🪴20. The Truth Untold

129 30 0
                                    

Aru dan Kalandra akhirnya terdampar di sebuah ruangan yang tak asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aru dan Kalandra akhirnya terdampar di sebuah ruangan yang tak asing. Design dari akademi mereka sendiri.

"Well, mereka benar-benar tepat waktu." Seru Eros setelah menutup bukunya dengan elegan lalu menatap bosan pada Kalandra dan Aru yang menyedihkan berada di tengah ruangan dikelilingi orang-orang.

" Seru Eros setelah menutup bukunya dengan elegan lalu menatap bosan pada Kalandra dan Aru yang menyedihkan berada di tengah ruangan dikelilingi orang-orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang yang mereka kenal berkumpul di ruangan itu.

Lagi, Aru merasa de ja vu setelah tatapannya bertubrukan dengan Prof Ian yang tersenyum manis.

Seharusnya Aru tau jika orang itu adalah dalang dari segala dalang, tampaknya ia tidak lupa ingatan sama sekali.

Emma juga di sana, berwajah tenang.

"Apa lagi semua ini?" Aru langsung bangkit dan menerjang Prof Ian tanpa seorangpun berniat menahannya, tak peduli badan pria itu jauh lebih tinggi dan besar darinya Aru menarik kerah jubah yang Prof Ian kenakan. "Siapa lo sebenarnya, anjing? Mau lo apa, hah?"

Melihat kemurkaan Aru, Prof Ian tertawa terbahak-bahak dalam cengkramannya. Hal itu membuat Aru meludah wajahnya membuat pria itu menghentikan tawa psikopatnya. Lalu, sepersekian detik kemudian moodnya berubah drastis, menampilkan wajah marah, membanting badan kurus Aru hingga terpental ke dinding dengan sangat keras hingga ia muntah darah.

"PROFESSOR!!!!!" Kejadian yang sangat cepat. Bahkan iq 148 Kalandra tidak berfungsi dengan baik untuk memproses apa yang terjadi saat ini dan situasi apa yang ia hadapi.

Melihat perlakuan Prof Ian pada Aru, Kalandra sungguh tak menyangka pimpinan akademi yang terlihat bijaksana dan baik hati itu sungguh tega.

"Maaf, Kal, kau harus menyaksikan ini. Tapi, iblis itu mengotori wajahku." Ujar Prof Ian santai.

Kalandra tidak habis pikir, ia menghampiri Aru dan membantunya berdiri dan duduk di salah satu bangku.

"Apa maksud semua ini Prof? Apakah selama ini portal Seth Burgundi adalah jalan singkat menuju akademi?" Tanya Kalandra penasaran.

"Tidak, tidak. Portal Seth adalah pintu kemana saja sesuai keinginannya, tapi, karena kejadian ini telah berkali-kali terjadi, kami mengetahui jika hari ini kalian pasti akan menyusup ke tokonya dan ya- kami membuatnya tembus kemari." Jelas Prof Ian tapi tak satu pun yang Kalandra pahami.

"Rasian!" Prof Emma menegur dibalik punggung Prof Ian. Seakan mengantisipasi pembicaraan apa yang akan Prof Ian bahas. Pria itu mengangkat tangan kirinya meminta Prof Emma tidak menginterupsinya.

"Berkali-kali terjadi?" Ulang Kalandra merasa heran.

"Itu tidak penting, yang terpenting saya akan menjawab pertanyaan kalian berdua." Ujar Prof Ian seolah mengetahui segala sesuatu.

"Jangan mempercayainya, kal!" Seru Aru disela menahan sakit di tulang punggungnya yang mungkin mengalami keretakan.

"Arunika Manjali, dunia bawah bukan duniamu. Disinilah asalmu sebenarnya. Kau adalah anak yang tidak diinginkan, adanya kau di dunia ini adalah kesalahan, kutukan. Jadi, di sana kau di buang. Kau tak diinginkan di mana-mana.. tapi, bersyukurlah Moon Goddess masih memberimu sebuah kesempatan dengan takdir yang dramatis."  Kata Prof Ian seolah seperti sedang story telling.

Kemudian ia meminta kepada Eros membawakannya sebuah standing mirror yang segera dituruti cowok itu. Dengan tongkat sihirnya, ia membuat semacam tayangan di cermin itu. Tentang malam yang gelap dengan hujan lebat membasahi tanah, lalu menampilkan sebuah bilik dimana suara seorang perempuan berteriak histeris lalu disusul suara bayi.

Cermin itu menampilkan seorang bayi perempuan yang sehat dan cantik, air mata Aru berlinang karena ia menyadari bayi itu adalah dirinya. Di dunia bawah ia memiliki foto saat dirinya baru lahir.

Ibu dari bayi itu terlihat amat sangat takut, matanya mengobarkan kebencian purna, ia tampak depresi, dengan histeris dipeluk ketakutan, menangis meminta seseorang untuk segera menyingkirkan Aru kecil.

"Wanita malang yang mengandung anak Lucifer. Dewa telah mengkhianatinya, dia adalah wanita tak bersalah. Seorang perawan suci yang tiba-tiba mengandung karena saat ia berdo'a di kuil, bukan tuhan yang ada di sana, tapi iblis. Iblis jahat yang mengatakan jika ia akan segera mengandung anak pembawa petaka, sang kegelapan abadi yang akan memusnahkan Black Shades menjadi gelap seutuhnya seperti gerhana bulan. Wanita itu menceritakan mimpinya, tapi didengar oleh warga yang lain, apalagi setelah itu ia benar-benar mengandung tanpa suami, kebencian padanya makin mengudara. Setelah melahirkan bayi sial itu, benar saja kemalangan langsung menimpanya karena ia di bakar hidup-hidup di rumahnya." Aru menelan ludah susah payah. Meski apapun yang keluar dari mulut Prof Ian tak semuanya benar; bisa jadi ia hanya memprovokasi Aru, tapi Aru tak bisa memungkiri jika cerita itu mempengaruhinya hingga ia merinding dan bergetar sampai Kalandra menahan bahunya yang tremor.

"Kalandra, kau tau siapa nama anak iblis itu?" Prof Ian bertanya retoris.

"Diam lo bangsat!" Pekik Aru histeris diiringi teriakan penuh emosinya. Kemudian untuk pertama kalinya ia bisa menangis meraung.

"Arunika Manjali, perempuan terkutuk." Sambung Prof Ian.

Kalandra beralih membawa Aru ke dalam pelukannya. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. semua ini terlalu gila dan menyedihkan.

"Jangan menganggap kau lebih beruntung, kal." Prof Ian melanjutkan cerita mengerikannya. Entah itu kebenaran atau bukan. Tidak seorang pun yang tau.

"Kau bukan putra mahkota pengganti alpha di klan kalian. Kau bukan putra kandung Edmund Namor, kal." Kepala Kalandra bergetar, ada intuisinya yang telah menyangka perkataan Prof Ian adalah fakta, hanya saja ia tak berani menganggap semua itu kebenaran selama ini, ia lebih memilih memendamnya sendirian.

"Apakah orang itu adalah Senandika Mahadri?" Tembak Kalandra langsung pada intinya. Mungkin hal ini bisa menjawab mengapa ada dua alpha di klan mereka.

"Tepat sekali. Kalau kau bertanya kenapa keluarga Namor menutupinya, karena Senandika berdasarkan ramalan akan menjadi pemimpin terhebat di Black Shades dari ras werewolf, hal ini tentu saja tidak disukai ras lain, dan akan banyak yang mengincarnya. Kau, kau hanyalah bayangan, kal. Tumbal dari keluarga Namor, agar jika terjadi sesuatu kau lah yang mati, bukan putra kesayangan mereka." Mendadak Kalandra merasa ada batu yang mengeras dihatinya hingga nafasnya sesak, tangannya mengepal terlampau kuat hingga kuku panjangnya melukai telapak tangannya sendiri.

"Dan kau tau kejahatan paling keji yang dilakukan keluarga Namor? Mereka sengaja membunuh semua keluarga aslimu agar kau menjadi loner wolf. Alpha sebatang kara. Lalu, mereka semua mati ditiang pancungan hingga kepalanya berhari-hari menjadi pajangan. Mereka mati secara tak adil dengan cap pengkhianat. Tapi, tampaknya mereka gagal dan belum menyadari jika masih ada satu yang tersisa selain kau..." Prof Ian menggantungkan kalimatnya membuat Kalandra menengadah menatap wajahnya yang menyimpan banyak misteri.

"Eros, katakan.." perintah Prof Ian.

"Seth Burgundi, dia adalah abang kandungmu." Ujar Eros dengan nada datar.

Lutut Kalandra benar-benar lemas.

Siapa yang harus ia percayai sekarang?
















Sapta Timira : The Evil is BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang