Cklekk...
"Dek, ada temen kamu!" Jean memberi tau adiknya jika ada yang mencarinya.
"Siapa?"
"Temen-temen kamu SMP kayaknya, ada Yoga juga."
"Berapa orang?"
"Tiga, buruan turun gih. Ga enak kalo lama nunggu!"
Lian langsung keluar dari kamar melewati abangnya begitu saja.
"Eh, kalian ngapain kesini?"
"Ngajak lu main lah, kuy lah main!" Wildan.
"Tap-"
"Mau kemana?" Tanya Jean yang sudah berada diantara Lian dan teman-temannya.
"Ya cuma main-main, jalan-jalan gitu bang," Bagas.
"Kamu di rumah aja Lian!"
"Tapi aku pengen ikut!"
"Ck, ijin aja sama mama!" Jean berdecak kecil, lalu berlalu begitu saja.
"Jadi ga nih?" Bagas.
"Jadi lah ayok, gue gini aja deh. Ga usah ganti baju."
"Halah ga usah, tetep ganteng kok!" Kata Wildan.
"Yaudah yuk!" Lian.
"Kamu ga ijin dulu ke mamamu Lian?" Yoga.
"Ga usah, ijin atau ga juga ga akan perduli. Ayok! Lagian bang Jean udah tau gue main."
"Tapi Lian, nanti kamu dimarahin!"
"Udah biasa, ayok!"
.
.
.Lian dan temen-temennya lagi nongkrong disalah satu warnet yang agak jauh dari rumahnya.
Jika kalian mengira mereka lagi main game atau apa, kalian salah. Mereka hanya nongkrong, duduk-duduk aja.
"Bang, gue kopi sama eceran satu!" Bagas.
"Gue juga sama deh!" Wildan.
"Kalian ngerokok?" Tanya Yoga yang terkejut saat tau ternyata kedua temannya merokok, padahal mereka masih dibilang masih kecil.
Tidak memungkiri Lian juga sama terkejutnya."Iya kenapa?" Bagas.
"Kalian ga takut dimarahin orang tua kalian?" Kini giliran Lian yang bertanya.
"Kalo mereka tau, baru kita dimarahin," Wildan.
"Lu berdua mau kopi juga ga, atau mau rokok juga?"
"Ga deh!" Lian dan Yoga sama-sama menggeleng, menolak tawaran Bagas.
"Kenapa? nih coba!" Bagas menawarkan rokok pada Lian dan Yoga.
Namun Yoga dan Lian tetap menolak."Yaudah!"
Yoga dan Lian hanya diam melihat Bagas dan Wildan ngobrol-ngobrol sama orang yang keliatan lebih tua dari mereka. Lian dan Yoga sebenarnya agak takut disini, tapi mau gimana lagi. Mereka udah terlanjur disini.
"Ini temen lu?"
"Iya bang!"
"Hahaha, lu dapet dari mana bocah-bocah polos gini?"
"Polos-polos gitu, kalo berantem mantep tuh."
Lian tersenyum canggung.
"Lian ayok pulang!" Bisik Yoga pada Lian yang duduk disampingnya.
Lian mengangguk, dia juga merasa tidak nyaman."Gue sama Yoga, duluan ya!"
"Ngapain buru-buru!" Tanya seseorang yang lebih tua itu.
"Iya, udah sore. Kita duluan."
"Hati-hati lu berdua!" Wildan.
Yoga dan Lian bernapas lega saat sudah berjalan menjauh dari tempat tadi.
"Kok mereka berani ya ngerokok? Padahal kan mereka masih belum terlalu dewasa." Tanya Yoga yang masih terheran.
"Lian, kamu takut ga sih sama mereka?"
"Biasa aja!"
"Apa kita harus ngejauhin mereka ya?"
"Ngapain?"
"Iya juga sih, mereka temen pertama kita. Asal kita ga ikut-ikutan mereka aja kan!"
"Perasaan dulu kamu yang pengen jadi keren pas SMP. Sekarang malah tetep kayak waktu SD. Kalo gitu gimana kamu bisa dapet pacar!" Lian lama-lama merasa lucu dengan Yoga.
"Tapiii!"
"Gapapa kok, asal kita ga ikut-ikutan mereka. Mereka juga ga nakal sama kita."
"Tapi aku takut, kalo kita ga ikut-ikutan tapi karena kita temen mereka. Terus kita disangkutpautin."
"Ga kok!"
"Oh iya, besok aku naik sepeda bareng kamu ya!" Yoga.
"Kenapa?"
"Gapapa, mau nemenin kamu."
"Yakin, nanti malah ngeluh. Lumayan jauh loh sekolahnya, ga capek emang?"
"Ga lah, pokoknya besok tungguin aku. Aku bakal nyusul ke rumah kamu."
"Iya aku tunggu!"
"Dadahh!!" Yoga melambaikan tangannya saat mereka berdua berpisah dibelokan.
TBC
Kalo mau komen, komen aja ga usah malu-malu 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
the truth
Fanfiction"Lu ga tau apa yang gue rasain bang, mangkanya lu mudah ngomong gitu. Lu ga tau rasanya gimana selalu dibandingin dan diabaikan." "Bahkan satu dari kalian ga ada yang anggap gue ada. Dan sekarang mungkin lu juga bakal jadi salah satu dari mereka!" #...