Before we go down, i want you to vote, langsung aja bintang dipojok kiri bawah!! (๑•᎑< ๑)♡
Enjoy~
Rintik hujan lagi, lagi dan lagi membasahi pekarangan rumah. Akhir-akhir ini kebisingan rintik awan kesedihan kembali turut meramaikan kekosongan ruang, seolah mengejek betapa sepinya suasana rumah kediaman Qian, terutama saat sang penghuni rumah meninggalkan singgasananya. Sesekali kilatan petir menerobos tebalnya embun disela-sela pepohonan.
Bangunan luas itu hanya ditemani temaram lampu dapur, tak biasanya untuk si bungsu yang takut akan kegelapan kini dengan beraninya berdiam sendirian tanpa suaminya mengikuti.
Yangyang melamun, walau jiwanya seperti berlarian tanpa arah namun jarinya yang lentik masih sibuk mengaduk susu hangat miliknya. Pikirannya terfokus pada suami tampannya tiba-tiba. Suaminya itu memang tipe yang manis dalam berbicara ataupun bersikap, namun seperti ada sesuatu yang berbeda untuk kali terakhir mereka berinteraksi.
Seperti, sedang menyembunyikan sesuatu? Entahlah, hanya dugaan melintas di kepala.
Kun.. aneh.
Suaminya itu aneh.
Dua hingga tiga kata yang sanggup mendeskripsikan semua tingkah laku aneh pria dewasa itu. Kenapa aneh? Suaminya itu-
"Sayang?"
Mendengar suara berat yang tiba-tiba memecah keheningan sontak membuat si bungsu Liu menoleh ke arah sumber suara, sang objek utama yang menjadi beban tersendiri didalam benaknya. Manik bundarnya menatap bingung wajah tampan sang pelaku utama yang membuatnya melamun pagi-pagi buta. Wajah khas bangun tidurnya jelas membuat yangyang diam-diam tersenyum, ditambah garis kerutan hasil lipatan bantal di pipi kanannya. "Kenapa gak bangunin mas?"
Lagi, Yangyang hanya menggeleng kecil tanpa perlu repot-repot mengeluarkan suara hanya untuk menjawab. Melanjutkan kegiatan mengaduk susu hangat miliknya yang kemungkinan sudah tak hangat lagi- mengingat sudah berapa lama ia berada di dapur sebelum tenggelam dalam lamunan.
"Mini nakal ya bikin kamu gak bisa tidur?"
Kembali mendapatkan pertanyaan membuat si cantik yang baru saja menghabiskan susunya hendak kembali menggelengkan kepalanya sebelum pelukan hangat yang ia terima dari belakang tubuh membuatnya menoleh. Untung saja dirinya tak tersedak.
"Mas kalo masih ngantuk jadi cerewet ya." Decak si bungsu kesal, jangan lupakan tangan kirinya yang mencoba melepaskan pelukan erat Kun di pinggangnya. "Geser, aku mau cuci gelas."
"Galak." Ucap Kun pelan. Bukannya segera melepas rengkuhannya, pria dewasa itu malah mengikuti atau lebih tepatnya menempeli si cantik yang sebentar lagi menunjukkan tanduknya.
"Ck! Mas!"
"Kamu lanjut aja cuci gelasnya, saya cuma mau peluk kok." Kun jelas mengatakannya tanpa menyadari jika aksi memeluk si bungsu membuat yangyang kesulitan bergerak.
"Peluk sih peluk, tapi tangannya gak usah kemana-mana juga dong?!" Jutek si bungsu saat mendapati Kun yang mengusap halus permukaan perut buncitnya.
Ini salah satu tingkah aneh suaminya yang si bungsu sebutkan sebelumnya. Setelah pria tampan itu terserang demam tempo hari, sifatnya yang terkesan dewasa dan sok keren nya hilang total seperti terbawa angin. Dan malah digantikan dengan tingkah lakunya yang menurut yangyang menyebalkan.
Yangyang terkejut saat gelas yang baru saja ia cuci tiba-tiba berpindah tangan, tentu saja pelakunya adalah Qian Kun. Pria dewasa itu meletakkan gelas kaca tadi ke dalam rak samping. Belum selesai dari keterkejutannya, yangyang berdecak sesaat tubuhnya berbalik langsung berhadapan dengan wajah tampan suaminya yang tersenyum begitu manis tanpa sebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny ; KunYang
Fanfiction❝Who can stop me if i decide that you're my destiny?❞ ⚠ Warning! ⚠ *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🏳️🌈Cerita homo! Contain mature, Harsh words *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Slight pair ; Johnten, henxiao, luwoo *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Semi-baku *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Marriage life ; Mpreg *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Homophobic...