Secercah harapan muncul setelah Hyunjae menyadari perasaannya pada Juyeon selama ini. Ia berpikir apakah yang tujuan hidupnya selama ini? Tidak ada. Semua pencapaian dan semua hal yang Hyunjae tuju ini adalah tujuan Ayahnya, bukan dirinya.
Menjalani hal yang bukan diinginkannya membuat semuanya terasa memberatkan. Walaupun sebenarnya ia sudah terbiasa. Hyunjae juga akan bisa melakukannya dengan sepenuh hati setidaknya jika ia mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, terlebih lagi dari orang yang sudah mengadopsinya dan membuatnya melakukan semua tanggung jawab di masa depan itu nanti.
Tapi apa yang Ayahnya lakukan? Pria itu bahkan sama sekali tidak menganggap Hyunjae sebagai anaknya seperti yang sudah kalian tahu sebelum ini.
Tepat setelah insiden percobaan bunuh dirinya gagal karena Juyeon malam itu Hyunjae masih benar-benar akan berpikir untuk melakukannya lagi tepat sebelum ia menyadari perasaannya pada Juyeon.
Benar.
Hyunjae kini memiliki satu tujuan.
Hyunjae kini memiliki satu rumah yang bisa membuatnya nyaman.
Hyunjae kini sudah tidak berpikir untuk bunuh diri lagi dan akan terus hidup menemani perjalannya dengan Juyeon.
•••
“Juyeon!” Hyunjae memanggil dengan lambaian tangannya semangat lalu berlari kecil menghampiri Juyeon, orang yang sudah ia tunggu sejak tadi.
“Hyunjae? Eh!” Juyeon langsung menahan tubuh Hyunjae yang hendak melompat memeluknya di tengah keramaian ini. Hyunjae langsung cemberut menekuk wajahnya malas.
“Tidak usah menekuk wajahmu seperti itu. Ayo cepat, katamu mau lihat teman-temanmu di kebun binatang,” ujarnya lalu berjalan meninggalkan Hyunjae lebih dulu.
Yang di ejek merasa kesal lalu menyusul Juyeon dan mencubit pinggang Juyeon membuatnya mengaduh sementara yang mencubit tertawa puas.
“Kamu menyamakanku dengan monyet?!”
“Enggak tuh? Siapa bilang aku menyakanmu dengan monyet?”
“Lalu apa?”
“Kuda nil,”
“JUYEON IHHH!!” Hyunjae segera memukul-mukul pundak Juyeon kesal sepanjang perjalanan menuju halte bis.
Mereka berdua tertawa cerah bersama secerah cuaca siang hari ini. Entah sejak kapan Juyeon bisa mulai tersenyum selebar ini, ia lupa kapan ia terakhir tersenyum dan tertawa seperti ini. Setidaknya ia bisa kembali merasakan perasaan itu saat Hyunjae bersamanya.
Setibanya di Kebun Binatang tempat tujuan mereka hari ini Hyunjae segera saja menarik Juyeon berlari menuju Kebun Binatang dengan semangat sementara Juyeon hanya berusaha mengimbangi energi Hyunjae agar dirinya tidak terjatuh.
Tidak pernah terbayang sebelumnya Juyeon akan pergi ke Kebun Binatang seperti ini jika saja Hyunjae tidak mengajaknya pada malam itu. Karena berusaha menyenangkan Hyunjae dan ingin membuat temannya itu lupa akan kejadian yang menyakitkan membuat Juyeon langsung menyetujui ajakan Hyunjae.
“Juyeon lihat itu!”
“Juyeon! Jerapahnya tinggi sekali!”
“Bangau oh bangau kenapa kamu kurus?!”
“Juyeon kesana yuk!”
“Woah! Juyeon! Ada buaya darat!!”
“Buaya darat katanya?” Juyeon mendengus kaku menahan tawanya dan membiarkan Hyunjae menariknya kesana-kemari bahkan Hyunjae sama sekali belum melepaskan tautan tangan mereka sejak tadi sampai akhirnya entah kapan kini malah Juyeon yang menggenggam erat tangan Hyunjae.
![](https://img.wattpad.com/cover/328651004-288-k456252.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Querencia | Jujae/Jumil ♡
Fanfiction"Querencia" adalah tempat di mana jiwa merasa betul-betul di rumah, di mana setiap sudut mengembalikan kenangan manis, dan di mana hati merasa damai dalam kehangatan yang diberikan oleh kenangan lama dan harapan baru. Lee Juyeon ♡ Lee Hyunjae ♡Jujae...