Voice Note

237 49 13
                                    


.

.

.



"Huft, rasanya aku ingin muntah."

"Tenang, lakukan seperti biasanya kamu ngobrol sama Hyeri."

"Yang susah bukan caraku bicara dengannya, tapi membuatku santai setelah semua kecurigaan ini? Aku akan khawatir kalau harus bolak balik ke toilet."

Aku tertawa sambil mengelus kepalanya. Kenapa terasa aneh setiap aku melakukan itu. Karena Rose lebih tinggi dariku. Walau hanya beberapa centimeter.

"Aku mengubah rencananya Rosie, my love."

"Rencana yang mana?"

"Hm aku punya dua pilihan untukmu."

Rose memperhatikanku dengan wajah serius.

"Begini, pilihan pertama kamu jadi menyebalkan karena tiba-tiba suka setelah diberi barang mahal. Atau tetap pada rencana satunya, memancingnya untuk mengaku dengan tidak membicarakan stalker itu. Hanya pakai gelang ini dan bersikap biasa saja."

"Hmm aku pikirkan nanti waktu di sana saja. Siapa tahu bisa improvisasi."

Tawanya terdengar lebih santai dari sebelumnya.

"Tapi aku masih belum 100% yakin, jadi jangan terlalu dipikirkan. Bilang kalau aku akan menjemputmu, jika sudah selesai. Jadi dia tidak akan bisa mengantarmu pulang lagi seperti kemarin."

"Oke. easy."

Rasanya ingin kucium pipinya yang gemes. Tapi berhubung sedang ada di kantin YG, mana bisa. Aku hanya bisa menggosok lengan kirinya.

"Aku pergi sekarang kalau gitu. Si Junghwan sudah menunggu di sana. Dan juga aku harus memastikan kalau Hyeri tidak akan tahu aku ada disekitar sana."

"Baik, hati-hati honey."

"Hmm gemes pengen cium."

Rose nampol ujung topiku dengan manis manja. Kemudian aku pergi dari sana. Kebetulan memang rencananya Rose datang belakangan. Mungkin Hyeri akan sampai di sana lebih dahulu. Rose naik taksi.

.

.

.

Sampai di sana, benar saja aku sudah melihat penampakan Hyeri di meja yang kupesankan. Tempatnya yang sebelah luar. Sedangkan aku di dalam, lantai dua. Tepat di sebelah jendela, jadi aku bisa memantaunya dari sini.

Mungkin saja Hyeri bisa melihatku juga dari bawah sana. Karena itu aku memakai topi hitam kebanggaan dengan syal untuk menyamarkan bentuk bibir seksiku huahaha.

"Sudah pesan?" Aku bertanya pada Junghwan yang diam saja sambil memperhatikan Hyeri di bawah. Alisnya mengernyit, seolah bertanya apa benar ini orangnya?

"Pesanlah sesuatu, nanti aku yang bayar."

"Baik noona,"

Kalau diperhatikan, wajah anak SMA ini tampan juga. Hanya saja badannya terlalu besar untuk ukuran pelajar.

"Big Soda saja. Sama burger kalau boleh."

"Double cheese or double patty?"

"Dua-duanya. Boleh?"

"Boleh."

Sudah seperti traktir adek saja aku.

Aku memanggil pelayan untuk mencatat pesanannya dan juga aku. Aku memesan kopi susu, dan nachos untuk cemilannya.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang