Hari ini hari libur, dan orang tua Arman mau berkunjung.
Jean seneng banget selain karena kakek neneknya yang jarang berkunjung, mereka kalo dateng selalu bawa banyak makanan sama mainan. Lian juga seneng banget, kakek neneknya mau dateng.Tapi si Lian ini masih belum mandi kalo Jean mah udah, bangun tidur langsung mandi.
"Lian mandi dulu sana!"
"Nanti mama!"
"Bisa ga sekali kalo di bilangin nurut! Jangan bantah terus"
"Iyaaa, Lian mandi!"
"Ayok mandi abang temenin."
"Jean kamu duduk sini, biarin dia sendiri. Jangan terlalu di manjain!"
"Tap-
"Sini cepet!"
"Gapapa abang Lian bisa mandi sendiri." Lian berlari menuju kamar mandi.
Sementara Jean berjalan dengan lesu ke arah sang mama.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, ibu bapak sini kalian masuk!"
Rina menyambut ibu dan bapak mertuanya yang sudah tiba.
"Arman kerja?"
"Iya Bu, katanya ada meeting mendadak."
"Oalah!"
"Ini ibu ada bawa beberapa makanan dan mainan buat Jean." Ucap ibu mertua Rina.
"Wahhh, Jean liat mainannya banyak. Buat kamu tuh!"
"Buat Lian?" Tanya Lian yang baru selesai mandi.
Lian berjalan menghampiri kakek dan neneknya.
"Buat Lian mana nek?"
"Nenek lupa!"
"Yahh, terus Lian ga dapet mainan." Lian menatap sedih main milih abangnya yang tadi dibeliin kakek ama neneknya.
"Gapapa nanti kita kongsi oke!" Kata Jean.
"Beneran?" Tanya Lian dengan mata yang berbinar.
Jean mengangguk dan tersenyum kearah Lian.
"Main di teras yok!"
"Ayok!"
Lian dan Jean berlari menuju teras sambil membawa beberapa mainan.
Sementara kakeknya memilih menonton tv sambil meminum kopi buatan Rina. Nenek dan Rina memilih membuatkan makan siang, Arman juga katanya waktu makan siang dia pulang.
Lian dan Jean kini asik dengan mainan mobil-mobilan mereka, ah lebih tepatnya mobil-mobilan punya Jean yang tadi dibeliin neneknya.
"Abang mobilnya melajuu, wusshhh....!"
"Hehe lucu banget kamu!"
"Wihh, main apa nih cucu kakek?"
"Main mobil-mobilan," jawab Lian.
"Seru banget?"
Lian mengangguk antusias. Lian senang dengan kakeknya, pasalnya kakeknya lah yang memperlakukannya sama dengan Jean.
"Kakek mau main?" Tanya Lian.
"Boleh?"
"Boleh," jawab Lian dan Jean bersamaan.
Brummm....(suara mobil)
Lian, Jean, dan kakek menoleh kearah mobil yang mulai memasuki halaman rumah.
Ternyata Arman pulang lebih awal.
"Hai!" Sapa Arman pada anak-anak.
"Papa!"
"Udah dari tadi yah?" Tanya Arman sambil menyalami tangan sang ayah.
"Iya, udah dari tadi."
"Ayok masuk!" Ajak Arman.
"Yaudah ayok, kakek ke dalem ya!"
Lian dan Jean mengangguk bersama.
"Wih masak banyak nih!"
"Udah pulang?" Tanya Rina.
"Iya, kelar cepet tadi kerjaannya."
"Ini udah hampir selesai, kalian duduk aja!"
"Panggil anakmu sekalian!"
Arman berjalan ke teras menghampiri Lian dan Jean yang masih asih bermain.
"Lian Jean masuk dulu, makan siang!"
Lian dan Jean mengangguk lalu langsung membereskan mainan mereka, dan berlari masuk ke dalam rumah.
"Jean jangan lari, nanti jatoh." Kata sang nenek memperingati.
Kini keluarga Arman sudah berada di meja makan semuanya.
"Jean mau yang mana sayang?" Tanya nenek.
"Lian mau ayam nek!"
"Nenek tanya Jean bukan kamu!"
"Ini ayam Lian!" Kakeknya langsung mengambilkan ayam yang Lian mau dan menaruhnya di piring nya.
"Makasih kakek!"
Mereka makan makanan mereka dengan nikmat, sesekali bercanda dan tertawa. Namun tidak dengan Lian, dia hanya diam menyaksikan semuanya tertawa. Nenek dan mamanya sangat memperhatikan Jean, sementara kakek dan papanya mengobrol bersama. Lian hanya diam menyaksikan, dia merasa sendiri.
"Mama Lian mau itu juga kayak abang!"
"Ambil sendiri, kan di depan kamu itu."
"Pengen diambilin Mamaaa!" Rengek Lian.
"Lian jangan manja, itukan didepan kamu piringnya tinggal ambil," kata Arman.
"Yaudah ga jadi." Berakhir Lian ga jadi makan.
Arman dan Rina lebih milih ga peduli dan melanjutkan makannya.
.
.
."Ga nginep aja Bu?"
"Kapan-kapan aja ya ibu nginep nya."
"Cucu nenek, nenek pulang dulu. Jangan kangen!" Kata nenek sambil mencium pipi Jean.
Lian hanya diam melihat neneknya yang mencium abangnya. Dia berharap dia digituin juga, tapi ternyata tidak.
"Kita pulang dulu!" Ucap kakek sambil mengusap rambut Jean dan Lian bergantian.
Lian tersenyum saat kakeknya mengusap kepalanya, Lian suka.
"Hati-hati kalian!" Kata Rina dan Arman bersamaan.
Setelah mobil nenek dan kakeknya sudah tidak terlihat, Arman mengajak semuanya untuk masuk ke rumah.
"Yaudah ayok masuk!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
the truth
Fanfic"Lu ga tau apa yang gue rasain bang, mangkanya lu mudah ngomong gitu. Lu ga tau rasanya gimana selalu dibandingin dan diabaikan." "Bahkan satu dari kalian ga ada yang anggap gue ada. Dan sekarang mungkin lu juga bakal jadi salah satu dari mereka!" #...