Bucket Hat

518 60 14
                                    

.

.

.

Lemes rasanya.

Sampai rumah leyeh-leyeh. Mencoba melupakan kejadian tadi sore. Tapi ya namanya juga terlanjur sayang, kalau sudah tersakiti sembuhnya lama.

Aku memang belum dapat konfirmasinya secara langsung. Tapi dari perlakuan didepan mataku tadi, aku rasa tidak perlu bertanya lebih lanjut. Malah nanti kesannya aku kepo banget sih.

Sudah jam sepuluh malam, lebih baik aku makan. Walau ga doyan makan tetep butuh asupan. Mengingat besok udah ada rencana syuting. Ampun deh, belum mikir outfit, koreo, segala harus menata kembali perasaan. Hiks.

...

Karena malas jalan keluar, aku pesan aja. Tapi ingat tidak boleh banyak-banyak. Well, back to reality again. Sambil makan ayam goreng korea, aku masih meratapi nasib. Walau bagaimana pun, sebenarnya aku sudah bisa menebak endingnya akan seperti ini.

Memang lebih baik aku tetap menjadi pengagum rahasianya saja. Dari pada dekat, dan berharap yang terlalu tinggi. Malah membuatku jadi serba salah. Menjauh tentu akan segera ketahuan olehnya. Tapi aku tidak punya pilihan lain.

Lebih baik menjadi asing kembali. Sehingga aku tidak perlu merasa sakit hati seperti ini.

...

06.00 am

Aku pergi lebih awal untuk mencari sarapan sebelum syuting jam 8 pagi. Outfit sudah bisa dipilih nanti sekalian. Rasanya masih ngantuk, karena jam 2 pagi aku baru bisa tidur.

Selesai sarapan aku bergegas ke kantor YG, lalu berjalan cepat menuju studio tari. Jeng jeng, sudah siap semua rupanya.

"Untung ga telat." teriak Minzy dari sudut ruangan.

"Sudah diusahakan ini."

"Yok buru, tuh dipilih dipilih."

Di gantungan baju penuh dengan pakaian berwarna hitam-hitam. Baguslah, warna gelap, cocok dengan suasana hati. Cielah.

"Ni aja."

"Ya sudah pake," kata Lee Jung sambil nunjuk ruang ganti.

"Wow, cool banget."
Aku bisa mendengar suara itu tapi tidak tahu siapa yang bilang. But thank's.

Kulihat-lihat, tidak ada penampakan Rose disini. Aku tidak tahu apa yang kru rencanakan. Tapi ya sudah aku ikut permainan saja.

...

Setelah semua kelar, milih outfit, absen. Kita masuk ke minibus yang sudah YG persiapkan. Ryujin ndusel duduk di sebelahku. Sambil senyum-senyum caper.

"Ga usah senyum-senyum, ada apa?"

"Kok Rose ga ikutan sih?" Ngapain kau nanyain ke aku heh.

"Ya ga tau, tanya sama Lee Jung tuh."

Ryujin diam, lalu melirikku lagi.

"Katanya temenan,kok bisa nggak tahu sih." Anak ini membuatku menarik nafas dalam-dalam.

"Denger ya dek, inikan rencana crew, dan aku bukan leader. Jadi kalau aku nggak tahu kan wajar. Memangnya kau dikasih tahu? Memangnya yang lain juga diberitahu?"

"O-oke oke, nggak nanya-nanya lagi deh."

Terpancing emosi aku tidak sengaja melotot ke arahnya sambil terus mengomel. Aku cemburu Ryujin menanyakan soal Rose melulu. Dan ini kan aku sedang proses melupakan Rose barang sehari. Bocah ini malah terus-terusan menyebut namanya. Huh.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang