Chapter 18: Confession

99 21 11
                                    

Happy Reading..

- Hate, love -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Hate, love -

Ah situasi macam apa sekarang?

Lift masih naik. Dan mereka sekarang saling diam dengan tangan Hyunjin yang masih menggenggam tangan Yeji.

Akhirnya lift mereka tiba di lantai atap. Hyunjin terlebih dahulu keluar. Lelaki itu seperti tak ada niat untuk melepas lengan Yeji,  lihat saja sekarang lengannya menarik Yeji keluar dengan pelan bahkan ketika mereka telah sampai di rooftop.

Yeji menyadari itu sedari tadi, namun ia tak bisa mengatakan apa-apa untuk membuat jemari Hyunjin melepaskan lengannya.  Entah mengapa jadi tiba-tiba membisu seperti itu.

Akhirnya Yeji hanya melirik lengannya yang di genggam Hyunjin secara terang terangan seolah sengaja mengundang atensi Hyunjin untuk ikut menatap arah pandangnya. Untungnya kode itu dimengerti oleh Hyunjin. Segera dia melepasnya lalu mengucapkan, "maaf."

"Yeji-ya.. Benar katamu, setiap perbuatan itu pasti ada alasannya. Mulanya aku tak menyadari hal itu. Tapi setelah ku cermati lebih dalam sepertinya perasaanku telah terlibat disana."

Kini tubuh Yeji menegang. Rasanya ia tak ingin mendengar ucapan Hyunjin lebih lanjut.

"Aku pernah diberitahu oleh Chan Hyung. Katanya Benci dan Cinta itu berbeda tipis. Apakah kau mempercayainya?"

Yeji masih terdiam tak merespon. Wajahnya masih berpaling dari tatapan Hyunjin.

"Awalnya aku tak mempercayai itu, tapi setelah aku mengalaminya sendiri barulah aku mempercayainya."

"Mungkin dulu aku terlalu membencimu tanpa alasan, hingga membuatku kini  mencintaimu tanpa alasan juga. Seolah perasaan itu mengalir begitu saja.."

____

"Kau pasti sedang berbohong kan Hyunjin?" Timpal Yeji, seolah ucapan Hyunjin tadi adalah sebuah lelucon lucu baginya.

Dahi Hyunjin sedikit mengernyit.

Bukan. Bukan respon seperti ini yang ia inginkan.

Ia lebih baik di tolak dari pada pernyataan cintanya di anggap sebuah lelucon.

Sungguh, sekarang hatinya terasa sakit.

"Jadi menurutmu ungkapan ku tadi terlihat seperti lelucon?" Tanya Hyunjin dengan nada kecewa.

Gadis itu terlihat kembali berpaling dari tatapannya.

"Apa aku terlihat sedang bercanda?" Pertanyaan Hyunjin seolah mendesak Yeji sekarang.

Gadis yang tadinya berpaling itu kini mulai kembali menghadap Hyunjin, raut wajahnya menunjukkan keseriusan. Dan juga sesuatu yang terasa menyakitkan dalam sorot matanya.

"Semua itu memang terlihat sebuah lelucon bagiku, karena kau sudah melakukan hal yang sia-sia dengan menyimpan perasaan pada gadis sepertiku" jelas Yeji.

"Maka dari itu buang saja perasaan itu" Tegas Yeji, lalu bergegas untuk pergi.

Namun langkahnya tertahan oleh Hyunjin yang menggenggam lengannya cepat.

"Kenapa?" Nada bicara Hyunjin seolah menuntut penjelasan.

Pria itu sudah terlihat kehilangan tenaga.

"Karena kau tak menyukaiku? Karena kau masih menyukai orang lain? Begitu??" Pertanyaan Hyunjin seperti sebuah tuduhan untuk Yeji.

Yeji terdiam beberapa detik sebelum menjawab, "Sebut saja begitu," ujarnya lalu menepis cengkraman tangan Hyunjin pada lengannya. Namun gadis itu tak berhasil, cengkeraman Hyunjin semakin kuat hingga lelaki itu menarik Yeji kearahnya, lalu mengambil satu ciuman menuntut di bibir gadis itu. Matanya menggelap, perbuatannya itu sangat diluar kendali.

Ciuman mereka berlangsung 5 detik. Sebelum Yeji berhasil menampar kuat pipi lelaki dihadapannya. Matanya menyorot kekecewaan penuh pada lelaki Hwang itu.

"Y-yeji a-aku minta-" ucapan terbata Hyunjin terputus kala maniknya menangkap satu bulir bening lolos dari sudut mata gadis itu.
Kini Hyunjin hanya bisa menatap kepergian gadis itu semakin menjauh hingga menghilang di balik pintu masuk rooftop, dengan tatapan sayunya.

"Bodoh!"

Lelaki itu menampar dirinya berulang kali, mengutuk penuh perbuatan yang sudah ia lakukan barusan.

Hyunjin menyesal. Sangat menyesal.

____

"Eonnie, dari mana sa- KAU KENAPA?!" Ucapan terputus Yuna berganti dengan nada keterkejutan penuh ketika melihat wajah Eonnie-nya terlihat sembab.

"Aniya, tak apa" jawab Yeji seolah menahan Yuna yang hendak memeluknya.

"Tapi kau butuh pelukan eonnie" ucapan Yuna di akhiri dengan pelukan hangat, membuat air mata Yeji kembali turun.

Kenapa, hatiku sakit?
Mengapa harus se-emosional ini?

Yeji menggumam dalam batinnya. Sedari tadi kepalanya terus memunculkan sebuah kata hingga rasanya ia ingin menghancurkan kepalanya. Dadanya juga terasa sesak seoallah ada sesuatu yang berdesakan ingin keluar. Entah perasaan apa yang tengah ia rasakan. Tapi-

Terimakasih telah menyukaiku Hyunjin.

Setidaknya ungkapan itu cukup menjelaskan semuanya.

Setidaknya ungkapan itu cukup menjelaskan semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Hate, love-

Tbc

...

Hallo temen temen, gimana kabarnya? Semoga selalu baik ya♡

Tau gak? Aku nulis chapter ini sambil denger lagu 'Afgan - Ku dengannya kau dengan dia'. Jadi entahlah kayanya jariku terbawa suasana sampe akhirnya chap ini jadi agak emosional gitu:"
Oh iya, mungkin ada yang bingung 'kok Yeji responnya gitu?'
Ntar bakal ada penjelasannya di chap selanjutnya ya:>

Anw, jangan lupa vote dan komen;)
Thank you♡

Haanadz4_
24.12.2022

HATE, LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang