Hola! Apa kabaaarrrr~
.
Before we go down, i want you to vote, langsung aja bintang dipojok kiri bawah!! ><
Enjoy~
SUASANA ramai menyelimuti cafe disore hari itu dengan udara nya yang sejuk ditambah wanginya kue-kue yang baru saja keluar dari oven.
Terdapat sosok mahluk manis yang tengah duduk didekat jendela sedang menatap keluar ke arah jalanan yang ramai lalu-lalang sembari memakan kue yang tak kalah manis. Ia menghembuskan nafasnya, sesekali menoleh kebelakang melirik kearah Kun yang tengah berbincang dengan beberapa kolega nya di meja belakang.
Mereka baru saja selesai fitting baju, untuk ekhem... Pernikahan yang akan diselenggarakan lima hari mendatang.
Jangan tanya bagaimana perasaan si bungsu, tentu saja.... berdebar tak karuan. Masih tak percaya jika om-om menyebalkan itu benar-benar akan menikahinya.
"Hahh..." Entah sudah ke berapa kalinya si bungsu menghela nafas bosan.
Sudah hampir satu jam si bungsu mengaduk-aduk minuman-- gelas keduanya, hey... Yangyang itu tidak suka menunggu. Ingin memesan makanan tapi perutnya sudah sangat kekenyangan.
Kun terus-terusan memesan makanan sewaktu-waktu si bungsu merengek hingga memborbardir dengan pesan chat dengan segala kalimat umpatan, menanyakan kapan mereka akan pulang.
Ingin pulang tapi cukup tahu diri jika ia tak membawa sepeserpun uang. Toh, ditambah ada om-om itu bersamanya, untuk apa membawa uang?
Suara dentingan pintu berbunyi mengalihkan fokus si bungsu, menandakan jika seseorang baru saja memasuki cafe, matanya melebar kaget menatap sosok tinggi yang baru saja datang.
"Luke?"
Pandangannya membututi kemana arah tubuh sahabatnya itu melangkah, sudah hampir setengah bulan ini Lucas nampak seperti menghindar darinya.
Pemuda tinggi itu seperti tak ingin bertatap muka dengannya setelah mengetahui jika kekediaman rumah Liu akan segera menikahkan salah satu anaknya.
Lucas mengira jika hendery lah yang akan menjadi sang pengantin. Tentu saja dia ikut bahagia.
Namun saat ia mengetahui jika si bungsu lah yang akan menikah, jejak bahkan wangi parfum Lucas seolah menghilang, tak ada lagi sapaan ataupun kunjungan kerumah.
Kening si bungsu mengernyit heran saat menatap punggung tegap sahabatnya itu perlahan menghilang di balik tembok pembatas cafe dan ruang manager.
Yangyang bangkit dari duduknya, melangkah diam-diam mengikuti jejak Lucas. Meninggalkan tatapan heran Kun yang masih sibuk berbincang dengan kolega ayahnya.
Ingin bertanya tapi Kun merasa tidak enak dengan pria-pria yang duduk dihadapannya tengah menjelaskan hasil dari meeting. Dengan telinga yang masih fokus mendengar, tatapannya tak kunjung lepas menatap punggung tubuh mungil itu perlahan menjauh.
"Lucas anjing, pergi ke mana dia tadi?!" Omel yangyang karena netranya tak menemukan tubuh tinggi itu di ujung lorong cafe. Baru saja tubuhnya ingin berbalik, sebuah kalimat membuat si bungsu terdiam membeku dengan jantung yang berdetak kencang.
Yangyang dengan cepat menatap celah pintu ruangan yang tak tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny ; KunYang
Fanfic❝Who can stop me if i decide that you're my destiny?❞ ⚠ Warning! ⚠ *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🏳️🌈Cerita homo! Contain mature, Harsh words *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Slight pair ; Johnten, henxiao, luwoo *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Semi-baku *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Marriage life ; Mpreg *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🦙Homophobic...