The Planning

234 47 4
                                    


.

.

.



"Eh sebentarrrr.."



Kembali pemuda bernama Junghwan itu membuka pintu. Melihatku dengan waspada.

"Kau pasti tahu orangnya kan? Tahu wajahnya kan?"

Dia menggelengkan kepala.

"Aku kenal lewat internet. Saat ku bilang aku tinggal di apartemen ini, dia langsung memintaku untuk melakukan tugas-tugas kecil katanya."

Sungguh kebetulan yang aneh. Jangan-jangan dia sudah merencanakan ini, tapi menunggu waktu yang pas saja.

"Foto nya tidak ada?"

"Tidak, Anonim."

"Lalu bagaimana caramu mengambil kiriman itu dan menaruhnya disini dan disana?"

"Aku mengambilnya di suatu tempat yang sudah ditentukan olehnya noona."

"Hmm ribet juga ya. Tapi baiklah, thanks."

Aku kembali berjalan menuju lift. Aku kantongi gelang mahal tadi untukku tunjukkan kepada Rose nanti.

Hmm gimana ya caranya agar orang itu mengaku?

Mensinkronisasi suara lewat telepon belum tentu bisa menjadi bukti kuat soalnya. Kalau pun menurut Rose itu suara Hyeri sih.

Kita harus bisa mencari bukti yang lain. Atau membuatnya mengaku. Soalnya dia menyuruh orang mengantarkan kirimannya. Jadi tidak mungkin kita bisa menangkap basah dirinya.

Nanti saja aku pikir sehabis bekerja.

.

.

.

Sekarang suspect sudah menjadi satu orang. Lagi pula dia itu gencar sekali meminta Rose untuk menginap kemarin. Dari cerita Rose saja aku sudah geregetan.

Namun aku juga tidak bisa gegabah dengan mengakui bahwa Rose itu adalah kekasihku. Soalnya orang seperti itu bisa nekat menyebarkan rumor.

Tapi apalah artinya rumor tanpa bukti.

No picture HOAX.



...



09.00 pm



"Bye bye Lisa sseam." Mereka semua berpamitan denganku selesai latihan.

Aku pun pergi menuju ruang YGX. Sambil jalan, aku mengecek handphone. Aku tidak percaya Rose hampir setiap 2 jam, dia mengirimkanku foto dan apa yang sedang dia lakukan.

Lucu sekali.


L _ hehehe, Rosie tidak perlu kirim setiap jam jg sayang. Aku tunggu di YGX ya. _


Aku membeli segelas es kopi dulu sebelum masuk ke YGX. Dalam ruangan masih ada beberapa orang yang belum pulang. Mereka sedang latihan untuk koreografi Rose x Rtee.

Aku iri sekali karena tidak bisa ikutan. Lee Jung menghampiriku. Mengajakku bicara.

"Heuh, susah juga memilih 10 orang."

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang