24

100 10 0
                                    

Hyunjae dengan sigap memanggang daging sapi yang dibelinya di tempat kerja paruh waktu Juyeon sekaligus menunggu waktu shift Juyeon selesai sebentar lagi sehingga mereka bisa memakan daging itu bersama, kali ini Hyunjae yang mentraktir.

Senyum pemuda manis itu merekah kala Juyeon berjalan ke arah mejanya tanpa menggunakan apron dan seragam kerjanya dengan senyumnya yang tipis namun terlihat manis itu.

"Shiftmu sudah selesai?" tanya Hyunjae begitu Juyeon duduk di sebrang mejanya.

Juyeon mengangguk, "Sudah. Tapi ngomong-ngomong kenapa tiba-tiba kamu kesini?" tanya Juyeon.

"Yah aku bosan dari kemarin di rumah belajar terus, sekali-kali pengen keluar aja. Dan kebetulan hari ini jadwalmu kerja disini jadi sekalian saja aku ingin makan daging hehe." tuturnya panjang membuat mereka berdua bertukar senyum.

"Ini untuk Juyeon yang sudah bekerja keras hari ini, aku yang masak. Makanlah!" Hyunjae dengan sigap menaruh beberapa potong daging yang sudah matang di atas piring Juyeon.

"Terimakasih, Hyunjae. Aku makan ya." Juyeon dengan lahap memakan daging yang Hyunjae masak dengan segenap hatinya.

"Bagaimana? Apakah matangnya pas?"

Juyeon mengangguk antusias, "Euhm! Ini sudah pas, enak sekali!" sambil memberi jempol mengapresiasi Hyunjae.

Hyunjae tersenyum puas bisa melihat Juyeon tersenyum seperti itu berkat dirinya.

"Ini aakk, kamu juga makanlah." Juyeon mengarahkan sepotong daging pada mulut Hyunjae berniat menyuapinya. Hyunjae relfeks membuka mulutnya lalu melahap daging yang Juyeon berikan.

Matanya membelalak karena rasa daging yang enak itu.

"Enak kan?"

"Iya! Enak banget!"

Mereka berdua makan sambil bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang lucu juga kadang mengesalkan entah itu di sekolah atau di tempat kerja. Hingga tanpa sadar waktu sudah semakin larut dan mereka memutuskan untuk pulang.

Dalam langkah yang berirama juga suasana malam yang tenang dengan sepoi-sepoi angin malam yang menyejukkan mereka berdua berjalan dengan perlahan di bawah sorot lampu malam.

"Malam ini sangat tenang, bukan?" Juyeon membuka percakapan di antara mereka.

"Iya, benar. Sepi dan damai. Kadang-kadang malam seperti ini membuatku merasa lebih dekat dengan diri sendiri," sahut Hyunjae.

"Aku juga merasakannya. Terkadang di tengah malam seperti ini kita mendengarkan lebih banyak suara dari dalam diri kita sendiri,"

"Pantas saja kamu dulu lebih suka menyendiri." sindir Hyunjae dengan tawa kecilnya membuat Juyeon ikut tertawa juga.

"Tapi suasana seperti ini juga bisa membuatku sejenak melupakan hiruk-pikuk dunia luar dan fokus dengan asalan keberadaanku disini sekarang," tutur Juyeon dengan nada lembut namun terdengar dalam itu.

Hyunjae merenung sejenak setelah mendengar perkataan Juyeon, "Terkadang aku juga merasa kehilangan di tengah hiruk-pikuk kehidupan seperti ini. Seperti kita sibuk dengan banyak hal sampai-sampai melupakan siapa sebenarnya diri kita ini,"

"Aku juga bisa mengerti perasaan itu. Dunia sering memaksa kita untuk bergerak cepat dan tidak sesusai keinginan kita. Membuat kita melupakan apa yang sebenarnya ingin kita lakukan sebenarnya."

Hyunjae mengangguk menyetujui ucapan Juyeon barusan. Ia tersenyum lega dan merasa bersyukur sudah memutuskan untuk keluar dan bertemu Juyeon malam ini. Percakapan hangat tadi bisa membuat hati dan pikirannya menjadi lebih tenang.

[✓] Querencia | Jujae/Jumil ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang