Haruto

1.7K 252 32
                                        

Jangan tanya kenapa Haruto melulu...

Lisa berjongkok meratapi ban mobilnya yang kempes sampai  ke dasar. Padahal tadi pagi baik-baik kok sekarang malah kempes begini, pikirnya.

Lisa baru selesai kuliah sore ini pukul 5. Ketika bermaksud mendekati mobilnya untuk pulang dengan tenang, dia malah menemukan benda itu dalam kondisi ban tidak memungkinkan untuk dipakai pulang. Ini pengalaman pertama Lisa menghadapi ban kempes sepanjang sejarahnya naik mobil ke kampus. Biasanya ayahnya akan mengecek duluan kalau-kalau ada hal aneh di mobilnya sehingga Lisa dapat dengan leluasa berkendara. Entah kenapa hari ini dia malah ketiban sial. Lisa bahkan tidak tahu harus berbuat apa dan tidak tahu-menahu tentang  lokasi bengkel di dekat kampus.

Karena itu sekarang dia hanya bisa berjongkok meratap. Kalau dia menelfon ayahnya, paling disuruh pulang naik angkot, tapi ujung-ujungnya besok bakal disuruh bawa mobil itu ke bengkel juga. Sebal.

Lisa terlalu anggun untuk mengganti ban mobil (lebih karena dia memang gak tahu caranya dan gak pernah nyoba). Lisa terlalu feminin dengan dress yang dia kenakan kuliah hari ini jika harus melakukan adegan mendongkrak mobil.

 Lisa terlalu feminin dengan dress yang dia kenakan kuliah hari ini jika harus melakukan adegan mendongkrak mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bannya gak akan jadi keisi angin kalo cuma diliatin."

Hah?

Spontan Lisa menoleh ke sumber suara. Mendapati seorang cowok yang super gantengnya berpikir seakan cowok ini malaikat kalau saja Lisa tidak menyadarinya mengenakan seragam SMA.

Pemuda itu terlihat sangat santai dengan seragam berantakan, tas dengan posisi asal yang Lisa yakin gak ada isinya juga, kedua tangan terbenam di saku celana dan rambut yang meskipun seperti tidak pernah disisir, tapi terlihat lembut bikin Lisa gemas ingin membelai.

Apaan, anjir, mesum banget aku...

Lisa membuyarkan lamunan liarnya dan berdiri dari jongkoknya. Wajahnya terlihat merah.

"Ada dongkrak gak, Kak? Bawa ban serep, kan?" ujar cowok itu yang malah sudah bergerak memeriksa perlengkapan Lisa tanpa diminta. Jari-jarinya dengan cekatan menarik tuas dongkrak dan mulai memompa. Detik berikutnya bergerak ke arah belakang mobil mengeluarkan ban serep. Semuanya dia lakukan tanpa meminta izin Lisa yang hanya bisa menatapnya sambil terbengong-bengong.

Tak butuh waktu lama, ban mobil sudah diganti dan Haruto menyimpan ban yang kempes lagi-lagi dengan gerak cepat dan tanpa komentar.

"Ada tissue gak, Kak?" hal yang pertama ditanyakannya setelah berdiri di hadapan Lisa, membuat gadis itu refleks menyodorkan tissue basah dari dalam tas.

"Air mineral?"

Hah? Ini cowok aneh banget sumpah.

Lisa bergerak ke mobil dan mengambil air mineral yang belum sempat diminumnya.

"Makasih." ujar cowok itu setelah meneguk hingga setengah. "nomor hape?"

Lisa benar terkejut mendengar itu. Apalagi ketika melihat senyum cowok itu yang seperti mempermainkannya.

"Gak boleh yah? Padahal kan siapa tahu aja kakak butuh bantuan saya lagi."

"Makasih udah nolongin saya." ujar Lisa ingin mengakhiri apapun ini yang mendadak jadi aneh.

"Haruto."

Lisa kembali mengangkat wajah, menatap pemuda di depannya heran.

"Nama Kakak cantik siapa?"

Mungkin benar, anak jaman sekarang gak lihat usia main gombal sembarangan padahal jelas-jelas cowok ini masih SMA dan tahu Lisa adalah mahasiswa.

Tapi, daripada dianggap tidak sopan apalagi sudah dibantu, Lisa berujar menyebutkan namanya.

"Ada pulpen gak?"

Meski bingung, Lisa mengaduk tas dan mencari pulpen lalu memberinya pada Haruto. Lebih terkejut lagi ketika Haruto meraih tangannya dan menulis sesuatu seperti nomor telfon di pergelangannya.

"Lain kali kalo ban mobilnya kempes, telfon saya yah, Kak. Gratis." ujarnya sambil mengembalikan pulpen. Mata Lisa belum bisa beralih dari menatap pemuda itu bingung.

Haruto turut mengangkat wajah menatap Lisa serius.

"Saya gak bisa lihat cewek secantik  Kakak bersedih dan cuma jongkok meratapi nasib. Karena itu lain kali langsung cari saya. Available 24 jam kok."

Setelah mengatakan itu, Haruto berlalu sambil tersenyum dan meninggalkan Lisa sendirian.

Gak mungkin aku naksir degem...

***

Tiap hari sepulang sekolah Haruto memperhatikan Lisa keluar dari kampus. Tidak pernah melihat wanita secantik itu di sekolahnya yang semua populasinya laki-laki.

Haruto jatuh cinta pada Lisa sejak pandangan pertama, tapi Lisa tidak pernah sekalipun memperhatikannya atau sekadar melihatnya. Karena itu Haruto memutuskan menggembosi ban mobil Lisa dan akan mengajaknya berkenalan dengan dalih ingin membantu. Dan ternyata berhasil. Lisa melihatnya dan menatapnya sejak tadi.

Lihat aja, Lis. Saya ramal kamu bakal jadi pacar saya.

***

Iya, Har. Terserah lu dah.

Not So Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang