25

2.3K 209 36
                                    

Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai..hai..hai...

Yok lanjut aja ya...

*****

Jimin menangis sambil betah menatap pintu kamar. Ia menunggu dan menunggu Jungkook yang masuk melalui pintu itu, namun sampai jam menunjukkan pukul 1 malam, yang di tunggu tak juga menampakkan wajahnya.

Karena lelah menangis, Jimin memioih tidur di ranjang bawah, bukan ranjang atas yang merupakan miliknya, tapi ranjang yang harusnya ditempati Jungkook.

Wajah Jimin terlihat lelah. Bagaiamna tidak menangis beberapa jam itu menguras tenaga oke..

Cklek...

Blam...

Yang ditunggu memasuki kamar dan menatap seonggok tubuh mungil yang terbaring

Jungkook mendekati Jimin dan menatap wajah si pria mungil ini. Pria Jeon kita duduk di bawah dan menopang wajahnya dengan sebelah tangan. Manik bambinya menatap Jimin lekat. Sangat cantik. Wajah Jimin sangat feminim dengan tubuh mungil yang seperti mendukung kecantikan alami yang ia punya.

Wajah cantik ini yang mengganggu kinerja jantung juga kewarasan yang ia punya. Bagaimana tidak. Ja tung yang harusnya berdetak normal akan selalu berdetak menggila jika melihat atau bahkan mengingat si mungil mochi ini. Kewarasannya juga terganggu karena pikiran dan hatinya selalu saja bertengkar akan kenormalan yang orang-orang teriakkan.

Jungkook melihat satu yang janggal. Di pipi Jimin terlihat bekas air yang meggering.

"Jimin...apa kau menangis??? Apa karena aku??? Maafkan aku tteog-ssi..aku tak ingin jika kau menghidari ku. Cukup saat itu kita kembali bak stranger, tidak sekarang atau kedepannya. Aku tak akan sanggup.." Jungkook mengelus pipi Jimin.

Fir info, Jimin memiliki tingkat kesadaran yang tinggi jika ada sesuatu atau seseorang menyentuh dirinya, walau dengan sentuhan kecil sekalipun. Seperti saat ini, Jimin seketika membuka manik bulan sabitnya dan mendapati wajah Jungkook ada disamping wajahnya

"Kook..." suara serak yang entah akrena bangum tidur atau karena lelah menangis, namun membuat Jungkook menyalahkan dirinya.

"Apa aku mengganggu tidurmu, tteog-ssi??" Tanya Jungkook, dan Jimin menggeleng. Ia mengharapkan kepulanga Jungkook, so pasti dia tidak merasa terganggu.

Perlahan tubuh mungil Jimin bangun dan beralih menjadi duduk bersila.

"Maaf ya, aku tak bisa memenuhi permintaanmu untuk kita jaga jarak. Aku mengambil resiko kau akan marah padaku setiap hari, asal aku bisa melihatmu setiap aku akan memejamkan mata juga saat aku membuka mata.." ujar Jungkook, pipi Jimin memerah lucu.

"Jungkook-ssi...apa kau tau kalau kau sedang berbicara seintim itu dengan seorang pria??" Tanya Jimin

"Aku tau, aku juga sadar 100%, aku tidak sedang dalam keadaan mabuk, atau aku tidak sedang dalam keadaan ngelindur..tteog-ssi.." ujar Jungkook

chasing you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang