3

1K 72 0
                                    

Tok...tok..

Cklekk....

Saat Jean membuka pintu, sudah ada Lian yang lagi jongkok, didepan kamarnya.

"Lian tidur sama abang ya!" Kata Lian sambil menunjukan jurusnya, puppy eyes.

Jean tersenyum lembut dan berjongkok di depan Lian.

"Ayok naik!"
Dengan senang Lian naik ke punggung Jean.

Jean mendudukan Lian di pinggir kasurnya.

"Kalo kamu mau tidur, tidur duluan aja. Abang masih ngerjain tugas."

"Kan besok enggak sekolah, kenapa ngerjain tugas?"

"Gapapa biar cepet selesai aja tugasnya."

"Tapi Lian mau bobo sambil peluk-peluk abang." Lian menunjukan puppy eyes nya pada Jean. Dan tentu saja Jean luluh, lagian siapa yang tidak luluh dengan tatapan menggemaskan adiknya ini.

"Iyaa, abang selesaiin dulu tapi tinggal satu nomer, terus kita tidur sambil peluk-peluk."

Lian mengangguk semangat mendengar penuturan abangnya.

Udah hampir sepuluh menit Lian nunggu Jean selesai belajar, tapi dia masih sibuk dengan bukunya. Katanya sebentar, tapi sampe sekarang belum selesai-selesai. Lian udah keburu ngantuk.

"Abanggg~kapan selesainyaa?"

"Iyaa, ini udah selesai!"
Jean membereskan semua bukunya, dan berjalan menghampiri Lian yang udah nunduk lemes di kasurnya.

"Udah ngantuk banget ya?" Jean mengusap lembut rambut sang adik.
Lian mengangguk sebagai jawaban.

"maaf ya lama. Yaudah sekarang ayok tidur!"

Lian dan Jean memposisikan tubuh mereka. Jean memakaikan selimut pada Lian dan dirinya.
Sementara Lian, dia udah tidur sambil meluk abangnya.

"Kasian, ngantuk banget pasti." Untuk sesaat Jean menatap wajah damai adiknya.

"Lian, abang sayang kamu. Tetep jadi adek abang ya!" Jean mengusap pelan kepala adiknya.
Setelah itu Jean mulai memejamkan matanya, guna menyusul Lian di alam mimpi.

.
.
.

"Adekk bangunn!" Jean menggoyangkan pelan tubuh Lian.

"Enghhh!"

"Kita sholat subuh dulu yuk!"

"Masih ngantuk!"

"Ga boleh gitu, ayok sholat dulu!"

"Bangun!"
Jean menarik pelan tangan Lian, agar adiknya terduduk.

"Ayok!"
Jean menuntun Lian menuju kamar mandi.

Setelah selesai wudhu mereka melaksanakan sholat subuh bersama.

"Aamiin!"
Setelah selesai Lian menyalimi tangan abangnya.

"Abang ayok lari pagi!" Ajak Lian.

"Ga tidur lagi?"

"Enggak, udah ga bisa tidur."

"Yaudah ayok!"

"Mama, aku sama abang lari pagi ya!"

"Iya, tapi jangan jauh-jauh!"

"Oke!"

Kini mereka sudah siap buat lari pagi, udah pake sepatu juga.

"Ayok!"

Lian dan Jean lari pagi memutari taman dekat rumah mereka. Dan belum aja satu putaran penuh, Lian udah ngeluh capek.

"Abangg, capek."

"Yahh, padahal belum satu putaran."

"Lian udahan ya!"

"Satu putaran dulu, baru kamu udahan."

"Iya deh."

"Ayok semangat! Kan tadi kamu yang ngajak."

"Iyaaaa!" Ucap Lian sambil lari.
Jean terkekeh pelan dan lari menyusul Lian.

"Jeannn Liannn!" Panggil seseorang yang tengah berlari kearah Lian dan Jean.

"Ecan!"

"Hehe hai!"

"Ecan kenapa di sini?" Tanya Lian.

"Iya, disuruh bang Dery ikut lari pagi. Padahal kan enakan tidur."

"Hai Lian hai Jean!"

"Hai bang Dery!" Ucap lean dan Jean barengan.

Ohya, Dery adalah kakak dari Ecan. Nah kalo Dery dia SMP kelas 1, lebih tua satu tahun dari Ecan dan Jean.
Terus sekarang mereka berdua kebetulan juga lari pagi.

"Ecan ayo kita lari bareng-bareng!"

"Ayokk."

Lian memang dekat dengan Ecan. Kalo Lian sama temen abangnya yang lain, dia lebih nempel sama Ecan, bahkan saat ada Yoga. Kadang Yoga sampe cemberut sendiri karena Lian lebih nempel ke Ecan.

Sementara Jean menatap bingung pada adiknya yang sudah lari-larian sama Ecan. Padahal baru tadi dia ngeluh capek, sekarang udah lari-larian aja.

"Padahal baru tadi dia ngeluh capek."

"Lian lucu ya Jean, ga kayak si Ecan. Bandel banget anaknya."

"Hehe iya, Lian emang lucu imut gemesin." Jean tersenyum gemas membayangkan sang adik yang sangat menggemaskan.

"Yaudah yuk bang, kita susul mereka!"



"Assalamualaikum mama papa!"

Lian berlari masuk kedalam rumah meninggalkan Lian yang berjalan di belakangnya.

"Mama Lian minta minum, hauss."

"Ambil sendiri ga usah manja!"

"Kan Lian capek."

"Apa kamu pikir saya ga capek ngurusin kamu." Lian mengerucutkan bibirnya.

"Abang aja yang ambilin." Kata Jean yang sudah berada di belakang Lian.

"Jangan! Biar diambil sendiri. Kamu jangan terlalu manjain Lian." Rina meninggalkan kedua putranya.

Lian menunduk, dia tidak berani menatap Jean.

"Kenapa nunduk gitu?"

Lian menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Nih minum!"

Dengan perlahan Lian mengangkat kepalanya dan menatap Jean yang tengah tersenyum kearahnya.

Dengan ragu Lian ngambil gelas yang berisi air putih dari tangan Jean.

"Makasih!"

"Yaudah, sekarang kamu mandi sana! Bau acemm."

Lian yang dikatain langsung menatap abangnya dengan tatapan yang seolah ingin memakan Jean hidup-hidup. Jean bukannya takut, dia malah tersenyum gemas.

Tanpa aba-aba Lian langsung memeluk erat tubuh Jean, lalu berlari ke kamarnya.

"Biar ketularan bau acemm." Lian ngomong gitu sambil lari. Uhhh lucu banget.

Jean hanya tertawa pelan melihat tingkah sang adik.




TBC

Gemesssnya adek Liann🥰🥰Jangan lupa vote dan komennya😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemesssnya adek Liann🥰🥰
Jangan lupa vote dan komennya😘

the truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang