Kemunculan Senan pagi hari di kamar asrama disambut dingin oleh dua teman sekamarnya; Ben dan Kalandra.
Senan tau alasannya. Karena ia melihat sisa-sisa dekorasi pesta disana lengkap dengan tulisan Happy Birthday, juga ada kue ulang tahun berbentuk singa yang tak disentuh sedikitpun. Ya, semalam adalah hari ulang tahunnya dan teman-temannya ingin memberinya kejutan. Senan merasa amat sangat bersalah, tapi jika semalam Aru tepat waktu ia ingin mengajak cewek itu ikut serta merayakan ulang tahunnya, tapi Aru ngotot ingin ke Magic Shop saat itu juga, tapi Senan tidak mungkin menjelaskan semnuanya pada Ben apalagi Kalandra.
"Gue minta maaf." Ujarnya sebagai kata-kata terakhir yang ia temukan di kepala.
"Ya, bener. Lo bisa minta maaf setelah ngebiarin kita nungguin lo semalaman untuk ngerayain ulang tahun lo!" Tanggap Ben kesal. "Kemana aja lo semalaman ini?"
Senan menelan ludah susah payah, bagaimana ia menjelaskannya?
"Semalam gue ke toko Bang Seth dan dia nahan gue buat sekalian ngerayain ultah gue disana dan gue gak bisa nolak, i'm so sorry!" Senan terpaksa berbohong.
Ben dan Kalandra makin memberinya sorot mata kecewa.
Kalandra perlahan mendekati Senan dan meninju wajahnya, Ben cukup terkejut dan ia tidak suka kedua sahabatnya bertengkar begini.
Senan ambruk ke lantai dengan sudut bibir robek mengeluarkan darah segar.
"Apa yang lo lakuin berdua sama Arunika semalaman?" Kalandra berjongkok di dekat Senan yang terduduk kemudian menarik kerahnya.
Senan terkejut mendengar penuturan Kalandra darimana ia mengetahuinya, "Dari mana lo-" belum selesai Senan berbicara, Kalandra kembali meninju wajah Senan membuat ia terkapar di lantai sambil memegang hidungnya.
Tadi pagi sekali, saat Kalandra melakukan beberapa latihan di gym fasilitas Hope World, Vania memberitahuanya mengenai apa yang Vania lihat semalam.
Ben akhirnya berusaha menahan Kalandra agar tidak lebih menyakiti Senan. Ia tidak tahu menahu perihal kepergian tanpa jejak Senan ada sangkut pautnya dengan Aru dan dari mana Kalandra bisa tau semua itu.
"Jawab gue, anjing!" Bentak Kalandra.
"Kala, sabar kal!" Ben sampai memeluk Kalandra untuk menahannya, dan membawanya duduk di tepi ranjang menenangkan diri dari emosi.
"Gue minta maaf masalah ulang tahun.." Racau Senan. "Tapi gue nggak minta maaf karena pergi sama Arunika."
Mendengar ucapan Senan, Kalandra rasa cowok itu memang siap mati.
"Apa lo bilang? Ulangi lagi!" Pekik Kalandra geram.
"Lo belum menandai Aru, artinya dia belum resmi jadi mate lo!"
Tangan Kalandra kembali mengepal, "Lo ngapain Aru?" Katanya dengan gigi bergemelatuk menahan emosi.
"Kenapa lo mendadak peduli sama dia?" Tanya Senan retoris. "Kenapa baru sekarang?"
"Gue selalu peduli sama Aru lebih dari yang lo tau, lo pikir siapa yang ngebersihin nama Aru dan membereskan kekcauan yang dia lakukan selama ini? Kakeknya? No! Itu bentuk kepedulian gue sama dia!" Jelas Kalandra kesal.
"Lo suka sama dia? Atau pertanyaan gue apa yang udah dia kasi sama lo, harusnya gue yang nanya kan sejak kapan lo peduli sama dia?"
Senan akhirnya bangkit dari pembaringannya, membersihkan darahnya dengan tangan begitu saja lalu memberi Kalandra tatapan tajam,
"Dia bukan Arunika Manjali yang sama. Lo pasti juga udah merasakan dia bukan mate lo lagi kan? Lo nggak ngerasain feromon yang gila dari sosok Aru yang sekarang?"
Pertanyaan Senan membuat ekspresi Kalandra berubah. Seakan-akan Senan membuka kotak pandoranya, keheranan yang selama ini ia simpan untuk dirinya sendiri. Kalandra tidak menjawab, karena keraguannya untuk tidak menandai Aru segera adalah karena cedera yang dialami cewek itu karena dirinya, lagipula, Kalandra baru teridentifikasi sebagai Alpha saa ulang tahunnya tiga bulan lalu dan baru merasakan jika cewek menyebalkan yang selalu mengganggunya ternyata adalah mate nya sendiri.
Kalandra merasa bersalah, dan ditambah pasca cedera Aru seperti orang yang berbeda.
Hal itu membuat Kalandra bingung untuk menandainya, terlebih feromon Aru sebagai mate nya makin memudar tanpa Kalandra tau sebabnya. Tapi, Kalandra memilih untuk tidak mengakui jika Senan benar.
"Gue bakal segera menandai Aru, jadi lo jaga jarak sama dia. Karena dia milik gue." Tegas Kalandra, ya, ia rasa harus mencari tau terlebih dahulu mengapa feromon Aru sebagai pertanda mate nya bisa memudar.
"Dia bukan mate lo, nggak ada alasan lo untuk mengklaim dia kayak barang!" Jawab Senan marah.
"Dan lo juga nggak bisa ngelakuin itu kan? Karena posisi lo cuma beta, gamma, atau jangan-jangan omega? Semalam ultah lo yang ke 17, lo udah tau kan kasta lo apa?" Kalandra mencoba menyadarkan posisi Senan yang tidak akan melampauinya.
Senan tersenyum miring, "Sayang sekali, tapi gue juga Alpha." Katanya mengejutkan Kalandra dan Ben.
Bagaimana bisa? Mereka dalam satu klan yang sama, bagaimana mungkin satu pack memiliki dua Alpha?
Detik keheningan antara ketiga cowok itu kemudian dikejutkan dengan suara bel raksasa pertanda kelas akan segera dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sapta Timira : The Evil is Back
FantasyArunika Manjali tidak pernah mengetahui jika dirinya ternyata adalah bagian dari makhluk supranatural. Selama ini jiwanya tertukar ke dalam tubuh manusia hingga umurnya yang ke 17 tahun tibalah saatnya ia menerima takdirnya setelah melewati skenario...