🤍6. Nebula

147 31 0
                                    

Kacau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kacau. Itu satu kata yang menjelaskan keadaan di ruang makan Hope World malam ini. Dan penyebabnya tak lain adalah si tukang cari perhatian, Vania Keisya.

Dengan wewenangnya sebagai ketua klub jurnalis Hope World, Vania membuat sebuah berita yang menggemparkan seisi akademi apalagi caranya menyampaikan berita tersebut sangat dramatis.

Vania mendatangkan sekumpulan kelelawar yang menyerbu ruang makan saat jam makan malam kemudian menjatuhkan ratusan kertas berisi berita yang ia tulis.

Siswa-siswa berebutan mengambil lembaran kertas yang dijatuhkan sekumpulan kelelawar itu hingga banyak yang naik ke atas meja, saling bertubrukan sampai berakhir jambak-jambakkan untuk mengambil kertas itu.

Kemudian suasana makin ribut tak terkendali karena para siswa saling beradu argumen setelah membaca isi berita tersebut.

Isi berita yang Vania tulis adalah kritikan tajam untuk membuka kedok diskriminasi dari pihak akademi. Yang mana berdasarkan informasi yang Vania dengar, pembentukan kelas Nebula dilandasi dengan ketidakadilan.

Kelas Nebula sendiri kelas yang baru dibentuk pada tahun ajaran ini dengan dalil untuk mengarahkan siswa-siswa dengan kemampuan alami yang diatas rata-rata.

Ternyata dibalik semua itu ada konspirasi yang melatarbelakanginya, yaitu berkaitan dengan urban legend yang ada di Black Shades mengenai pemimpin yang ditunggu-tunggu dalam sebuah hikayat lama; dan berita besarnya, pemimpin tersebut rumornya adalah salah satu siswa yang berada di kelas Nebula.

Terjadi pro dan kontra, yang pasti kebencian jadi lebih mengudara, pasalnya pemilihan dan pembentukan kelas Nebula memang tidak jelas.

Tiba-tiba beberapa anak di umumkan masuk kelas itu, tanpa ada tes, tanpa ada transparansi dan yang membuat semua orang makin jengkel; Arunika Manjali terpilih masuk kelas itu.

Siapa sih yang tidak tau Arunika Manjali?

Cewek dari keluarga konglomerat klan werewolf yang berpengaruh di Black Shades, tapi semua orang juga tau kalau Aru tidak punya skill. Nilai akademiknya terjun bebas, kemampuan sihirnya kacau balau, apalagi untuk kemampuan di atas rata-rata sehingga pantas memasuki kelas Nebula jika itu qualifikasinya, sungguh omong kosong terbesar tahun ini.

Di tengah kekacauan yang tak terkendali itu akhirnya lampu dipadamkan setelah Prof Ian menjentikkan jarinya.

Setelah semua orang mengunci mulutnya barulah Prof Ian kembali menyalakan lampu.

"Masih ingin ribut?" Ujar Prof Ian retoris dan dingin.

Tidak ada seorang pun berani menjawab. "Sekarang kembali ke bangku masing-masing dan lanjutkan makan malam kalian setelah para maid membereskan kekacauan yang kalian buat!"

Seluruh siswa mengikuti instruksi Prof Ian, tapi, ada satu siswa mengacungkan tangan untuk bertanya, Kalandra Namor.

Seluruh siswa mengikuti instruksi Prof Ian, tapi, ada satu siswa mengacungkan tangan untuk bertanya, Kalandra Namor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa Kalandra?" Tanya Prof Ian melihat ke arah Kalandra.

"Tidak ada yang ingin Profesor komentari terkait berita ini?" Ujar  Kalandra dengan berani.

Prof Ian diam sejenak, matanya lurus menatap Kalandra. "Tidak ada." Jawabnya membuat semua orang diam-diam mengeluh dan saling berbisik, kecewa. "Setelah makan malam, tolong yang bernama Vania Keisya, ke ruangan saya." Tambah Prof Ian membuat semua orang menatap ke arah Vania yang terlihat pucat setelah namanya disebut.

" Tambah Prof Ian membuat semua orang menatap ke arah Vania yang terlihat pucat setelah namanya disebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tawat riwayat lo, van." Ben yang duduk disebelah Vania berkomentar dengan tampangnya yang tak pernah serius.

Vania memberi tatapan jengkel. "Gak usah dengerin, Ben, van, yang lo lakuin ini benar. Kalau terjadi apa-apa sama lo, satu akademi pasti dipihak lo, karena tentang hal ini akademi memang nggak jelas." Lea bersuara memberi dukungan pada salah satu anak buahnya.

Lagi pula dia merupakan otak dari semua kekacauan ini, jika Vania sampai mendapatkan masalah serius seperti dikeluarkan dari akademi atau di skors selama sebulan, maka Lea akan kehilangan tangan kanannya. Dan itu kabar buruk.

"Tapi gue beneran penasaran kenapa Aru bisa masuk kelas Nebula.." Cheryl mengganti topik pembicaraan agar Vania bisa sedikit enjoy; dengan mengibahi Aru.

Mendengar ucapan Cheryl, Lea tersenyum miring, "Mudah ditebak, dia pakai pengaruh kakeknya."

"Gue nggak terima banget sekelas sama dia. Di Nebula kan bisa dilihat semuanya unggul, jadi kayak keliatan banget Aru menyembunyikan sesuatu, memberi suap misalnya." Cheryla masih berspekulasi dengan pikiran terliarnya.

"Makanya di sini kita akan mengungkap kebenaran, lo tenang aja, ini baru langkah pertama. Yang pasti terus awasi anak itu untuk mengumpulkan bukti." Perintah Lea dan diamini kedua anteknya.

Menguping pembicaraan mereka, Ben menyenggol Senan yang duduk di sebelahnya. Senan menoleh ke arah Ben.

"Kayaknya bukan hanya kita yang mengawasi Aru." Bisiknya pada Senan. "Ikan asin, juga."

Senan menaikkan satu alisnya terkesan cuek, "Bagus dong, Cheryl kan naksir lo, lebih gampang kita memanfaatkan dia untuk tambaham informasi." Tanggap Senan lalu mengigit paha ayam ditangannya cukup brutal.

"Enak aja lo mau jual gue, ada hati yang harus gue jaga, Indira." Ben merebut paha ayam Senan hanya untuk membuatnya kesal dan melahapnya.

"Indira aja nggak peduli lo masih nafas atau nggak." Ujar Senan mencoba menyadarkan Ben dari cinta bertepuk sebelah tangannya.

Pasalnya dari awal masuk ke Hope World, Ben sudah langsung naksir Indira saat ia melihat cewek itu membela Aru yang diganggu berandal sekolah dengan cara membakar rambut ketiga kakak kelas itu hingga botak dengan kekuatan pyrokinesisnya. Indira sangat keren dan berani. Tapi, sayang cewek itu terlalu dingin pada Ben.

"Cinta itu butuh proses. Lo juga bisa deketin Felysia, kan dia suka sama lo, buat kita modus mencari tau tentang Aru.." Ben membalikkan usul keji dari Senan untuk memainkan perasaan seseorang demi kepetingan mereka pada yang bersangkutan.

"Daripada gitu mending gue deketin aja Arunya langsung." Jawab Senan tanpa beban yang membuat Ben menepuk kecil pipinya agar Senan sadar akan ucapannya.

"Jangan gila, lo tau sendiri kalau Aru adalah mate dari Kalandra."

"Terus?" Tanya Senan retoris dan Ben menyerah berbicara dengannya. Senan tidak pernah serius.

Tapi, menurut Senandika Mahadri, ia sangat serius saat ini.

Tapi, menurut Senandika Mahadri, ia sangat serius saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Sapta Timira : The Evil is BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang