Heyyo!!
.
Before we go down, i want you to vote, langsung aja bintang dipojok kiri bawah!! ><
Enjoy~
ANGIN berhembus kencang dengan langit biru menuju jingga, seperti hendak mengantar sang mentari untuk kembali beristirahat dan segera digantikan oleh bulan.
Hari ini kota sempat diguyur hujan walau hanya dalam sekejap, seolah hanya untuk menghilangkan debu-debu polusi. Suhu tak terlalu dingin, tak pula terlalu hangat yang merupakan salah satu cuaca yang disukai Yangyang. Suara hiruk pikuk kota diisi orang-orang yang berkendara maupun berjalan kaki menuju tujuan masing-masing entah pulang ataupun memulai kencan.
Lain halnya dengan pemeran utama kita, si anak bontot. Sekarang Yangyang tengah menunggu lampu penyebrangan jalan berubah menjadi hijau, ia hendak menuju café yang sedang naik daun akhir-akhir ini.
Kakinya yang terbalut celana jeans berwarna hitam keabu-abuan melangkah menyebrangi jalan diikuti dengan beberapa pejalan kaki lainnya, saat lampu kian berganti warna.
"Mama! Tas kakak itu aneh!"
"Kenapa bentuknya jelek sekali, ma?"
"Sstt.. tidak boleh seperti itu junhao! Bagaimana jika kakaknya mendengar?"
"Kambing itu bau kan ma, apa kakak itu juga bau? Karena dia bawa kambing dibahunya!"
Yangyang tetap melangkah meskipun telinganya mendengar suara anak kecil bersamaan dengan jemari mungilnya yang mengarah padanya. Diam-diam si bungsu mengendus pakaiannya memastikan apa yang diucap bocah itu tidaklah benar.
Yangyang mendelik kesal, apa-apaan domba lucu ku disamakan dengan kambing.
Sang ibu berusaha menyuruh anaknya berhenti berbicara saat menyadari Yangyang dapat mendengar mereka.
Nampaknya anak itu masih dalam masa-masa penasaran akan semua yang ia lihat. T-tapi bukankah anak kecil itu terlalu blak-blakan dengan apa yang mereka ucap?
Sudut bibirnya berkedut menahan kesal, apa yang salah dengan tasnya?! Bocah itu tak tahu saja bagaimana perjuangannya menabung untuk membeli tas limited edition ini.
Yangyang menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menghembuskannya kembali, ia tak mau merusak moodnya dihari yang indah ini, mencoba mengabaikan si bocah yang masih saja berceloteh mengomentari tas yang ia pakai.
Tahan.. anak kecil gak tau apa-apa. Yangyang anak papa paling manis, paling penurut, paling sabar.
Netra nya menangkap bangunan café yang memang berjarak tak jauh dari pinggir jalan, didominasi warna kecoklatan menambah kesan vintage yang sedang ramai disukai dikalangan anak-anak muda seumurannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny ; KunYang
Fanfiction❝Who can stop me if i decide that you're my destiny?❞ ⚠ Warning! ⚠ *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🏳️🌈Cerita homo! Contain mature, Harsh words *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Slight pair ; Johnten, henxiao, luwoo *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Semi-baku *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Marriage life ; Mpreg *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Homophobic...