"Querencia" adalah tempat di mana jiwa merasa betul-betul di rumah, di mana setiap sudut mengembalikan kenangan manis, dan di mana hati merasa damai dalam kehangatan yang diberikan oleh kenangan lama dan harapan baru.
Lee Juyeon ♡ Lee Hyunjae
♡Jujae...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selama perjalanan sepulang sekolah tadi Hyunjae berpikir mungkin Juyeon itu bukan orang jahat. Hanya saja dia memiliki emosi yang tinggi dan sifatnya yang dingin itu. Dibuktikan kalau dia tidak pernah mengganggu orang-orang yang tidak mengusiknya.
Dan kejadian hari ini di UKS tadi sebenarnya cukup membuat Hyunjae penasaran. Sorot mata milik Juyeon yang selama ini belum pernah ia lihat. Sorot binar dari manik Juyeon tadi siang cukup indah. Karena biasanya yang selalu Juyeon nampakkan adalah sorot tajam penuh rasa dingin seakan siap menusuk ke dalam mata lawan bicaranya. Terkadang sorot matanya juga nampak sayu seperti orang yang sedang kelelahan dan kurang tidur.
Dia cukup misterius.
"Selamat datang" ujar penjaga kasir di minimarket yang Hyunjae datangi malam itu.
"Eoh? Juyeon?" seru Hyunjae sedikit terkejut.
Juyeon hanya menatap Hyunjae dengan tatapan biasanya dan mengangguk pelan. Ingin rasanya Hyunjae menanyakan sederet pertanyaan pada Juyeon namun ia mengurungkan niatnya sebab ini masih jam kerjanya.
Dan yang Hyunjae sayangkan ini sudah pukul sebelas malam lebih dan Juyeon masih harus bekerja selarut ini. Inikah alasan dibalik sorot mata yang setiap hari ia lihat?
Di balik rak minimarket Hyunjae melirik mengintip pada Juyeon yang sedang melayani pembeli dengan ramah. Terlihat senyumnya yan tipis saat sedang melayani pembeli.
"Dia tampan juga kalau tersenyum" gumamnya tanpa sadar.
Hyunjae mengerutkan dahinya sadar akan apa yang ia katakan. Ia menggelengkan kepalanya cepat menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang merasukinya malam ini.
"Hai, Juyeon. Jadi kau bekerja disini ya?" sapanya lalu menaruh barang yang ia beli di meja kasir.
"Ini saja?" tanya Juyeon.
Hyunjae mengangguk lalu Juyeon mulai menyecan dua ramyeon instan dan dua cola yang ia beli. Hyunjae terus menunggu Juyeon menampakkan senyumnya tadi padanya tapi sampai transaksi selesaipun senyuman itu tidak kunjung muncul. Hyunjae cemberut kecewa.
"Kau sudah makan malam?" tanya Hyunjae.
"Totalnya 8000 won"
Hyunjae mengerutkan dahinya sedikit kesal pasalnya Juyeon terus mengabaikan pertanyaannya.
"Kau sudah makan malam atau belum, Juyeon?" ujarnya sekali lagi.
"Mau pakai kantong plastik atau tidak?"
"Kau ini pandai sekali mengabaikan pertanyaan orang ya..." gumamnya lesu.
Yang di ajak bicara masih saja diam tiga ribu bahasa tak menghiraukan perkataan Hyunjae. Mungkin ini alasan Juyeon sama sekali tidak memiliki teman di sekolah. Selain sosoknya yang cukup mengintimidasi kepribadiannya juga buruk. Padahal tadi siang mereka sudah memulai percakapan.
"Apa dia tidak akan memedulikan orang yang tidak memiliki urusan dengannya?" batin Hyunjae.
Hyunjae kemudian beranjak membuat dua ramyeon yang ia beli tadi di dalam minimarket itu. Setelah matang Hyunjae mengambil dua ramyeon itu dari dalam microwave.
"Ini"
"Apa ini?" tanya Juyeon setelah menatap satu mangkok ramyeon instan yang Hyunjae beli tadi.
"Ramyeon"
"Aku tahu. Kenapa kau menaruhnya disini?"
"Ini untukmu"
"Kau pikir aku akan makan ini?" tolak Juyeon, tatapannya sangat menginterupsi.
"Eoh? Apa maksudmu, Juyeon? Aku sengaja membelikan ini untukmu" Hyunjae bingung menyikapi sikapnya. Sangat dingin, sebenarnya apa yang salah dengannya?
"Aku tidak menyuruhmu untuk membelinya"
"JINJJA!!" ingin sekali mengumpati sosok di hadapannya ini tapi ia masih sayang nyawa.
"Menyingkirlah, kau menganggu pekerjaanku"
Hyunjae berbalik menemukan pembeli lain yang hendak membayar. Hyunjae berpindah posisi sambil masih terus memperhatikan Juyeon melakukan pekerjaannya. Hingga sudah sekitar dua puluh menit Hyunjae masih terus berdiam diri tanpa mendapatkan atensi dari Juyeon sedikitpun. Ramyeon tadi pun sudah dingin dan mengembang.
"Mungkin dia malu jika aku masih disini?" pikirnya.
"Aku pergi!" serunya kesal meninggalkan minimarket itu.
Hyunjae kemudian bersembunyi mengintip apakah Juyeon akan memakannya. Hyunjae tersenyum lebar saat Juyeon mengambil mangkok ramyeon itu dan membawa keluar. Namun detik berikutnya sangatlah tidak disangka-sangka.
Juyeon membuang ramyeon yang Hyunjae berikan tadi ke tempat sampah.
Hyunjae terdiam dengan segala rasa kecewanya. Kenapa Juyeon bisa setega itu? Apakah dia masih dendam tentang kejadian bola voli tadi?
"Dia...sangat jahat..." gumamnya lirih lalu berjalan pergi meninggalkan minimarket itu dengan lesu.
Keesokan harinya masih menjadi hari yang biasa saja. Kedua pemuda tetap menjalani hari-hari seperti biasa seolah tidak ada yang terjadi meskipun setelah kejadian bola voli, uks, dan minimarket semalam.
Juyeon masih menjadi sosok yang sulit di dekati.
Dan sekarang Hyunjae tahu kenapa Juyeon sama sekali tidak memiliki teman di sekolahnya. Sikapnya sangat buruk disertai perawakannya yang mengintimidasi orang-orang. Membuat siapapu otomatis tidak ingin mendekatinya. Jikalau sudah pernah ada yang mencoba mungkin orang itu akan kesal dan segera berpaling karena sikap dinginnya.
Namun sepertinya Hyunjae akan jadi satu-satunya orang yang akan segera berpaling karena sikap dingin Juyeon. Hyunjae justru makin tertarik dan penasaran, sosok seperti apa di balik seluruh tampilan yang Juyeon tampilkan. Apakah itu sosok aslinya atau dia hanya berusaha menyembunyikan sesuatu di balik sosok dingin tersebut.
To Be Continued...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- 10.12.2022 - . . .
Kayanya ini bakal jadi slowburn romance deh, semoga kalian gak bosen ya 😄