"malato"

3.7K 261 20
                                    

malam hari yang sunyi dan dingin jika dirumah beberapa orang, namun berbeda dengan kediaman keluarga DESHPRAX yang ricuh dan berisik karna tangisan seorang gadis kecil yang tak lain anak bungsu mereka, siapa lagi kalau bukan cilia

"hiks hiks mommy mommy hiks" tangisan cilia yang terdengar di telinga daddy andri yang baru saja masuk kedalam kamar karna ingin membersihkan diri terlebih dahulu baru menemui si kecil

saat baru saja keluar dari ruangan ganti baju daddy andri langsung disambut dengan tangisan anak bungsunya, dengan terburu - buru daddy andri langsung berlari kearah anak bungsunya dan terlihat lah disana si kecil lagi terisak dengan mata bulatnya yang menatapnya sayu dengan bibir melengkung dan sedikit bergetar

"kenapa baby?" tanya daddy andri ke cilia yang sedang merentangkan tangannya

"ad- badan kamu panas, pusing hm?" ucap daddy andri sedikit khawatir tapi sebisa mungkin daddy andri berbicara dengan tenang kepada cilia, dan langsung menggendong cilia ala bayi koala

"pucing dy hiks palak cila pucing" ucap manja cilia sambil mendusel wajahnya di dada bidang sang daddy

mata yang bulat kini menjadi sayu, hidung kecilnya yang memerah, pipi yang awalnya ada semburat merah muda kini menjadi merah padam seperti strawberry yang tak terlalu matang, bibir mungil yang bergetar dan mengeluarkan hawa panas, tubuh yang awalnyan selalu semangat kini terlukai lemas, jangankan jalan bahkan cilia ingin berbicara saja tak bisa,
seakan - akan tak ada tenaga lagi

daddy andri yang melihat kondisi sang putri pun tidak tega dan khawatir yang semakin menambah, dengan
terburu - buru ia mengeluarkan handphone nya dan memanggil dokter pribadi keluarga mereka yang sudah mengabdi lama di keluarga itu

"halo tuan ad-

"cepat kesini, 3 menit tidak sampai siap - siap satu persatu organ anda akan hilang!"

"tap-

Tutt

tanpa mendengar jawaban dari belah pihak daddy andri pun langsung menutup telponnya

sedangkan disisi lain

'Lumpuhkanlah ingatanku'

'Hapuskan tentang dia'

'Hapuskan memori kutentangnya'

'Hilangkanlah ingatanku jik-

tring tring angkat bang mana tau penting 

nyayiannya terhenti saat mendapatkan panggilan dari seseorang yang tak lain ialah pemilik rumah sakit tempat ia bekerja, dengan segera ia angkat panggilan itu

"halo tuan ad-

"cepat kesini, 3 menit tidak sampai siap - siap satu persatu organ anda akan hilang!"

"tap-

Tutt

belum lagi ia menyelesaikan ucapannya lagi dan lagi dipotong bahkan kali ini bukan hanya dipotong tapi sambungan panggilannya langsung dimatikan tanpa memikirkan perasaannya yang paling dalam, ughh  sungguh sakit bahkan sakitnya melebihi friendzone, lebay

"ampun dah, sipaling orang penting, emang orang penting sih tapi orang mau ngomong aja di potong terus, ihhh tak slepet nanti" dumel orang itu dengan kesal, tapi mengingat ucapan orang yang ada di telepon atau disebut aja atasannya ia pun langsung cepat - cepat bersiap agar organnya tak hilang

'DIXZEN ARELAE' dokter tampan dengan tinggi 187, muka tampan dan rupawan dengan mata sipit, alis mata gak tipis dan gak tebal tapi tajam, hidung bangir, pipi tirus dengan rahang tegas dan jangan lupakan rambut yang bewarna hitam legam yang halus, membuat siapa saja tak bisa berpaling darinya, bahkan saat ia bekerja dirumah sakit terbesar disana, 3x lebih banyak dari biasanya, siapa coba yang mau menyia - nyiakan wajah tampan sang dokter satu itu

'DIXZEN ARELAE' atau sering di panggil dokter 'DIZEN',dizen bekerja izen di rumah sakit sudah hampir 5 tahun dan disaat itu juga ia di angkat menjadi dokter pribadi keluarga DESHPRAX sekaligus pemilik rumah sakit itu

dizen bukan orang yang berwajah datar datar, cuek dan dingin, bahkan sebaliknya, dizen memiliki sifat ramah, humoris, penyabar, bijaksana dan tegas, maka dari itu daddy andri menginginkan dizen menjadi dokter pribadi keluarganya

mari balik lagi di kamar sang daddy

"mas baby kenapa?" tanya mommy zira yang baru saja masuk kamar karna mendengar kalau anak bungsunya sakit

"baby demam tinggi sayang, sialan mana si dizen" desis daddy andri saat merasakan badan cilia yang semakin panas

"sabar mas mungkin dizen nya sebentar lagi sampai" ucap mommy zira menenangkan suaminya

"mas baby nya di tarok dulu dikasur biar aku kompres dulu, biar panasnya turun walaupun sedikit" lanjut mommy zira saat melihat seorang maid membawa baskom berisi air dingin dan kain, karna sebelum kekamar tadi mommy zira menyuruh seorang maid membawa baskom berisi air dingin dan selembar kain

"ter-

BRAKK

"OMG anak mami kenapa bisa sakit!" ucap seseorang yang baru saja datang dengan cara membanting pintu, siapa lagi kalau bukan mami eline

"aduhh mam bisa gak sih biasa aja gitu, mbul nya gly lagi sakit, nanti tambah rewel" ucap gly yang baru saja sampai

"kamu ya masih bocah udah nasehatin mami, nanti mami belah gogi kamu itu!" ucap mamu eline dan yang di sebut gogi itu motor kesayangan gly

"serah mami" ucap gly mengalah dari pada motor kesayangannya menjadi taruhannya

"hahh kalian bisa diam tidak" ucap wanita paruh baya yang tak lain oma ana dengan nada sinis nya, sedangkan oma ara hanya diam sambil berjalan kearah mommy zira yang sedang mengompres cilia

"gimana keadaan baby?" tanya oma ara sambil mengelus lembut rambut cilia

"panas nya gak turun - turun mom" ucap mommy zira dengan lesu

"mommy yakin pasti baby cepat sembuh kok nak" ucap oma ara menyemangati

Tok

Tok

Tok

"maaf saya terlambat tuan, tadi ada kendala sedikit" ucap seseorang yang baru saja mengetuk pintu yang tak lain dokter dizen

Daddy andri yang melihat dokter dizen datang langsung menyuruh meneriksa cilia agar cepat tertangani

"hm, cepat periksa anak saya" ucap daddy andri

"baik tuan" ucap dokter dizen sambil membungkukkan sedikit badannya

Dizen yang sudah memeriksa cilia pun langsung memberitahu ke yang lain

"nona badannya sangat lemah dan mungkin kemaren nona memaksa tubuhnya untuk beraktifitas lebih, jadi ber efek panas tinggi dan mungkin akan kejang kejang karna demam terlalu tinggi, kalau bisa nona cila jangan terlalu banyak beraktifitas dan kalau bisa makannya harus ditambah dengan sayur agar imunnya terjaga, mungkin itu saja tuan nyonya" ucap dokter dizen

"dan ini tuan obat yang harus di minumkan oleh nona dan ini obat nya sudah terdeteksi cocok dengan tubuh nona karna saya sendiri yang meraciknya untuk nona cila" ucap dokter dizen sambil memberi obat - obat yang sudah ia siapkan

Setelah menyampaikan itu dokter dizen pun langsung pamit undur diri, setelah perginya dokter dizen, oma ana, oma ara, mami eline dan gly pamit pulang karna besok mereka akan pergi ke bangkok (thailand), karna ada sedikit masalah dengan perusahaan mereka yang ada disana dan semuanya ikut, kecuali keluarganya daddy andri karna mereka tak ada hubungannya sama perusahaan yang ada disana

Setelah mereka pamit daddy andri dan mommy zira langsung menyusul anak bungsunya ke alam mimpi, tapi sebelum itu mommy zira memasangkan baby fever ke kening cilia dan mereka pun langsung mengistirahatkan tubuh mereka sebelum sang anak rewel karna demam















































































~bersambunggggg

Sehat selalu untuk kalian semua

Novel terakhir kebrainanzi ~ Ceciliana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang