Senan memang merasa ada yang salah pada dirinya. Ya, dia memang cukup aneh hingga dijuluki alien oleh teman-temannya, tapi bukan tentang itu, ini mengenai sesuatu yang berbeda; perasaan seperti ingin mengingat sesuatu, ada sesuatu yang hilang tapi ia tidak tau apa.
Dan semua ini terjadi semenjak ia tidak sengaja melihat Aru mengenakan gelang grantha- gelang ikatan, peninggalan neneknya. Oleh sebab itulah Senan jadi sering mengamati Aru dan memperhatikannya. Saat itu pula Senan menyadari jika ada desir di darahnya saat melihat sosok Aru apalagi saat mata mereka tidak sengaja bertubrukan. Sebelumya Senan tidak pernah merasakan getaran demikian pada Aru.
"Pindah lo!" Suara Kalandra seolah menyihir perhatian semua orang yang duduk sesuai angkatannya menyambut makan siang untuk tertuju padanya.
Sudah seperti kejadian rutin bagi mereka drama antara Kalandra dan Arunika adalah teater opera sabun gratis yang selalu menarik untuk disaksikan sebagai hiburan makan siang.
Aru menatap sosok Kalandra dari kaki hingga kepala dengan wajah judging paripurna; lalu mengabaikannya.
"Lo nggak denger gue ngomong apa?" Dengan kurang hajarnya Kalandra menarik piring makanan Aru, membuatnya yang mencoba cuek akhirnya menatap Kalandra penuh dendam.
"Apaan sih, anjing?" Kesabaran Aru setipis tisu jadi jangan dipancing, mendengar umpatan yang keluar dari mulut Aru, semua orang menyoraki, ini kali pertama mereka mendengar Aru melawan Kalandra, biasanya hanya bisa menangis.
Kalandra juga dibuat terkejut dengan reaksi Aru, apalagi tatapan setajam siletnya yang serasa membelah kepala Kalandra jadi dua bagian. Tapi, ia segera menguasai diri, "Ini tempat gue sama teman-teman gue. Mending lo pindah sekarang, gue udah tau modus lo yang pengen dekat-dekat gue kan?"
Najis mugaladah! Aru merasa tingkat kepedean cowok yang satu ini sudah melampaui alam semesta.
"Maaf ya, entah siapa nama lo. Ini bangku fasilitas sekolah kan? Emang ini bangku milik nenek moyang lo?" Aru menambah intonasi nyolotnya dengan efek membanting sendoknya ke lantai.
Ben yang sedari tadi diam bertepuk tangan heboh. "Go Aru go Aru go!"
Aru mendelik galak ke arahnya, entah kenapa Ben langsung mengunci mulut. "Diam lo penghianat!" Kecam Aru jengkel, ia benci pada Ben yang membohonginya, walaupun sekarang cowok itu pasti lupa ingatan seperti yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sapta Timira : The Evil is Back
FantasiaArunika Manjali tidak pernah mengetahui jika dirinya ternyata adalah bagian dari makhluk supranatural. Selama ini jiwanya tertukar ke dalam tubuh manusia hingga umurnya yang ke 17 tahun tibalah saatnya ia menerima takdirnya setelah melewati skenario...