Wang Yibo

2.5K 258 15
                                    

Seorang pemuda yang menyusuri jalan kompleks menarik perhatian Lisa yang sedang duduk santai di depan rumah sambil baca buku, menunggu tukang batagor langganannya.

Pemuda itu terlihat bingung melirik kanan kiri perumahan seperti mencari-cari alamat. Di punggungnya ada ransel dan gayanya terlihat seperti seorang mahasiswa.

Yang menarik perhatian Lisa adalah paras pemuda itu yang di atas rata-rata. Wajah asia seperti pada idol Korea atau China dengan kulit putih melebihi beningnya kulit Lisa. Padahal Lisa juga perawatannya tidak main-main, tetap saja merasa kalah melihat kulit flawless pemuda itu.

Langkahnya yang kebingungan terhenti ketika sampai tepat di depan pagar rumah tempat Lisa tinggal. Pemuda itu menatap papan nama di dinding depan dengan serius, sebelum beralih ke wajah Lisa. Senyumnya terkembang.

"Halo,"

Ah, sekarang Lisa paham maksud dan tujuan pemuda ini.

"Penghuni kost baru, Mas?"

Mendengar itu, senyum pemuda itu semakin terkembang diikuti anggukan kepala.

"Jadi, bener yah, Mbak, ini kostan yang saya cari?"

Lisa balas tersenyum, tapi kemudian menggeleng.

"Emm, salah, Mas. Yang ini kostan khusus Putri. Punya Mas yang di seberang." Lisa menunjuk bangunan kost yang berada tepat di depan kostannya di seberang jalan.

Pemuda itu ikut menatap ke arah yang dimaksud dengan kening kembali berkerut.

"Kost Ramona Raya, kan?"

Lisa kali ini mengangguk. "Nama kostnya udah bener, Mas. Tapi yang ini khusus Putri, yang di seberang baru khusus Putra, tempat Mas."

Hah?

Pemuda itu kembali menatap Lisa yang melempar senyum manisnya.

"Yah, kecuali Masnya mau masuk ngecek dulu, lihat kostan ini isinya cewek semua."

Pemuda itu akhir tersenyum dan spontan menggelengkan kepala. Sekarang dia percaya pada Lisa.

"Jadi yang di seberang yah?" tanyanya lagi yang mendapat anggukan mantap dari Lisa.

Keduanya saling bertatapan dengan pemuda itu terlihat canggung ketika Lisa berusaha mencairkan suasana.

"Masnya asal mana?"

"Kalimantan."

Oh. Lisa mengangguk menanggapi. "Pertama kali ke sini?"

Pemuda itu mengangguk kikuk dan senyum masih terus menghiasi bibirnya.

"Pengalaman pertama ngekost."

Oh? Satu dari beberapa hal yang mengejutkan dari pemuda ini.

"Orang tua di Kalimantan?"

"Iya." ujar pemuda itu, kali ini sesekali melirik kostannya di seberang sana.

"Masnya mau saya antar ke seberang?"

Wajah pemuda itu terangkat seperti sangat senang mendapatkan penawaran itu.

Lisa melempar senyuman khasnya, lalu beranjak keluar dari balik pagar menghampiri pemuda si penghuni kost baru.

"Namaku Lisa." ujar Lisa ketika sudah tiba di hadapan Yibo sambil mengulurkan tangan. Lisa terkenal di kompleks ini selain sebagai gadis yang sangat cantik, juga berhati baik dan suka menolong.

Pemuda itu menatap Lisa dengan senyum lebar dan membalas uluran tangan Lisa. "Yibo."

Dan keduanya masih saling bertatapan sambil bersalaman dan melempar senyum hingga beberapa waktu lamanya. Saling terpesona terhadap satu sama lain.

Not So Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang