🏵️14. Love Triangle?

144 29 0
                                    

Tidak ada yang tau bagaimana awalnya dan bagaimana semua itu bermula; yang pasti tiap pagi Senan selalu menunggu Aru di depan asrama putri untuk mengajaknya bersama-sama masuk kelas. Seakan hal itu adalah perkara wajib yang harus ia kerjakan tiap hari.

Aru sudah bosan memarahinya jadi ia membiarkan saja Senan melakukan hal itu.

"Pagi, awan gelap!" Sapa Senan ceria saat Aru muncul dari pintu asrama putri mengabaikan banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka dengan pandangan penuh judging dan kemudian bisik-bisik tetangga.

"Pagi, awan gelap!" Sapa Senan ceria saat Aru muncul dari pintu asrama putri mengabaikan banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka dengan pandangan penuh judging dan kemudian bisik-bisik tetangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aru mengabaikan eksistensinya, hanya melewati Senan begitu saja seolah ia patung pancoran tak bermakna, Senan mengejar langkah Aru, membuat mereka berjalan beriringan.

"Lo udah pertimbangin rencana gue?" Ujar Aru dingin tanpa menatap Senan.

Cowok itu menghembuskan nafas lelah. "Gue nggak bisa, ru. Berapa kali kita harus bahas ini? Bang Seth udah banyak bantu gue selama ini.."

Aru lagi-lagi dengan ide gilanya menekan Senan untuk mewujudkan keinginannya yang berbahaya, yaitu ingin menerobos portal yang ada di Magic Shop Seth Burgundi.

Di hari ulang tahun Senan dan ia mengikuti kemauan Aru untuk kabur dari sekolah menemui Seth, Aru telah membuat kekacauan di toko cowok misterius itu karena memaksanya untuk menunjukkan dimana portal rahasianya berada.

Seth langsung membenci Aru, cewek itu berperilaku buruk dan seenaknya. Terlebih ia kecewa pada Senan yang dengan mudah membongkar rahasianya mengenai portal pada orang asing; terlebih orang itu adalah Arunika Manjali, cewek yang patut mereka semua curigai dari mana asalnya dan apa tujuannya berada diantara mereka semua.

"Oke, kalo lo nggak bisa, gue punya carague sendiri."

Senan memahami Aru memang memiliki kelainan pada sel otaknya, apapun yang ada di kepalanya pasti kekacauan. "Aru, please." Senan menggapai tangan Aru, gelang grantha yang melekat di pergelangannya membuat Senan menelan ludah pahit.

"Don't touch me!" Katanya sembari menepis tangan Senan lalu memberinya death glare sinis.

"Don't touch me!" Katanya sembari menepis tangan Senan lalu memberinya death glare sinis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sapta Timira : The Evil is BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang