♡ ♪ Music Playing : Jiwaru Days - JKT48 ♪ ♡
•••
Di dalam bis, hari semakin malam, dingin menyelimuti tubuh Hyunjae. Ia menatap keluar jendela bis dengan pikiran yang melayang-layang, dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Apakah ia harus menghubungi Juyeon untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi? Tetapi, Hyunjae merasa takut bahwa ia tidak akan sanggup pergi jika mendengar suara lembut Juyeon lagi nantinya.Dengan napas yang terasa berat, Hyunjae akhirnya turun dari bis dan melangkah sendirian menuju rumahnya. Saat melangkah, ia tersadar bahwa sudah sampai di depan minimarket yang menyimpan banyak kenangan, termasuk kenangan bersama Juyeon.
Hyunjae tersenyum getir saat memikirkan kenangan-kenangan indah yang mereka bagi di tempat itu. Perlahan, ia mengambil ponselnya yang sejak kemarin ia matikan.
Dering tunggu ponsel berbunyi sesaat sampai yang Hyunjae hubungi mengangkat panggilan itu, "Halo, Lee Juyeon..."
"Halo, Hyunjae." Ucap Juyeon dari balik telepon.
Hyunjae yang mendengar suara Juyeon yang tampak sangat jelas itu menjauhkan telepon itu dari telinganya dan menatapnya aneh. Sejak kapan suara teleponnya bisa sejelas dan sejernih itu, apa karena ia terlalu memikirkan Juyeon?
"Hyunjae." Juyeon kembali bersuara dan kali ini lebih keras. Hyunjae seketika berbalik dan menemukan Juyeon ada di hadapannya saat ini. Hyunjae terdiam tidak bereaksi karena terlalu terkejut.
"Apa kamu baik-baik saja? Kenapa dari kemarin tidak bisa ku hubungi?" tanya Juyeon khawatir.
"J-Juyeon? Bagaimana kamu bisa ada disini?" Hyunjae balik bertanya, ia menatap Juyeon dengan heran. Juyeon dengan pakaian biasanya sedang menenteng tas ransel di pundaknya.
"Aku akan menginap di rumah temanku dan akan segera mencari tempat tinggal di dekat kampus nanti," jawabnya.
Begitu Juyeon menyinggung kata kampus Hyunjae jado teringat akan kegagalannya. Sedangkan Juyeon, tanpa bertanya pun Hyunjae tahu kalau Juyeon berhasil.
"Hyunjae?" Panggil Juyeon pasalnya Hyunjae hanya diam terpaku menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Maafkan Aku, Juyeon. Aku gagal," ujar Hyunjae penuh penyesalan.
"Hyunjae? Apa maksudmu?"
"Aku gagal mendapatkan beasiswa itu,"
Juyeon terdiam memahami keadaannya. Jadi itu alasan Hyunjae tidak menghubunginya sejak kemarin.
Dengan langkah yang penuh empati, Juyeon mendekat pada tubuh rapuh Hyunjae, lalu dengan lembut meraihnya dalam dekapannya. Hyunjae, terisak pelan, membiarkan air matanya membasahi pundak Juyeon. Juyeon, dengan kasih sayang yang tulus, membelai lembut punggung Hyunjae, menawarkan kenyamanan dan ketenangan dalam situasi yang sulit ini. Dalam dekapannya, Hyunjae merasa seperti beban yang selama ini dipikulnya sedikit demi sedikit mulai terangkat, meninggalkan kelegaan yang lama dinanti.
"Kamu sudah berjuang, Hyunjae. Kamu sudah berusaha keras untuk mencapai beasiswa itu. Jangan salahkan dirimu sendiri karena hal ini," ujar Juyeon memberi semangat pada Hyunjae.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Querencia | Jujae/Jumil ♡
Fanfiction"Querencia" adalah tempat di mana jiwa merasa betul-betul di rumah, di mana setiap sudut mengembalikan kenangan manis, dan di mana hati merasa damai dalam kehangatan yang diberikan oleh kenangan lama dan harapan baru. Lee Juyeon ♡ Lee Hyunjae ♡Jujae...