Bab 20 - Menjadi Teman Nenek

4 0 0
                                    

Happy Reading...

     Hari ini hari pertamaku tinggal dirumah majikanku alias bos baru ku.
Entah kenapa setelah aku sampai dari  kemarin sore aku merasa rumah ini terasa sangat asing atau mungkin juga ini adalah hari pertama kerjaku untuk menjadi teman nenek.

Oh iya bos ku atau cucunya teman baru ku sudah menjelaskan secara rinci tentang peraturan yang mesti aku taati dan akupun menyanggupinya.

Setelah selesai melaksanakan ibadah subuh akupun mulai beranjak menuju dapur guna untuk mencari mbok pera dan mbak Sukma aku rasa aku harus lebih mengakrabkan diri sebagai pekerja baru disini dan juga harus tahu apa yang disukai dan tidak disukai bos ataupun neneknya bos.
Ini adalah hari pertamaku akupun tidak ingin mengecewakan Rara yang sudah berbaik hati memberikan info perkerjaan ini, seperti kata ibuku bekerjalah dengan hati yang ikhlas karena dengan berkerja dengan hati yang ikhlas akan membuat perkerjaan seberat apapun akan terasa ringan dan menyenangkan.

Langkahku keluar dari kamar pekerja Yang ada dirumah ini menuju dapur namun aku belum melihat mbok pera dan mbak Sukma disana, namun aku tetap kesana menunggu kedua temanku yang baru itu tak lama setelahnya mbok pera dan mbak Sukma sudah ada di dapur seraya kaget dan tersenyum mungkin mereka masih kaget dengan aku sebagai penghuni baru disini.

"Wah.. mbak Radi kok udah didapur si?" Tanya mbak Sukma

"Iya... Kenapa atuh neng ini masih fajar bukannya masih tidur atau siap-siap gitu, kok udah mejeng didapur atuh?" Tanya pula mbok pera penasaran padaku

"Iya mbok, mbak... Aku emang kebiasaan bangun sebelum subuh udah subuh ya ga bisa lagi tidur, jadi dari pada aku mendem dikamar mending aku ke dapur kan ada mbok sama mbak jadi aku ga kikuk sendirian dikamar dan lagian rumah bos terlalu besar mbok mbak... Hehehe" jelasku

Mereka hanya mengangguk dan mulai melakukan perkerjaan mereka, akupun melihat mbok pera sudah mengeluarkan isi kulkas yang akan dimasak untuk sarapan dan mbak Sukma sudah mulai membersihkan tiap sudut rumah yang terbilang besar namun tak ayal akupun juga menafsirkan jika gaji yang ditawarkan pun sebanding dengan pekerjaan yang cukup berat ini.

Aku masih duduk di kursi karena jam belum menunjukan jam 7 pagi sesuai dengan kata bos Zikri yang akan membawa kekamar neneknya akupun mengiyakan saja karena ini hari pertama ku juga mulai berkerja disini. Kemudian aku menghampiri mbok pera dan mau membantunya

"Mbok..."
"Iya neng Radi, ada apa atuh ada yang bisa mbok bantu?"

"Ga ada mbok, boleh ga kalo Radi bantu mbok masak?" Tanyaku pada mbok pera

"Loh.. ga usah neng Radi kan neng udah wangi dan rapi, nanti bau asap masakan loh neng" terang mbok pera

"Ya ga papa lah mbok, kalo bau ya tinggal ganti baju dan pakai parfum sedikit mbok, boleh ya Radi bantu mbok sekalian Radi belajar menu masakan ya dari mbok?" Pintaku pada mbok pera

"Iya-iya neng, sok atuh.. kalo mau bantu hati-hati ya neng"

"Wahh.. makasih banyak loh mbok."

"Iya neng, tolong dipotong wortel kentang dan perintilan untuk sayur Sop nya ya neng sekalian minta tolong dicuci, mbok mau masak nasi dulu dan potong daging ayamnya" perintah mbok pera dan langsung ke kerjakan memotong sayuran dengan berbagai kondimen untuk sayur sopnya setelah selesai memotong akupun mencuci dan meniriskannya setelah selesai dengan perintah mbok pera akupun mengintruksi mbok pera yang baru mau memotong bagian-bagian daging ayam,

OXYGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang