Gotcha!

259 45 20
                                    

.

.

.

Pagi itu orang-orang pada pergi dari sana pagi-pagi. Sedangkan Rose yang masih mengumpulkan nyawa, kembali ke kamar.

Tentu aku menyusul. Semalaman tidak bisa memeluknya, rasanya ingin menghabiskan waktu berdua sebelum ia pergi.

"Lisayang, sini."

Begitu aku muncul di balik pintu, dia merentangkan tangan minta diuyel-uyel.

"Ehmm cantikku."

Aku ciumi pipinya yang wangi sambil memeluk tubuh mungilnya erat. Rose merengkuhku juga dan membalas sentuhan dariku. Rasanya tidak akan cukup untuk membuat rinduku terobati.

Pipinya yang hangat menyentuh wajahku. Sudah merasa puas dicium pipinya, ia menarik diri dan mencium bibirku. Dengan mesra dan perlahan. Sambil kedua tangan saling bertautan.

Sampai pada ciuman yang terlepas dan mendarat di leher dan rahangnya. Aku bisa melihat senyumannya yang manis setiap aku beralih dari leher dan pipinya.

"Hihihi, geli ah."

"Ehm nanti aku kangen gimana?" manjaku kemudian menempelkan ujung hidung di ujung hidungnya.

"Susulin dong, seperti waktu di Paris."

Aku senyum sendiri mengingatnya, begitu tidak bisa menahan rindu.

"Hehehe, itu sudah tidak terbendung, sampai-sampai berharap dieliminasi dari kompetisi."

Rose terkekeh lalu menciumku.

"Sangat nekat, tapi seksi."

Wajahnya yang polos membuatku tidak bisa berhenti memandangnya. Jarinya menjelajah di wajah dan leherku.

"Lehermu sangat seksi Lisa, tai lalatnya membuatnya lebih menggoda."

"Apa kau tergoda juga?"

"Uh huh."

Dengan perlahan ia mendekat lalu menyesap leherku bagian kiri. Ugh, langsung ke bagian sensitif. Ciuman Rose itu sangat lambat dan sensual. Membuat merinding sekujur tubuh.

"Ehmm, sayangku." keluhku yang mulai kegelian.

"Pas banget ya?"

"Nakal."

Rose memeluk tubuhku lagi. Kembali pada posisi awal.

"Nanti telat. Kan harus ke YG dulu." kataku mengingatkan.

"Iya, ugh sayang sekali."

.

.

.

Sore hari aku tidak bisa mengantarkan kesayanganku pergi, karena pas jam menghadiri meeting bersama boss YG. Membahas tentang evaluasi pertama babymonster.

Tapi sudah mendengarkan suaranya sewaktu berpamitan saja sudah senang.

...

Malamnya sewaktu aku kembali ke YGX untuk mengambil barang, aku mendengar ribut-ribut di dalam ruang latihan. Penasaran aku pun ke dalam.

"Ada apa nih ribut-ribut." tanyaku.

Lee Jung yang berada di sana pun menengok ke arahku.

"Yeojin kau saja yang menyusul ke Busan, soalnya besok mulai syuting bersama dancernya."

Aku dicuekin. Kok nyusulin? Memang berempat itu kenapa?

"Wae wae wae?" tanyaku ulang kepada beberapa orang di sana.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang