30

118 13 4
                                    

Saat masa ujian telah berlalu, Hyunjae kini hanya bisa menunggu dengan gelisah hasil pengumuman peringkat paralelnya. Posisi yang diharapkannya tak lain adalah peringkat satu hingga tiga, yang akan membawanya mendapatkan beasiswa penuh serta kebebasan untuk memilih universitas dan jurusan yang diinginkannya. Namun, dalam menunggu hasil tersebut, gelisah tak henti mengusik pikiran Hyunjae, meruntuhkan ketenangannya.

Untuk sedikit meredakan kegelisahannya, Hyunjae memutuskan untuk kembali ke panti asuhan, tempat yang telah menjadi saksi banyak kenangan berharga baginya. Di sana, ia bertekad untuk bertemu kembali dengan Eric, anak mungil yang telah menarik perhatiannya pekan lalu. Dengan penuh kekhususan, Hyunjae memohon izin pada Suyeon untuk mengajak Eric keluar bersamanya, bermain dan menjelajahi dunia di luar bersama-sama.

“Halo, Eric! Apa kabar? Masih ingat kakak?” Dengan ceria Hyunjae menyapa Eric yang setia memeluk boneka anjing yang diberikannya pekan lalu.

“H-Halo.. Kak Hyunjae..” balasnya dengan malu-malu. Mata bulat Eric menatap Hyunjae dengan begitu polos.

Hyunjae tersenyum lembut melihat kepolosan dalam mata Eric. “Ayo, Eric. Aku punya ide! Bagaimana kalau kita pergi keluar hari ini? Kita bisa bermain di taman atau mungkin mencicipi bungeoppang favoritmu!”

Eric tersenyum malu-malu, tapi ekspresinya penuh antusiasme. “B-Benarkah, Kak Hyunjae? Aku senang sekali!”

Hyunjae mengangguk. “Tentu saja! Ayo segera siap-siap. Kita akan membuat hari ini menjadi hari yang menyenangkan!”

Dengan gembira, Eric melepaskan pelukannya pada boneka anjingnya dan menggenggam tangan Hyunjae dengan antusias. Mereka berdua pun bergegas meninggalkan panti asuhan, siap menjelajahi dunia di luar bersama-sama. Suyeon mengiringi kepergian Hyunjae dan Eric dengan senyumnya.

Saat bis meluncur menuju pusat kota, Eric duduk di samping jendela, matanya tak pernah lepas memandangi pemandangan yang berlalu begitu cepat di luar jendela. Betapa antusiasnya wajahnya, tercermin dari kilauan mata yang memancar dan senyum yang tak lekang dari bibirnya. Hyunjae merasa hangat melihatnya, membiarkan kegembiraan Eric meresap ke dalam hatinya.

Hyunjae berharap bisa memberikan perlindungan dan kasih sayang kepada Eric, bahkan jika itu berarti mengadopsinya atau menjadikannya adik angkatnya. Namun, bayangan tentang reaksi Ayahnya menghalangi langkah-langkahnya. Hyunjae tahu bahwa Ayahnya mungkin tidak akan menyetujui keinginannya.

“Woah..” seru Eric, memecah lamunan Hyunjae. Hyunjae menyadari bahwa Eric sedang memandangi sebuah gedung Mall yang cukup besar di tengah Kota itu. Sepertinya Eric tertarik dengan Mall itu?

“Eric, tahukah kamu apa itu?” tanya Hyunjae, dan Eric hanya menggeleng, menunjukkan bahwa dia tidak tahu.

“Itu disebut Mall,” Hyunjae menjelaskan dengan antusias. “Di dalam gedung itu, kamu bisa menemukan segalanya, tempat untuk berbelanja, makanan lezat dari berbagai macam tempat, bahkan tempat bermain juga ada di sana.”

“Wah.. benarkah? Rasanya tempat itu menyenangkan,” Eric berkata.

“Tentu saja! Karena kita akan segera pergi ke sana,” Hyunjae menjawab.

“Yaay! Asik!” Eric bersorak gembira, dan tanpa sadar, tangannya yang mungil menggenggam tangan Hyunjae saat mereka turun dari bis.

Mereka berjalan beriringan menuju pintu masuk Mall, Eric masih terlihat sangat antusias. Hyunjae tersenyum melihat semangat Eric, merasakan kebahagiaan anak itu membawa kehangatan dalam hatinya.

Setibanya di dalam Mall, Eric tampak takjub melihat segala sesuatu di sekitarnya. Matanya bersinar-sinar saat melihat berbagai macam toko dan keramaian pengunjung. Hyunjae menggandeng tangannya lebih erat, memastikan Eric tidak tersesat di antara kerumunan.

[✓] Querencia | Jujae/Jumil ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang