Lisa adalah siswi yang cemerlang. Meski tidak berada di kelas unggulan, semua orang tahu ia gadis yang cerdas, terpelajar, dan baik hati. Tahun ini ia mendapat peringkat ke-2 di bawah sahabat baiknya, Jihyo. Meski begitu, perbedaan nilainya tipis. Kelebihan lain yang dimilikinya adalah public speaking yang bagus, mahir berbahasa Inggris, serta jago seni.
Lisa sering menjadi topik perbincangan guru karena kecerdasannya tersebut. Ia bahkan disebut-sebut ketika guru menjelaskan di depan kelas dan tak sengaja teringat akan kecerdasan seorang siswi dan yang dimaksud adalah Lisa.
"Nilai tertinggi mata pelajaran Sejarah Indonesia adalah 97 dari semua kelas IPA. Dan yang memperoleh nilai itu hanya Lisa." ujar Pak Kim ketika mengajar di kelas lain.
"Sepertinya Lisa yang akan mendapat peringkat pertama tahun ini." wali kelas Lisa nyeletuk ketika gadis itu sedang membantu membawakan buku tugas teman kelasnya.
Lisa buru-buru menggeleng. "Duh, jangan dong, Bu. Jihyo aja, dia itu luar biasa pintarnya, Bu." panik Lisa menolak yang malah membuat wali kelasnya menatapnya heran sekaligus terhibur. Baru kali ini ada yang menolak jadi nomor satu.
"Ada seorang siswi yang seingat Bapak mengajukan argumennya beberapa waktu lalu dengan sangat bagus, namanya.., Risa? Lisa?"
"Lisa, Paaak." kompak seluruh penghuni kelas XII IPA 1 mengoreksi.
Semua orang mengenal Lisa dan menyadari kecerdasan gadis itu. Hanya saja Lisa terlalu malu untuk mengakui dirinya hebat dan memilih tetap rendah diri di depan teman-temannya terutama dari kelas unggulan.
Tanpa gadis itu sadari pula, akibat kecerdasannya itu, ia telah menarik perhatian seorang pemuda yang perlahan mulai menaruh rasa padanya.
***
Mata pelajaran PKN sedang berlangsung ketika Lisa memilih duduk sendirian di depan kelasnya. Tidak ada guru yang menegur, toh mungkin mereka berpikir Lisa hanya ingin menghirup udara segar sejenak atau semacamnya, tapi tidak. Ia sengaja keluar di tengah pelajaran dan memilih menyaksikan kelas XIIB yang sedang berlatih olahraga sepak bola. Bukan, ini bukan anak laki-laki, melainkan anak perempuan. Karena itu Lisa memilih tinggal dan merasa sangat terhibur menyaksikan para gadis berlarian merebut bola.
Lisa bukan sengaja membolos. Sejujurnya Lisa sangat tidak suka dengan guru PKNnya ini. Beliau sudah tua tapi mesumnya bukan main. Teman kelas Lisa bukan orang bodoh yang tidak memahami perbuatan mesum gurunya itu, hanya saja mereka memilih bungkam dan terlalu khawatir akan mendapat nilai buruk jika melawan. Profesi sang guru sebagai pendidik tidak lantas menjadikannya kebal hukum, dan usianya yang sudah tua seharusnya membuatnya bisa bersikap lebih bijak, tapi tidak, gurunya ini malah terus melakukan pelecehan secara verbal terhadap pelajar perempuan di kelas dan Lisa terlalu muak untuk mendengarkannya.
Jadilah ia memilih berehat sejenak di luar di sini sembari diberi suguhan tontonan yang membuat pikirannya jauh lebih baik dari sebelumnya. Lisa tertawa-tawa dan terlihat mendukung temannya berlarian ke sana ke mari berebut bola. Tidak peduli dengan peran dan posisi penyerang, bek, atau sayap, semuanya adalah penyerang utama saat ini. Semuanya teman-teman Lisa, ia sampai sakit perut melihat Mina, Rosé, dan Minnie sampai terjatuh, atau Miyeon yang bahkan bolanya sudah di depan kaki, tapi malah sempat-sempatnya salah tendang.
Lisa belum berniat untuk masuk kelas ketika seorang siswa menegurnya dari arah kelas XII IPA 2 di samping kelasnya. Ia menatap pemuda itu bingung yang mengisyaratkannya kembali ke kelas.
"Kembalilah ke kelasmu." jelasnya kali ini. Namun, Lisa hanya menatapnya ketika rombongan tim sepak bola perempuan langsung mendorong pemuda itu masuk kelas, mengejeknya karena berani menegur dirinya.
Lisa terperangah di tempatnya memikirkan apa yang barusan terjadi.
***
"Sepertinya materi ibu ketinggalan di meja. Mina, bisa minta tolong pinjamkan buku Lisa di kelas XII IPA 3? Jam pertama tadi mereka sudah dapat materi yang baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not So Blind Date
FanficKumpulan oneshot Lisa. Oneshot Rate: PG-13 Genre: Canon, AU, Romance, Komedi Casts: YG Fam, Non YG Fam