♡Querencia♡
Pairing : Juyeon & Hyunjae
Genre : Romance, Drama, School
Part : 06
"Hai, Juyeon" sapa Hyunjae menorehkan senyumannya pada seorang kasir di minimarket itu.
"Ada yang bisa aku bantu?" jawabnya datar.
"Lagi-lagi dia mengabaikanku, padahal setelah yang terjadi kemarin"
Mungkin saja Hyunjae sudah memiliki trauma dan kehilangan kesuciannya jika saja Juyeon tidak datang menolongnya saat itu. Meskipun begitu Juyeon masih saja bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.
Dan yang lebih menyebalkan, Juyeon sudah melihat tubuhnya yang hampir telanjang.
"BENAR-BENAR MEMALUKAN!!"
Wajahnya memanas setiap Hyunjae teringat akan kejadian itu dan berpikir tentang apa yang Juyeon pikirkan tentangnya saat itu. Juyeon sudah hampir melihat semuanya!
"Ini saja?" tanya Juyeon dan diangguki oleh Hyunjae.
Setelah selesai melakukan pembayaran Hyunjae kembali memasak ramyeon itu lalu menyerahkannya di hadapan Juyeon, kali ini ada dua cup ramyeon dan dua kaleng cola tentunya.
"Makanlah di meja itu. Ini bukan tempat untuk makan" ucap Juyeon.
"Makanlah bersamaku" pinta Hyunjae.
"Aku tidak-"
"Sstt! Tidak ada penolakan kali ini!" Hyunjae mengunci ucapan Juyeon dengan jari telunjuknya dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari lawan bicaranya, sedikit takut tapi dia harus nekat jika tidak ingin ramyeonnya dibuang sia-sia.
"Cepat!" Hyunjae menerabas ke balik meja kasir dan menarik lengan Juyeon membawanya ke meja makan di dalam minimarket itu. Pemadanngannya langsung menampilkan suasana malam hari di luar minimarket itu.
"Apa yang kau lakukan?"
"Duduk dan makan saja. Aku tidak bisa makan sendirian. Aku tidak akan bisa menelannya jika makan seorang diri" penjelasan macam apa itu? Tapi yang penting Juyeon mau makan dengannya.
"Aku harus bekerja"
"Tidak ada pelanggan lain tuh?" sahutnya sambil berkeliling mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut minimarket yang sepi itu.
Juyeon berdecak berkacak pinggang menatap Hyunjae malas.
"Aku tidak akan pulang sebelum kita habiskan ramyeon ini. Aku bahkan bisa mengikuti ke rumahmu jika kau tidak mau makan denganku" ancamnya.
"Kau mengancamku?" alisnya berkerut.
"Enggak tuh? Aku hanya memberikan sebuah penawaran untukmu"
Setelah beberapa saat terdiam berpikir Juyeon akhirnya ikut duduk tepat di sebelah Hyunjae dan langsung memakan ramyeon itu. Hyunjae tersenyum senang menatap Juyeon dengan mata berbinar. Ia ikut memakan ramyeon itu dengan mood yang sangat baik.
"Terimakasih, Juyeon. Karena sudah menolongku kemarin, aku bahkan tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi jika kau tidak datang" ucapnya dengan penuh perasaan tulus.
"Hn" responnya singkat lalu lanjut menyeruput ramyeonnya dengan nikmat.
Hyunjae memutar bola matanya malas dan kesal dengan respon singkat Juyeon.
"Sudah habis. Jika milikmu sudah habis pulanglah, jangan mengganggu pekerjaanku"
"Dia benar-benar tidak menganggapku?!"
"Juyeon" Hyunjae menahan lengan Juyeon yang hendak pergi kembali ke meja kasirnya.
"Aku benar-benar ingin berterimakasih padamu, aku berhutang budi. Bisakah aku melakukan sesuatu untuk membalas budimu? Aku rasa dengan ramyeon ini tidak akan cukup" tawaran dari Hyunjae membuat Juyeon menatapnya penuh minat.
"Kalau begitu -"
"Selain pergi dari hidupmu atau jangan pernah menemuimu lagi. Aku tidak akan menyerah untuk mencoba menjadi temanmu" potong Hyunjae. Wajahnya seketika berkerut kembali dengan ekspresi datar tidak minat lagi.
"Lakukan saja sesukamu" tandasnya lalu menghempaskan genggaman Hyunjae dari lengannya. Hyunjae terkikik senang lalu lanjut menghabiskan ramyeonnya.
"Aku pulang, Juyeon. Sampai jumpa besok!" pamitnya dan dibalasi deheman oleh Juyeon. Setidaknya sudah ada peningkatan, Juyeon mau meresponnya.
Hyunjae berpapasan dengan pemuda yang lebih pendek darinya dengan rambut hitam lekatnya. Hyunjae sempat terpana sesaat karena dia begitu menawan, auranya sangat kuat mendominasi dan karismatik. Tapi hanya sesaat hingga akhirnya ia pergi meninggalkan minimarket itu dan kembali pulang.
"Juyeon" panggil pemuda yang berpapasan dengan Hyunjae tadi.
"Eoh, Sangyeon-hyung? Apa yang kau lakukan disini?" Juyeon menatap Sangyeon merangkul ranselnya, dia baru pulang dari kuliahnya. Sangyeon baru saja menjadi mahasiswa baru tahun ini.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Bisakah kita mengobrol di depan?" ajaknya pada yang lebih muda.
Juyeon mengangguk. Sangyeon keluar lebih dulu lalu disusul oleh Juyeon sambil membawakan satu kaleng cola untuk Sangyeon.
"Ini, minumlah"
"Terimakasih"
Mereka duduk bersebelahan di batasi oleh meja bundar di halaman minimarket itu.
"Apa kau sedang ada masalah, Juyeon?"
"Langsung saja, Hyung" ucap Juyeon saat tahu kalau Sangyeon sedang berbasa-basi.
"Aku dengar kau sedang mencari pekerjaan lain? Kau terlalu memaksakan diri" ujarnya.
Juyeon menghela napas lalu menyandarkan tubuh kurusnya pada sandaran kursi.
"Walaupun kau melarangku aku akan tetap melakukannya. Lagipula aku sudah mendapatkannya"
"Kau bisa mati kelelahan Juyeon!"
"Lalu aku harus bagaimana lagi?! Aku harus membeli obat agar ibu bisa tetap sehat. Hanya dia satu-satunya keluargaku saat ini..."
"Kau masih punya aku, Juyeon. Aku bisa membantumu, kalau kau memang tidak mau menerima bantuanku anggap saja kau meminjam uang itu. Kau bisa mengembalikannya kapanpun. Jangan paksakan dirimu seperti ini, fisik dan mentalmu tidak akan kuat. Kau juga baru masuk SMA, Juyeon..." nasihatnya pada sahabat masa kecil yang sudah Sangyeon anggap sebagai saudara sendiri. Sayangnya sepertinya Juyeon hanya menganggap Sangyeon sebagai teman biasa saja.
"Maaf, Hyung. Aku paham niatmu baik tapi... Aku takut. Aku takut kejadian yang Ibu alami dulu terulang kembali..."
To Be Continued...
- 13.12.2022 -
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Querencia | Jujae/Jumil ♡
Fanfiction"Querencia" adalah tempat di mana jiwa merasa betul-betul di rumah, di mana setiap sudut mengembalikan kenangan manis, dan di mana hati merasa damai dalam kehangatan yang diberikan oleh kenangan lama dan harapan baru. Lee Juyeon ♡ Lee Hyunjae ♡Jujae...