🌷23. Suicide

108 26 0
                                    

Sekilas tidak ada yang ganjil dari suasana Hope World pagi itu. namun, sebuah lolongan panjang seorang siswi tingkat pertama bernama Mia mengubah segalanya. 

Mia memang biasa membersihkan menara setiap pagi sebagai detensi dari Prof Emma akibat sering melanggar peraturan sekolah selama satu bulan, namun pagi ini ia harus pingsan dengan dramatis tatkala menemukan seseorang tergantung di ruangan paling puncak menara. orang yang semua orang kenali, salah satu siswa populer sekaligus ketua Klub Jurnalis Hope World- Vania Keisya.

Kejadian ini sontak menjadi pusat perhatian dan menjadi kehebohan di Hope World. hingga mau tak mau sebelum pembelajaran berlangsung seperti biasanya, Prof Ian selaku kepala akademi mengumpulkan semua orang di aula utama.

 hingga mau tak mau sebelum pembelajaran berlangsung seperti biasanya, Prof Ian selaku kepala akademi mengumpulkan semua orang di aula utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dengar semuanya, pertama-tama saya turut berduka cita atas kepergian salah satu keluarga kita, saudari Vania Keisya. saya turut menyesal dan saya minta maaf karena merasa amat sangat bertanggung jawab atas kepergiannya. penyebab kematiannya tak lain adalah bunuh diri, untuk motifnya masih kami selidiki bersama dengan pihak yang berwewenang. jadi, saya berharap kejadian ini jangan sampai mengganggu kegiatan belajar kalian dan apabila kalian mengalami masalah secara personal atau pun dengan interpersonal mohon untuk membicarakannya dengan orang dewasa, pada kami sebagai guru, orang tua kalian di akademi ini. jangan mengambil keputusan dengan pemikiran pendek, kalian tidak sendirian!" Pidato Prof Ian terdengar cukup bijak, tentu saja sebagai pencitraan. Aru tersenyum miring dibarisannya. ia sangat yakin kejadian ini ada hubungannya dengan Prof Ian dan rencana gilanya.

"Prof, Vania tidak bunuh diri! dia tidak punya alasan untuk itu, saya berani jamin dia dibunuh!!! bagaimana Professor bisa memutuskan Vania bunuh diri semudah itu??!!" Lea sebagai teman dekat Vania, bahkan satu kamar dengannya merasa amat sangat tidak menyukai apa yang Prof Ian katakan. menurut Lea, Vania mustahil bunuh diri. kejadian ini membuatnya terpukul sekaligus sakit hati karena ketidakadilan yang mulai ditunjukkan pihak akademi yang terkesan ingin menutupi begitu saja kasus ini. Lea tidak akan tinggal diam. ia akan mengungkap kebenaran.

Prof Ian terdiam sejenak mendengar perkataan Lea, matanya menatap lurus dengan sorot penuh makna, dengan suara beratnya, ia terdengar sedikit emosi, "Berat sekali perkataan anda, Nona Sasikirana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prof Ian terdiam sejenak mendengar perkataan Lea, matanya menatap lurus dengan sorot penuh makna, dengan suara beratnya, ia terdengar sedikit emosi, "Berat sekali perkataan anda, Nona Sasikirana. anda mengatakan kata menjamin, apakah anda memiliki bukti bahwa mendiang Vania dibunuh? jika anda memang memiliki beberapa bukti silakan melapor, tapi jika apa yang anda katakan adalah omong kosong belaka, lebih baik anda tidak mengatakan apapun untuk perkataan yang tidak berdasar semacam itu. kami tau anda berduka atas kehilangan sahabat dekat anda, begitu pula dengan kami. tapi, bukan begitu cara menyelesaikan masalah." seru Professor Ian dengan tenang tapi tajam.

Sapta Timira : The Evil is BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang