Chapter 10 • Sudden Confession

2.6K 358 640
                                    

Hello people! Sibi update nih~

.

Serius bacain komentar kalian naikin mood banget :(

.

Before we go down, i want you to vote, langsung aja bintang dipojok kiri bawah!! ><

Enjoy~





*Note : Continued from last chapter, a bit boring...but here we go~














SUARA kicauan burung terdengar nyaring dari pohon yang berada disekitar halaman rumah, sedikit mengganggu anak adam yang masih bersembunyi dibawah tebalnya selimut yang melingkupi tubuhnya. Cuaca begitu dingin ketika malam hilir berganti menjelang pagi yang membuat siapapun malas untuk mengerjakan sesuatu.

Yangyang semakin menutup keseluruhan tubuhnya menggunakan selimut tebal yang ia pakai, sedikit mendumal karena suhu ruangan yang menurutnya sangat dingin.

Bulu mata lentik si bungsu terlihat bergerak-gerak sebelum netra nya terbuka perlahan.

"Ungh?"

Dirinya tidak familiar dengan ruangan yang didominasi warna abu-abu ini, dahinya mengernyit sebelum kepalanya menoleh ke kanan dan menemukan jam yang diletakkan di atas meja samping tempat tidur sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

"Dingin banget buset" gumamnya, rasanya seperti suhu dingin itu menusuk kulit kakinya hingga ke kepala.

Yangyang mendudukkan dirinya membuat selimut yang tadinya menutupi tubuh bagian atasnya merosot begitu saja, bocah manis itu menoleh kanan kiri dengan bingung sembari tangannya mengusak rambut bangun tidurnya.

Jiwa si bungsu seolah-olah masih mengambang di udara belum terkumpul penuh.

Yangyang meringis memegang sudut dahinya saat rasa pusing menyerang, semuanya berputar hingga membuatnya kembali merasakan mual.

Netra nya mengarah pada dua buah koper yang salah satunya sudah terbuka disudut ruangan. Loh dia dimana sekarang?

"...aman sama Kun, sekali lagi maaf pah baru ngabarin.. nanti--"

"Iya... nanti Kun anter pulang kalo anaknya udah mendingan"

Yangyang melotot saat indera pendengarannya mengenali suara samar-samar yang sudah lama tak ia dengar.

Kepalanya menoleh cepat ke arah pintu balkon yang terbuka tempat suara itu berasal. Memandang tak percaya pada punggung seseorang yang ia kenali sempat menghilang begitu saja setengah tahun yang lalu.


'HAH?!'


Si bungsu terperanjat dan langsung merebahkan tubuhnya dalam sekejap yang malah membuat Kun yang sedang menelfon menoleh kearahnya.

Kaki Kun yang terbalut celana training abu-abu mendekat ke arah tempat tidurnya-- mendekati objek yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Dengan tangan disamping telinga kanannya memegang ponsel yang masih tersambung dengan seseorang, Kun menatap tumpukan selimut itu dengan senyum tipis.

"sekalian nanti mau nganterin titipan ayah.... iya pah" ucapnya sebelum mengakhiri panggilan.

"Wake up, Liu"

Yangyang ketar-ketir saat suara itu semakin mendekat ke arahnya, tangannya mencengkram erat selimut yang ia pegang hingga menutup kepala.

You're My Destiny ; KunYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang