Hari ini adalah hari pertama Lian masuk sekolah secara resmi di SMP 2 setelah melewati MPLS selama tiga hari. Untuk pergi ke sekolah Lian akan menggunakan sepeda. Yoga juga sekolah di sekolah yang sama dengan Lian, namun anak itu tidak mau lagi naik sepeda. Maunya dianter, soalnya lokasi SMP 2 memang cukup jauh.
Sebenarnya Rita juga tidak tega dengan Lian, namun dia hanya punya motor. Tidak bisa membonceng Lian dan Yoga sekaligus, karena itu tentu berbahaya.
Untuk orang tuanya sendiri Lian sudah tidak peduli, bukan yang tidak perduli. Tapi entahlah, Lian sendiri juga tidak tau. Dia hanya berpikir jika mulai sekarang dia harus mulai terbiasa melakukan apapun sendiri.
"Ma, aku berangkat. Kalian hati-hati!" Arman meninggalkan meja makan terlebih dahulu.
"Ayo bang kita berangkat juga, siniin piringnya!" Rina mengambil piring Jean dan membawanya ke wastafel.
"Ma, Lian bareng kita ya!" Bujuk Jean.
"Sekolah kamu sama dia lawan arah, mama capek kalo bolak balik bang. Ayokk!"
"Gapapa bang, Lian udah biasa naik sepeda!" Lian tersenyum tipis kearah Jean.
"Maaf ya, kalo gitu abang duluan!"
Kini tinggal Lian sendiri di meja makan, ujung-ujungnya dia selalu sendirian.
Lian membawa piring kotornya ke wastafel lalu mencucinya.
Menyiapkan sepedanya dan bergegas menuju sekolah barunya.
Lian tersenyum saat mengingat dia akan belajar disekolah yang baru, dia berharap masa SMP nya akan menyenangkan..
.
.Setelah sampai Lian memarkirkan sepedanya di parkiran yang disediakan. Lian melihat cukup banyak yang memakai sepeda.
"Liannn!" Kebiasaan Yoga yang selalu berteriak.
Lian menoleh ke belakang melihat Yoga yang berlari kearahnya."Kamu bisa ga sih, ga usah teriak. Nanti ga ada yang temenan sama kamu mampus!"
"Ihh mana ada, orang aku banyak temennya. Kan kemari aku udah berburu temen, jadi gampangg!" Memang benar saat masa MPLS Yoga lah yang lebih cepat mendapatkan teman. Bahkan Lian bisa mendapatkan teman karena dia kenalan dengan teman baru Yoga.
"Iya dehh!"
"Eh iya, kata Bagas kemarin kalo ngomong pake elu gue. Biar keren!"
"Mulai!" Lian berjalan meninggalkan Yoga yang terus membahas tentang cara memanggil. Ngotot banget ngomong lu gue, biar keren katanya.
"Tungguin gue!" Yoga berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Lian.
Lian dan Yoga kini sibuk mencari nama mereka disetiap kelas. Kelasnya ada delapan kelas mulai dari A-H.
"Oi!" Sapa salah satu teman baru Yoga, yaitu Bagas.
"Udah tau kelas lu?" Tanyanya lagi.
"Belum nih, gue belum tau kelasnya!"
Lian menahan tawanya saat mendengar nada bicara Yoga yang menurutnya lucu.
"Ohiya Lian, kelas lu tadi ada di 7B!" Kata salah satu dari teman Bagas, Wildan.
"Oh, makasih!"
"Wihh, Lian kelas unggulan!" Yoga.
"Yaudah aku ke kelas ku dulu ya."
"Ya hati-hati, nanti waktu istirahat kita jemput!" Kata Bagas.
Lian tersenyum dan berjalan menuju kelasnya.
"Ayok cari kelas, siapa tau kita sekelas yekan?" Wildan.
"Lu udah temenan lama sama Lian?" Tanya Bagas.
"Iya, gue satu SD sama rumah gue deket juga!"
"Oalah!"
Akhirnya mereka bertiga menemukan kelas masing-masing.
Yoga dan Bagas kelas C, dan Wildan D. Yoga cukup bersyukur karena kelasnya tidak jauh dari kelas Lian.
Meski begitu dia tetap merasa sedih karena tidak sekelas dengan Lian, habis ini siapa yang mau nyontekin dia lagi.TBC
Yeayy, akhirnya Lian udah masuk SMP😙
Jangan lupa vote dancomen doong, aku mau tau kalian comennya gimana😁
KAMU SEDANG MEMBACA
the truth
Fanfiction"Lu ga tau apa yang gue rasain bang, mangkanya lu mudah ngomong gitu. Lu ga tau rasanya gimana selalu dibandingin dan diabaikan." "Bahkan satu dari kalian ga ada yang anggap gue ada. Dan sekarang mungkin lu juga bakal jadi salah satu dari mereka!" #...