Promotion

271 50 9
                                    

.

.

.

"Wah malam ini seru banget. Makasih ya Rosie."

Jisoo yang senang pun memeluk Rose yang sudah membuka blazernya. Kemudian berpelukan cukup lama. Jisoo sempat minum satu kaleng beer lalu akhirnya si soft drink tidak laku.

Beruntung masih aman terkendali ya. Tidak seperti minuman Jennie yang mematikan dulu itu.

Aku yang malas beres-beres pun menghampiri Rose. Merangkul pundaknya.

"That was awesome. Kapan-kapan buat party lagi lah. Seru juga soalnya."

"Ah gampang itu tinggal nunggu momen." kata Jisoo.

Jennie yang baru keluar dari kamar mandi pun ikut nimbrung. Wajahnya merah kebanyakan minum.

"Jisonee, aku gak mau beres-beres pokoknya. Cuapek."

"Me too." kata Jisoo dan Rose bersamaan.

"Pesenin Go Clean aja udah." saranku, yang disetujui semua gadis itu. Aku juga malas mengurus after party yang lebih sembrawut daripada preparing.

"Ya sudah pulang yok sayang, opss." ajak Rose yang memang jarang manggil sayang di hadapan semua orang.

Jennie melirik iri dengki. Padahal tadi dirinya dikerubuti mas-mas yang datang. Entah diajak ngobrol, diajak nari, diajak minum. Entah apa yang Jennie mau dariku. Kok ya masih saja demen mengiri padaku dan Rose.

"Ayok, pamit ya Ji, Jen."

Lalu aku pun pergi merangkul Rose dan ia mulai menggelendot manja. Aku cium keningnya di depan gerbang yang sudah ditutup oleh Jisoo.

"Hmm cantikku, suaranya kok merdu sekali sih? Gitu gak dipamerin ke aku?" bisikku yang dibalas ciuman dibibir. Ya ampun belum juga masuk rumah.

"Kamu yang gak request."

Aku buka gerbang, dan masuk ke dalam. Badannya sempoyongan, begitu sampai dalam rumah. Ia melempar blazer yang ia bawa ke atas sofa.

Ia mengalungkan tangan di leherku. Wajahnya cantik, sendu dan aku menyukai rambut lurus belahan tengahnya. Aku cium langsung bibirnya yang ranum merah merona.

"Cantikku Rose."

"Lepas beani nya sayang."
Ia meraih topiku lalu melemparkannya ke lantai. Mencium ku dengan mesra. Diselingi senyuman dan cekikikan. Aku dan dirinya tertawa-tawa entah apa yang lucu.

Efek alkohol.

"Mau itu sayang." bisiknya. Membuatku menggigit bibir.

"Itu apa baby?"

"Ih yang enak itu."

Aku tertawa lagi. Sudah seperti ODGJ, gak bisa mengontrol tawa. Aku angkat dirinya yang mulai menangkup pinggang ku dengan kedua kakinya.

Ugh ingin ku memasukinya pakai alatnya Jennie itu. Haha. Badannya yang ringan membuatku gampang menaiki tangga sambil menggendongnya di depan.

"Buka bajunya.." ucapnya manja setelah turun dari gendongan. Ia menarik-narik hoodie yang kupakai. Dengan gerakan seksi menggoda, sambil menggigit bibirnya. Damn tidak sabar.

Mulai kubuka hoodie, dan kaosnya juga. Rose sudah menarikku sampai terjatuh di ranjang. Dengan cepat aku buka kaos putih yang ia kenakan. Menciumnya lehernya begitu terbuka. Hmm badannya langsing dan semakin seksi saja.

"Sering workout ya Rosie?" bisikku sembari sibuk merabanya.

"He em. Suka?"

"Suka banget."

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang