sekolah mengenyam pendidikan sampai sarjana cukup ayah dan ibu yang cuma tamatan SD kalian jangan, tak apa jika tetangga mengunjingkan kita asalkan kita tak menganggu mereka, dan ini adalah jalan untuk kalian supaya punya masa depan yang lebih baik nak".

Dengan wejangan ayah dan ibu Radi bersemangat berjuang melewati berbagai ujian walaupun banyak air mata yang keluar.

Dan setelah banyak hal dilalui Radi, hari ini Radi menjadi salah satu wisudawati yang mengikuti prosesi pemindahan tali toga di aula hotel tempat acara wisuda berlangsung.
Ucapan rasa syukur tak henti-hentinya selalu terucap dari Radi, ayah, ibu, adik-adiknya, dan berserta keluarga besarnya maklum Radi ini dari kampung jadi kalo wisuda para sanak keluarga excited ingin ikut menghadiri Walaupun hanya diluar gedung hotel mereka juga merasakan euforia yang di rasakan Radi.

Senyum lebar Radi apalagi kedua orangtuanya selalu menghiasi bibir mereka, semua merasakan kebahagiaan bahwa anaknya benar-benar menjadi seorang sarjana,   Alhamdulillah bersyukur atas limpahan nikmat yang selalu diberi Allah SWT.

Betapa perjalanan ini membuat Radi menjadi tahu bahwa perjuangan ini baru saja Radi mulai.

Radi berharap semoga ada hal-hal baik yang akan dia temui dikemudian hari tapi Radi juga tak mengelak bahwa tidak selalu kesenangan yang ada dalam fase kehidupan, dia juga sudah merasakannya saat mulai beranjak remaja merasakan sesuatu yang sulit bersama kedua orang tuanya mengalami pernah tak ada sedikitpun uang dirumah bahkan dia pernah merasakan tak ada uang untuk ongkos pergi sekolah.

Begitu banyak ujian yang Radi hadapi, dia tak seberuntung teman-temannya yang merupakan anak dari kalangan orang berada, saat-saat masa keluarganya terpuruk dia lah yang menjadi saksi hidup bagaimana orang tuanya harus memenuhi kebutuhan rumah bahkan untuk makan pun hanya ayahnya dengan modal menjual ayam kampung, ternak ayah yang beruntungnya lumayan membantu mencukupi kebutuhan selama beberapa hari kemudian uang hasil menjual ayam kampung ayahnya hanya dapat beras 3 kg dan bagaimana upaya ibunya agar beras itu tercukupi selama seminggu kedepan.

Bagaimana beras 3 kilo itu bertahan selama itu yaaa dengan inisiatif ibunya beras itu dibuat bubur nasi dan untuk lauknya pun hanya seperti kuah santan tapi tak ada toping hanya seperti rasa kuah lontong dan itu sedikit encer tujuannya supaya lebih banyak makanan dihasilkan untuk disajikan 4 Anggota keluarganya.

Sebenarnya keluarganya adalah keluarga yang cukup tapi karena ayah membangun usaha dibilang kecil tidak kecil dibilang besar tidak besar usaha standar pada umumnya yang sedang-sedang saja untuk seorang pengempul karet yang ada dikampung nya namun seketika tiba-tiba harga karet yang anjlok semua jadi berantakan ayahnya mengalami kerugian besar bahkan sangat besar, dimana uang pinjaman dari bank pun sudah habis tak ada yang mencover untuk menutupi bagaimana cara membayar tagihan bank tiap bulannya semua barang berharga dijual hanya tersisa kebun yang tak sedikit itupun hasilnya hanya cukup untuk bayar bank dan untuk makan sehari-hari harus putar otak dengan ya salah satunya menjual ayam kampung ternak sendiri.

Semua hal itu terlalu membekas dalam benak ingatanku, aku berharap semoga adik-adikku tidak merasakan hal yang paling terpuruk aku ingin mereka mempunyai hidup dengan jalan baik dan tidak kesusahan dalam hal apapun walaupun kita tidak akan bisa menepis ada saja hal-hal yang menjadi ujian walaupun tidak begitu besar tapi cukup menguras otak dan tenaga untuk melewati hal-hal tersebut dan ini adalah sedikit cerita yang sangat melow dramatis sebagai pengingat untuk ku.

Aku rasanya masih tak percaya karena aku bisa berkuliah di universitas yang baik dan cukup bergengsi ditempatku dan pada akhirnya aku bisa menamatkan pendidikanku dengan menjadi sarjana, aku sangat bangga sekali aku yang seorang anak petani yang punya kehidupan biasa-biasa saja bisa mewujudkan salah  satu cita-cita dan mimpi kedua orang tuaku bisa menjadi seorang sarjana itu adalah pencapaian hidup ku yang paling besar saat ini dan setelah acara wisuda ini aku akan kembali berjuang untuk mendapatkan pekerjaan semoga saja ada perusahaan-perusahaan yang ku lamar mau menerimaku sebagai karyawan disana apalagi kan dizaman sekarang sangat sulit sekali bisa mendapatkan perkerjaan di perusahaan kecil ataupun perusahaan yang bonafit semoga aku bisa bernafas dengan baik untuk memulai kembali perjuanganku.

Tbc.
28/11/2022
Thank you
Best regards,

Pugu-pugu

OXYGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang