Red Agate Enchanted Melodies Pt. 1: Mysterious Letter

13 0 0
                                    

30 Oktober, 2023
#prompt: Kamu menemukan sebuah surat misterius terkubur di halaman belakang rumahmu, tetapi isinya sama sekali tidak masuk akal. Tulislah isi surat itu.
#Monthly Writing for Blackpandora_Club November edition

Type: Cerpen-songfic min. 300 kata [1204 kata].
Song: The Sound - Stray Kids

Status: Han x Hwa

***

Di zaman yang gelap, kita tersesat,
Dalam keheningan, di malam yang sunyi
Tunggu ... ada ramalan yang berbicara,
Di dalam kata-kata misterius, kami terjerat

Sebelum cahaya semakin redup, kami melangkah maju,
Dalam keabadian, di dunia yang belum dikenal
Terangilah kegelapan, angkatlah jiwa yang lesu

Dalam kata-kata ini, ramalan tersembunyi,
Cahaya dalam gelap, kekuatan dalam musik.
Kami adalah pelantun, penyanyi, dan penari,
Menghadirkan keajaiban, dalam harmoni

—Enchanta Melodia (Prasasti Agasthria)

***

Detak metronome—sebuah alat yang membantu penggunanya untuk mengatur tempo dalam bermusik—selalu setiap menemani hari-hariku sewaktu mengunjungi rumah Han, teman masa kecil yang tidak pernah melepas cita-citanya untuk menjadi seorang musisi. Aku sendiri memilih menjadi penikmat musik, dibandingkan menghabiskan uang untuk membeli alat musik dan perlengkapannya. Belum lagi biaya perawatan yang harus disisihkan.

Tidak mengherankan jika Han melarangku menyentuh atau main gonjrang-gonjreng gitarnya sembarangan. Dia takut aku merusak Jasa Warui alias ... Suara Jiwa, si cinta pertama. Benda ini  selalu mendapatkan perlakuan spesial dan tempat istimewa di hatinya.

Han memang memiliki kebiasaan unik dalam menamai barang-barang favoritnya. Sebuah misteri abad ini ketika ada seseorang yang cemburu sepenuh hati pada sebuah gitar. Bodoh memang. Konyolnya, seseorang itu adalah aku.

Hari ini, aku kembali membenamkan diri di kasur berseprai kotak-kotak milik Han. Pemiliknya entah ke mana. Saat tiba, pintu apartemennya terkunci. Tidak biasanya dia pergi sewaktu matahari membakar bumi dan menguras cairan tubuh seperti sekarang. Mungkin ini pertanda kiamat akan datang. Aku benci pemikiran dramatis ini.

Kurasa aku akan overheat sekaligus dehidrasi kalau terus berdiri di luar. Jadilah aku memutuskan menghubunginya. "Han? Apa asteroid akan menabrak bumi hari ini?" cecarku sewaktu Han menyahut di seberang sana.

"Jagiya~" Seperti biasa suara riangnya mengundang senyum di wajahku. Aman. Toh, dia tidak bisa melihat wajahku sekarang. "Kau bicara apa? Jangan undang asteroid dulu, tanggal pernikahan kita belum diumumkan!"

Sial. Candaannya menonjok jantungku. Meski sering mendapatkan serangan seperti itu, aku tetap tidak terbiasa dengan segudang pick up lines miliknya. Pasti dia belajar dari empat hyung dalam band bentukan mereka.

"Kau di mana?" tanyaku sambil sibuk mengelap wajah dengan sapu tangan. Aku benci mandi keringat seperti ini. "Apa masih lama?"

"Kau tidak membaca pesanku? Aku di studio, latihan dengan anak-anak."

Ck. Benar, aku lupa ini tanggal yang dilingkari Han di kalender gantung tempo hari. Pilihanku hanya dua, pulang atau menunggu hingga mengering menjadi mumi di sini.

Untunglah Han memberitahu tempat rahasia dia menyimpan kunci apartemen, karena sejujurnya aku tidak ingin pulang ke rumah hari ini setelah kebisingan di pagi hari di rumahku. Seperti biasa, ibu dan kakak tertuaku yang sama-sama berkarakter keras saling adu mulut dan mogok bicara satu sama lain. Mereka mana peduli pada sosok yang menginginkan ketenangan sepertiku.

CrystallizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang