13

642 63 0
                                    

Lian terbangun dari tidurnya karena mendengar suara dari bawah.
Lian meregangkan tubuhnya dan turun dari kasurnya. Berjalan melewati tangga guna melihat ada keributan apa dibawah.

Lian terdiam sejenak, ternyata kedua nenek dan kakeknya sedang berkunjung.
Di sana ada kedua neneknya, mamanya.

"Nenek!" Sapa Lian dengan suara khas bangun tidur.

"Siang banget bangunnya?" Tanya nenek dari mamanya.

Lian memilih tidak menjawab karena dia juga ga tau harus jawab apa.

"Emang gitu, bangun siang main terus juga. Beda banget sama Jean," kata Rina.

"Mandi sana gih, terus susul kakek abang sama papamu di halaman belakang!" Suruh nenek dari mamanya.

Lian dengan pelan membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Bahkan Lian baru membuka mata, hari baru saja dimulai. Tapi kata-kata yang menyakitkan sudah didengar oleh Lian.

"Lian sini!" Kata Jean yang melihat adiknya baru keluar dari rumah. Dan mengajaknya untuk bergabung.

Lian menghampiri abangnya dengan langkah gontai, di sana juga ada kakek-kakek nya dan juga papanya.

"Lian udah mandi?" Tanya papa.

Liang hanya mengangguk tanpa menjawab.

"Kenapa hm?" Tanya Arman.

Lagi-lagi Lian tidak menjawab dia hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan papanya.

"Yaudah, makan-makan ada abang juga. Bakarannya udah mateng."

"Iya!"

"Senyum dulu anak papa!"

Lian pun tersenyum lucu kearah sang papa.

"Lucunya anak papa." Arman mengangkat Lian dan menciumi wajah Lian.

Lian tertawa dengan tingkah papanya, dia merasa di sayang lagi.

"Lian sayang papa."

"Papa juga sayang Lian."

"Yaudah yuk!"

"Gendonggg." Kata Lian dengan nada manjanya. Jarang-jarang banget Lian manja gini.

"Oke!"

"Makanannya udah siap semua!"

Semuanya tersenyum menatap makanan yang sudah tertata dengan rapi. Ada berbagai jenis makanan yang terhidang.

Melihat hidangan yang terlihat menggiurkan, membuat siapapun akan langsung merasa lapar saat melihatnya.

"Wahh, Jean mau mam cumi-cumi sama kerang." Kata Jean dengan senang.

"Oke, nenek ambilin ya?" Neneknya mengambilkan satu porsi dengan menu yang Jean inginkan.

Neneknya memberikan piringnya pada Jean, yang tentu saja disambut dengan antusias.

"Kamu mau makan apa pa?" Tanya Rina pada Arman.

"Ayam bakarnya sama sambelnya dikit aja," Jawab Arman.

Dengan senang hati Rina langsung mengambilkan menu yang suaminya inginkan.

Arman tersenyum memperhatika suasana hari ini. Melihat istri dan anaknya yang makan dengan lahap. Kedua orang tuanya dan mertuanya yang ikut berkumpul, sambil sesekali mengobrol kan obrolan ringan.

Senyum Arman berhenti saat merasakan bajunya ditarik-tarik pelan dari samping.

"Papa Lian mau mam juga boleh?" Tanya Lian dengan wajah yang sangat polos.

Ah, astaga bagai mana bisa Arma hampir melupakan anaknya yang menggemaskan ini.

"Kenapa tanya dulu sih, Lian mau apa hm?" Dengan lembut Arman menanyai kemauan sang anak.

"Mau ayam sama cumi-cumi juga."

"Oke papa ambilin dulu!"

Melihat sang suami ingin mengambil makanan lagi membuat Rina bertanya.
"Nambah lagi pa?"

"Ah enggak, ngambilin buat Lian."

"Oh!"

"Adek, sini mam sini sama nenek sama mama." Jean melambaikan tangannya, mengajak Lian untuk makan bersama dengan nenek-neneknya dan mama juga yang lagi lesehan.

Tapi Lian hanya menggelengkan kepalanya setelah melihat tatapan sang mama, seakan melarangnya untuk ikut bergabung.

"Kenapa?" Tanya Jean.

"Mau sama papa!" Jawab Lian.

"Yaudah kalo ga mau, Jean lanjut makan aja," kata Rina.

"Kenapa ga mau gabung sama abang Jeje?" Tanya Arman pada Lian.

"Mau sama papa!" Jawabnya.

"Yaudah kalo gitu buruan dimakan itu!"
Lian pun mulai memakan makanannya dengan papanya disampingnya.


———::::———



"Yaudah Lian sama Jean tidur sana! Udah malem!"

Arman menyuruh anak-anaknya untuk pergi tidur. Sementara para kakek dan nenek sudah pulang sedari tadi, saat sesudah makan malam.

"Ayok dek, tidur sama abang ya!"

Jean langsung menggandeng tangan adiknya dan menuntunnya untuk pergi ke kamarnya.

Saat sampai di depan kamar Jean, Lian melepaskan genggaman tangan Jean.

"Lian mau tidur sendiri aja!"

"Kenapa?" Tanya Jean yang heran dengan adiknya, pasalnya Lian sangat senang saat diajak tidur bersamanya.

Lian menggeleng sebagai jawaban, dan setelah itu langsung putar balik menuju kamarnya sendiri.

Jean hanya menatap kamar Lian dengan tatapan sedih dan bingung. Dia merasa adiknya berubah.

Tak lama Jean berjalan memasuki kamarnya, mungkin Lian lagi pengen tidur sendiri.














TBC

the truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang