Lee Soo Hyuk #2

1K 216 23
                                    

Sejenak setelah memberitahukan alamatnya, kedua insan di dalam mobil ini berakhir saling berdiam diri. Soo Hyuk hanya sempat berdeham menunjukkan ia tahu alamat yang Lisa maksud. Bersyukur jaraknya tidak begitu jauh yang artinya mereka tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama berdua di dalam mobil.

Adapun LIsa tidak pernah terbiasa dengan rasa canggung seperti ini. Ia terlihat meremas pelan jemarinya yang diletakkan di pangkuannya. Dan pria di sampingnya bahkan tidak punya inisiatif sama sekali untuk menyalakan radio sekadar mencairkan suasana, membuat Lisa berpikir mungkin Soo Hyuk sama sekali tidak terganggu dengan situasi ini.

Hati-hati Lisa berusaha melirik sedikit ke arah pria di sampingnya. Rambut hitam pria itu basah dan sedikit berantakan dari sebelumnya. Ia juga sudah menggulung lengan bajunya hingga siku, memamerkan otot lengan sembari ia memegang stir mengendarai mobil. Jasnya sudah dilepas dan diletakkan di kursi belakang, sedangkan kemejanya terlihat basah dan melekat sempurna ke tubuhnya yang siapapun yang melihat akan tahu betapa kekarnya tubuh pria ini.

Lisa mengutuk pikirannya dan segera mengalihkan pandangan. Apa-apaan dengan sikapnya? Padahal pria ini sudah baik hati ingin menolongnya, dirinya malah sibuk memperhatikan tubuhnya, benar-benar bukan perbuatan terpuji.

Hujan menghantam dengan deras sepanjang perjalana yang mereka lalui. Soo Hyuk berusaha keras mengacuhkan wanita di sampingnya dan berusaha fokus dengan kemudi, tapi kenyataannya begitu sulit untuk melakukan itu. Sejenak tadi ketika Lisa masuk dan duduk di mobilnya, kendaraannya ini langsung dipenuhi campuran aroma vanila dan musk, seakan-akan sekujur tubuh wanita itu terbuat dari kedua bahan itu, wanginya semerbak dan melingkupi setiap apa yang disentuh wanita itu.

Hal itu menghadirkan sensasi aneh dalam dirinya dan penciumannya, membuat ia sangat menyadari keberadan wanita di sampingnya dan begitu sulit untuk berpura-pura berpikir ia tak ada. Seja tadi keinginan untuk meliriknya begitu besar, hanya saja ia berusaha keras mengontrol hasratnya dan berusaha berkonsentrasi dengan kemudi.

Ketika mereka akhirnya mencapai pertigaan menuju jalan utama, mereka dihadapkan dengan kemacetan yang begitu panjang ke arah tujuan rumah Lisa.

Sejenak melupakan keberadaan Lisa, Soo Hyuk mengumpat kasar sambil menegok jam di mobil. Waktu hampir menunjukkan pukul 5 sore yang artinya saat di mana orang-orang pulang dari kantor dan memadati jalanan. Benar-benar sial.

"Aku tahu jalan pintas.", ujar Lisa tiba-tiba. "Kau sebaiknya mengambil jalur kanan dibanding kiri."

Soo Hyuk menatap Lisa tajam seakan mengatakan bahwa perkataannya barusan jangan sampai asal.

Lisa tersenyum gugup. "Percayalah, aku sering melalui rute ini."

"Benarkah?" ujar Soo Hyuk tidak tidak yakin dan terkesan meremehkan Lisa. "Bagaimana kau bisa tahu? Kau bahkan tidak punya mobil."

"Bukan berarti aku tidak pernah naik taksi kan?" jelas sekali wanita ini tidak tersinggung dengan balasan Soo Hyuk barusan. "Sopir taksi lebih mengenal daerah ini dari siapapun dan mereka tentu tahu rute agar terhindar dari kemacetan di jam-jam begini."

Menarik napas dalam, Soo Hyuk akhirnya puas dengan jawaban Lisa. Ia mengambil jalur kanan ketika lampu lalu lintas berwarna hijau dan melewati banyak kendaraan lainnya yang memilih jalur kiri, dan benar, ia berhasil memasuki jalan tol dalam waktu singkat berkat saran dari Lisa. Dalam benaknya, ia berusaha mengingat rute ini kalau-kalau nanti terjebal kemacetan di lokasi yang sama.

"Jadi..," Lisa berusaha membuka percakapan berharap pria ini akan merespons karena sedikit tip darinya tadi. "apa pekerjaanmu?"

Soo Hyuk hanya melirik sedikit sebelum berujar, "Aku bekerja di perusahaan elektronik."

Not So Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang