7

691 66 1
                                    

Kini Jean mulai disibukan dengan ujian-ujian dan bimbingan kelas tambahan. Jean kan udah kelas 6, dia udah mau mendekati Ujian Nasional jadi harus banyak belajar.

Seperti sekarang Lian tengah kesal dengan abangnya. Dia kan pengen main, tapi abangnya selalu sibuk belajar. Bilangnya nanti, tapi waktu disamperin masih aja belajar.

"Abang ayok main!"

"Nanti Lian!"

"Ini udah nanti abang. Abang dari tadi nanti-nanti terus tapi belajar mulu."

"Abang kan emang belajar Lian, abang udah mau ujian harus belajar."

"Tapi abang belajar mulu dari tadi."

"Ayok ihh!" Lian menarik-narik tangan Jean agar ikut main bersamanya.

"LIAN DIEM, ABANG HARUS BELAJAR!" Jean yang tidak sengaja Lian langsung menutup mulutnya, sadar akan kesalahannya.

"Abang bentak Lian."

"Lian kamu main sendiri dulu ya, abang masih harus belajar."
Jean mengusak rambutnya saat melihat mata Lian yang berkaca-kaca.

"Ada apa bang, kok teriak-teriak!"

Rina memasuki kamar Jean, saat mendengar teriakan putranya itu.

"Lian kamu ngapain? Jangan ganggu abangmu!"

"Lian mau main sama abang!"

"Main mulu kerjaan kamu, pantes ga pinter-pinter. Liat abang kamu rajin belajar, sekali-kali contoh itu abang kamu."

"Sana keluar, jangan ganggu abangmu!"

Berakhir Lian keluar dari kamar Jean. Dia udah mau nangis, tapi dia tahan.

Sementara Jean hanya diam saat Lian diomeli sama mama. Dia juga pusing, sebentar lagi mau UN. Dia harus belajar supaya bisa juara, dan masuk SMP yang dia mau.

Lian milih keluar aja dari rumah, dia mau ke taman aja.

Sampai di taman Lian hanya duduk diam disalah satu kursi taman. Dia masih kesal sama abang dan mamanya. Dia cuma mau ngajak abangnya main sekalian refreshing otak gitu,soalnya belajar mulu, ga capek apa.

"Lian!"

"Eh kak Mino."

"Kamu ngapain duduk sendiri di sini?"

"Gapapa, kak Mino ga belajar?"

"Hah?" Bingung Mino.

"Abang tuh dari tadi belajar mulu, bilangnya mau ujian harus belajar padahalkan sekarang hari Minggu. Terus waktu Lian ngajak main malah dimarahin."

"Ujiannya Minggu depan lagi kok, simulasi sebelum Ujian Nasional."

"Yaudah sekarang ikut kak Mino ke rumah Yoga ada Ecan juga!"

"Ayok aku mau!"

Lian pun ikut Mino menuju rumah Yoga. Kalo dari rumah Mino ke rumah Yoga emang harus ngelewatin taman dulu. Dan kebetulan Mino melihat Lian yang duduk sendiri di taman, jadilah Mino ajak sekalian.

Lian dan Mino masuk ke rumah Yoga, di sana udah ada yoga Ecan dan ada bang Dery juga ternyata.

Ecan dan Yoga mereka lagi main pasang-pasang Lego di depan tv yang sengaja di gelar karpet oleh orang tua Yoga, dan bang Dery cuma nonton tv.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam!"

"Loh Lian ikut?" Tanya Ecan.

"Ihhh, kalian jahat ga ngajak aku main. Untung kak Mino baik terus ajak aku."

"Hehe maaf!" Kata yoga dan Ecan barengan.

Lian tidak menghiraukan permintaan maaf Ecan dan Yoga. Dia langsung memilih untuk duduk disamping mereka dan ikut menyusun Lego.

Mino memilih duduk disamping bang Dery yang lagi nonton tv.

"Tumben ikut main Ecan?" Tanya Mino heran. Pasalnya Dery agak ga mau kalo disuruh main sama mereka. Katanya dia udah besar udah SMP.

"Katanya suruh jagain Ecan biar ga nakal di rumah orang."

Mino tertawa pelan mendengar jawaban dari bang Dery. Ecan emang nakal, enggak nakal sih lebih ke jail, sama aja sih.

.
.
.

"Ma, Lian udah pulang?" Tanya Jean yang baru turun dari kamarnya, baru aja selesai belajar dia.

"Belum!"

"Udah sore masa belum pulang ma?"

"Dia emang bandel kan, taunya cuma main."

"Mama jang-

"Assalamualaikum!"

Jean dan Rina menoleh kearah pintu masuk, dimana terdapat Lian yang baru masuk ke dalam rumah.

"Dari mana aja kamu sampek sore gini?"

"Main!" Jawab Lian singkat dan langsung berlalu ke kamarnya.
Rina sedikit kesal dengan sikap Lian.

"Liat tuh adekmu, ga ada sopannya."

"Mama sih marahin Lian terus!" Jean langsung menuju kamar adiknya.

Cklekk...

"Adekk!"

Lian tidak menjawab, dia lagi duduk dimeja belajarnya.

Jean yang dicuekin Lian, jadi makin merasa bersalah.

"Lian abang minta maaf!"

"Abang sama mama jahat bentak Lian."

"Maafin abang udah bentak kamu."

"Janji ga bentak-bentak lagi!" Kata Lian sambil mengulurkan jari kelingkingnya.

Jean tersenyum dan mengaitkan kelingkingnya ke kelingking sang adik
"janji!"

Mereka pun tersenyum bersama dan saling berpelukan.

"Emm, bau acem. Oh iya kan adek abang belum mandi," goda Jean.

Lian cemberut saat abangnya mengatainya.

"Hehe ga usah cemberut gitu, sana mandi. Terus kita main bareng!"

"Beneran ga ditinggal belajar lagi!"

"Iya!"

"Oke Lian mandi!"

Lian mengambil handuknya dan langsung menuju kamar mandi.














TBC

Lian yang cemberut di tinggal abangnya belajar mulu, gumeshh banget😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lian yang cemberut di tinggal abangnya belajar mulu, gumeshh banget😚

the truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang