🪴1. Ada dan Tiada

222 35 0
                                    

Kelopak mata Aru bergerak perlahan hingga kemudian matanya yang serasa seberat puluhan kilo terbuka. Lalu sebuah wajah asing yang pucat dan dingin memenuhi penglihatannya.

"Dia bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia bangun." Ujar sosok itu, yang bernama Eros, salah satu siswa kelas Nebula yang sebagian besar waktunya membantu healer di UKS akademi Hope World karena bakat alaminya adalah penyembuh. Sebenarnya semua itu bukan karena Eros adalah anak baik yang gemar menolong sesama, tapi modusnya untuk tidur di ranjang UKS. Karena tidur adalah passion utamanya.

Mendengar perkataan Eros, langkah-langkah kaki berhamburan masuk.

Ada Indira diantaranya yang langsung menghambur memeluk tubuh Aru di atas ranjang, membuat Aru yang benci disentuh risih setengah mati jadi ia berusaha menyingkirkan badan besar Indira.

"Aruuuu, akhirnya lo bangun juga, gue nggak tau hidup gue tanpa kebegoan lo di kamar!"

Dahi Aru berkerut sejenak, yang ia lihat benar Indira, Anindira Maheswari, namun ada yang berbeda darinya, ia seperti orang lain apalagi penampilannya.

"Lo Indira kan?" Tanya Aru cukup terdengar heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo Indira kan?" Tanya Aru cukup terdengar heran.

"OMG, lo lupa ingatan?" Indira menutup kedua mulutnya shock, lalu menangkupkan kedua tanganya di pipi Aru. "Eros, Aru kenapa?"

Eros hanya memasang tampang cueknya, eksistensi Eros hanya seperti patung di ruangan itu.

"Dir, Aru baru siuman. Berdasarkan buku yang pernah gue baca, lebih baik dikasi minum dulu dan gue juga udah bawain makanan." Ujar Felysia tiba-tiba muncul dengan membawa lunch bag.

Aru menatap Felysia dengan curiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aru menatap Felysia dengan curiga. "Ngapain lo ke sini? Mau racunin gue?"

Mendengar penuturan Aru, Felysia dan Indira saling berpandangan lalu kemudian tertawa. "Kayaknya Aru bener-bener kebentur kepalanya." Kata Indira yakin dengan dugaannya.

"Ini semua karena si brengsek Kalandra. Kan Aru cuma mau nyemangatin dia lomba renang, kenapa mesti dilelepin ke air sih. Awas aja dia bakal gue jadiin sate!" Omel Indira dengan kedua tangan bersedekap dada.

Aru masih merasakan pusing di kepalanya, tapi perlahan ia menyadari jika ia berada di sebuah ruangan yang sangat asing yang tidak ia kenali.

Aru masih merasakan pusing di kepalanya, tapi perlahan ia menyadari jika ia berada di sebuah ruangan yang sangat asing yang tidak ia kenali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dir, kita lagi di mana?" Racau Aru lagi.

Mendengar itu Indira malah menangis lucu dan memeluk Aru. "Aru, bayi lucu gue.. bisa-bisanya lo lupa ingatan." katanya aneh, masih berusaha Aru singkirkan badannya yang menempel, "Ini UKS, ru. UKS sekolah kita, Hope World, lo kan paling sering ke sini, minimal tiga kali seminggu gara-gara digangguin anak-anak.." jelas Indira, tapi percuma Aru tak mengerti apa yang ia bicarakan.

"Hope World? Maksudnya?" Tanya Aru.

Indira menanggapi, "Bahkan lo lupa sama nama sekolah lo sendiri? Hope World itu akademi favorit di Black Shades, sayang. Jangan bilang lo juga lupa sama negara lo sendiri, Black Shades?"

"Black Shades?" Ujar Aru makin merasa aneh.

Melihat hal itu, Felysia unjuk bicara, "Udah, dir. Aru kayaknya masih butuh istirahat." Katanya sambil membetulkan selimut Aru.

Sungguh hal yang ajaib bagi Aru. Felysia telihat berbeda dari Felysia yang ia kenal, tapi itu Felysia. Begitu juga dengan Indira..

Mereka ada tapi juga sekaligus tiada.

Dan mereka semua memakai pakaian aneh dan tempat di mana ia terbaring juga aneh.

Black Shades?

Apakah itu tempat setelah kematian atau semacamnya?

Ingatan terakhir Aru adalah ketika Senan menancapkan pedang biru safir itu. Menyadari itu, Aru meraba jantungnya. Tidak ada luka di sana, ia sehat wal afiat.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Indira dan Felysia versi aneh telah keluar dari ruangan, tersisa Aru dan Eros.

"Hei bocah, sebenarnya apa yang terjadi sama gue?" Aru mencoba mengajak cowok pucat itu berkomunikasi.

Diluar dugaan, meski tampilannya terlihat lemah dan imut, Eros menatap Aru dengan sorot dingin menusuk. "Sekali lagi lo bilang bocah, gue sedot darah lo sampai kering." Jawabnya ketus.

Aru merinding dengan alasan yang tidak ia ketahui. "Oke, sorry. Abis lo keliatan imut. So, what happens to me?"

Eros hanya menatap Aru dengan wajah datarnya yang lama-lama membuat Aru kesal juga dibuatnya. Lalu kemudian senyum miringnya terbit dengan ganjil, "Lo bukan lupa ingatan, tapi lo bukan Arunika."

Aru menghela nafas jengah. Semua ini membuat kepala beratnya tambah pusing. Tidak ada yang bisa menjelaskan padanya apa yang terjadi; maka ia akan mencari tau sendiri.

Kali ini, Aru bersumpah hanya akan percaya pada dirinya sendiri.




Sapta Timira : The Evil is BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang