Kim Kim Jisoo

743 73 1
                                    

.
.
.

Latihan selesai dan aku mulai menuju 7Eleven di seberang kantor. Well si kucrut Ryujin mengekor di belakang.

"capek banget, pala pusing." ocehnya.
"lemah."
"traktir kek un, sekali-kali."
"lah siapa anda?"

Ryujin menuju ke rak roti dan mengambil roti melon. Dan juga minuman bersoda. Sebelum kembali ke cafe, aku juga butuh energi. Jadi aku ambil minuman berenergi, dan juga sandwich.

Lalu berjalan berdua bersama Ryu ke kursi depan. Sebenarnya anak ini cukup dekat denganku. Hanya saja yang dilihat orang seperti aku berantem terus dengan Ryu.

"susah bener koreonya ngomong-ngomong."
"ah masa? gampang kok tadi."
"yak buat anda, aku dikasih kelas tambahan kek unnie."
"minta sama minji noh."
"ga mau, maunya diajarin Lalisa Manoban."

Aku hanya nyengir malas. Mau saja sih mengajari Ryu, hanya aku yang sudah tidak punya waktu luang sekarang.
"sorry dek, saya sibuk orangnya."
"ga asik. kenapa sih pake kerja partime segala un, wong udah kaya kok."
Pengen aku geplak palanya. Karena dirinya itu tahu loh aku kenapa, pakai sok-sokan lupa ingatan.

Selesai makan sandwich, aku meletakkan kepala lunglai ke atas meja. Dengan topi putihku, aku mulai memejamkan mata. Kurang tidur jujur saja semalam.

"lelah.. aku merem bentar, nanti dibangunin ya." pamitku ke Ryujin.
"iye iye, merem deh."

.
.
.

"excuse me."

Samar-samar aku mendengar suara wanita memanggilku. Kemudian mencolek lenganku pelan. Ku kumpulin nyawa sambil mulai peregangan. Ku buka mata dan bukan Ryujin yang membangunkan aku. Sial.

Gelagapan aku mencoba mengelap iler yang entah terekspos atau tidak oleh seorang gadis berambut cokelat di hadapanku ini.

Gelagapan aku mencoba mengelap iler yang entah terekspos atau tidak oleh seorang gadis berambut cokelat di hadapanku ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"sorry sorry, aku duduk sini boleh ya? ga ada tempat kosong soalnya." katanya.

Aku yang masih mengumpulkan nyawa ini, hanya ha he ho.

"Ryu. eh maksudnya tadi temenku di sini. kemana ya?"
"aku cuma liat kamu yang duduk di meja ini, ga ada orang lain."

Ryujin sialan. Liat aja besok gue giling tu bocil SMA.

"sial. sepertinya bocah itu mengerjai aku. maaf, yak silahkan duduk. aku juga akan pergi."
"alright then, makasih."

Gadis itu duduk sambil membawa ramyeon dan segelas susu strawberry. Rasanya tidak asing. Seperti pernah lihat tapi dimana ya.

"maaf ya, hehe." katanya sambil mulai duduk di hadapanku.

Cantik juga ini cewek. Hidungnya kecil bibirnya lope. Ketika ku edarkan mata ke sekeliling, baru sadar banyak orang yang sudah memenuhi tempat duduk lain. Mendadak malu banget. Harus buru-buru pergi sih ini.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang