16 Desember, 2022
#prompt: DateType: Cerpen [539 kata]
Status: Jin x Karla x Hyun
***
Tersihir. Sejak hari itu. Sejak hari itu hatiku terus terulur, berharap bisa menggapaimu suatu saat nanti. Namun, bukankah aku 'punuk yang merindukan bulan'?
Tidak perlu kau katakan. Aku tahu aku bodoh karena terus mengharapkanmu. Aku terus berbisik, berharap satu dari ribuan untaian kata sepiku akan sampai dan menggetarkan ibamu.
Cukup, tidak perlu kau katakan. Aku tahu aku bodoh karena terus mengharapkanmu. Namun, aku tidak bisa beralih dari kilaumu yang semakin terang di duniaku yang kelam dan redup ini.
Renjana ini semakin dalam. Nestapa ini semakin menelanku. Apakah buket hati yang kuberikan padamu sudah mengering dan mati?
Kuharap itu mati, tapi ... ketika membuka mata lagi, mengapa kau hadir kembali?
***
[Bagaimana kabarmu? Kenapa tidak menghubungi?]
Karla menutup buku hariannya dan meraih ponsel untuk memeriksa pesan singkat dari Jin. Dirinya tidak berniat untuk membalas dan menyibukkan diri menonton acara favorit di televisi. Sejak pulang dari liburan mereka bertiga, ia memilih untuk menyasarkan diri dan tidak menjadi nyamuk di antara mereka.
[Lara, kau baik-baik saja?]
Lagi, pesan lain masuk. Kali ini dari Hyun. "Hei, apa pedulimu bila aku baik-baik saja atau tidak! Kenapa kalian tidak lenyap saja dari kehidupanku! Jadilah diriku biar kau rasakan sendiri penderitaanku, pengkhianat!"
Kristal yang ditemukan Karla di kapal pesiar, bersinar dari kantong baju di gantungan. "A—Apa itu?"
Sebelum Karla tahu apa yang terjadi, ia tersedot dalam aliran waktu dan berhenti di pangkuan seseorang berambut hitam, berkaca mata, dan bermata cokelat.
"Lihatlah mereka, tidak malu-malu lagi mengumbar kemesraan di depan kita!" protes Sonya sambil memutar mata dan mengajak Gina menemaninya ke toilet. "Akh! Lipstikku hilang!"
"Itu karena kau terlalu bersemangat! Kasihan Rin ...." Hyun menatap simpati pada Rin yang salah tingkah dan berusaha menghapus noda merah berkilau dari bibirnya.
Karla mengedarkan pandangan dan semakin tidak mengerti. Ia mengenal meja bulat beralas satin putih di tepi kolam. Suasana pesta di rumah kediaman Rin yang hari ini menikah dengan Sonya, teman mereka semasa kuliah dulu. Namun, Karla sama sekali tidak mengingat bila ada adegan Jin yang melingkarkan tangan di pinggangnya, apalagi sampai duduk di pangkuan sosok yang tersenyum dengan sorot penuh cinta seperti itu!
"Jin? Apa yang terjadi?"
"Apa maksudmu? Ini hari yang istimewa untuk pasangan pengantin favorit kita dan tentu saja untuk merayakan anniversary kita."
"Anniversary apa?"
"Jin, sebaiknya singkirkan dia dari sini. Kemesraan kalian membuatku sakit hati," kekeh Hyun sambil memasang wajah tersakiti, lengkap dengan meremas kemeja putih tepat di mana jantung berdetak.
"Hyun! Sejak kapan kau jadi pria?" Semakin dilihat lelaki berambut merah muda dan sedikit bergelombang di seberang meja memang memiliki ciri khas seorang pria.
"Apa kubilang. Dia mabuk, Jin." Hyun bangkit dan berpamitan dengan semuanya.
Karla masih bisa mengingat mata Hyun yang berkaca-kaca. Sesaat mereka bertatapan dadanya langsung mengencang, seolah menjadi pengkhianat yang merebut separuh jiwa seseorang dari tangan mereka.
Keinginan Hyun untuk memulai kehidupan baru adalah dengan memangkas rambut panjangnya, berharap dengan begitu bisa melupakan Jin.
***
Ternyata malam itu adalah hari terkelam dalam hidup Karla. Hyun ditemukan mati terbunuh akibat menabrak pohon dalam kecepatan tinggi. Kadar alkohol di dalam tubuhnya melebihi ambang batas yang ditentukan untuk berkendara. Sebelum tewas, ia meninggalkan pesan yang ditulis di kaca jendela.
'Aku tahu suatu hari nanti kau akan pergi dariku yang selalu merindukan dan menginginkan dirimu untukku sendiri. Maafkan hatiku yang egois ini, berbahagialah kalian. Aku mencintaimu, Jin.'
Kehidupan pernikahan Karla dan Jin berakhir pada tahun kelima setelah mengetahui perasaan Jin yang sesungguhnya memang hanya tertuju pada Hyun, meski semua berawal dari malam yang berakhir salah. Kebahagiaan mereka berdiri di atas kepura-puraan. Karla kecewa dan memilih tidur selamanya.
Amethyst, kembalikan aku pada nestapa yang sesungguhnya. Aku tidak menginginkan alur terkutuk seperti ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystallize
General FictionSelamat datang di Taman Kristal milik Lize. Jangan pedulikan posturnya yang kecil seukuran kutu! Apabila dia sudah menelan satu kristal Boraserium, maka dia akan seukuran dirimu. Baiklah, Pixie tak bersayap yang membutuhkan embusan angin (embusan an...