02 ; that day

92 12 0
                                    

"I never thought that day I had to lose what I really care about."
- Daniel.

________________________________

Nathan melihat sebuah mobil yang melaju sangat kencang di depannya, lampu sorot yang begitu tajam mengalihkan semua pandangannya.

Dia yang tidak bisa mengendalikan mobilnya pun tergelincir dan terguling, hingga akhirnya dia kembali tersadar dari mimpinya. Nathan kini terbangun lalu melihat sekeliling dan sadar jika dia masih berada di sekolah, dia pun bangkit dari ranjang membuat seseorang yang berada di samping ranjangnya pun ikut terbangun.

"Hmmh, lo udah bangun?" tanyanya membuat Nathan sedikit terkejut karena itu adalah suara seorang gadis, dia pun membuka tirai di samping ranjangnya dan melihat Jean yang setengah bangun di ranjang.

"Lo? Ngapain disini?" tanya Nathan.

Bukannya menjawab, Jean malah kembali berbaring sambil menarik selimutnya, "Udah, mending lo tidur lagi aja. Jam pulang kayaknya masih lama, gue udah titip absen sama Arzan. Gue tau, lo juga masih males kan buat belajar." ujar gadis itu sambil memejamkan matanya.

Nathan merasa jika dia harus ke toilet, lalu meninggalkan Jean tanpa mengatakan sepatah kata pun padanya. Di toilet, ketika Nathan tengah membersihkan tangannya di wastafel, dia mendengar suara yang sedikit mengganggu dari salah satu bilik toilet disana.

Tak lama dia pun keluar dari salah satu bilik itu, dan menunduk menatap sepatunya lalu dia pergi dari sana.

Tepat dari dalam bilik terlihat seorang gadis yang terikat, dengan mata tertutup dan mulut yang dilakban. Nathan yang kembali ke ruang UKS mendapati Jean sudah terbangun sambil memainkan ponselnya.

"Lo dari mana?" tanya Jean tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Penting emang kalo lo tau?" ujar Nathan yang berhasil membuat Jean meliriknya lalu memutar bola matanya malas.

Tak lama setelah keheningan menyelimuti mereka berdua, kini Arzan dan yang lainnya pun datang. Kiran yang membawa tas Nathan pun langsung memberikannya. Sementara tas Jean dibawakan oleh Arzan.

"Nongkrong dulu yuk bentar aja, gua males banget pulang cepet." ajak Arzan pada mereka bertiga, yang memang kebetulan Zion dan teman-teman baru Jean memiliki kelas tambahan, jadi mereka akan pulang lebih lama.

Mereka mengangguk menyetujuinya, walaupun sebelumnya Jean menolak tapi akhirnya dia memutuskan untuk bergabung, karena memang dia tidak memiliki apapun untuk dilakukan di rumahnya.

Mereka pun berjalan keluar area sekolah bersama-sama, "Oh iya! Kita belum kenalan 'kan? Nama gue kirana, tapi bocah dua ini biasanya panggil gue kiran. Jadi, lo bisa panggil gue kiran juga." ucap Kiran memperkenalkan dirinya pada Jean.

Sebenarnya Jean tidak sedingin itu, karena dia bisa dengan mudahnya mendapatkan banyak teman jika dia mau. Begitu pun kali ini yang belum genap sehari, dia sudah menjadi bahan pembicaraan banyak siswa.

Tentunya bukan karena ramah, tapi karena dia berkelahi di kantin dengan para pembully di sekolah itu.

"Jeaniel. Mungkin lo udah tau, karena hari ini nama gue bener-bener cepet nyebarnya." ucap Jean mengingat kejadian itu.

"Tapi, lo emang keren sih. Selama ini ga ada cewe yang berani ama tuh orang, kalo pun ada yang ngelawan, ya endingnya tetep kena bully juga." timpal Arzan, sementara Nathan yang masih terdiam kini kembali merasakan sakit yang teramat di kepalanya.

Kiran yang tampak sangat khawatir pun kini berusaha menenangkan Nathan, sedangkan bayangan kecelakaan terus menghantui pikiran pemuda itu.

"Kita pulang aja ya, niel. Gue rasa lo harus banyak istirahat lagi." ajak Kiran yang langsung mendapati tolakan dari Nathan.

SIDES! : something no one knows • On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang