Kala itu hujan mengguyur kota, Nathan memakai pakaian serba hitam dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya. Dia kini berjalan di tengah lampu jalan yang meredup, dan mengarahkannya ke suatu tempat.
Nathan berada disana cukup lama, setelah itu dia kembali dengan memantau keadaan sekitar sebelum dia pergi dari sana.
Kembali ke saat ini, Nathan dan Arsya pun terlihat pergi sekolah bersama dengan menggunakan bis umum. Mereka yang sedang menunggu di halte pun, dikejutkan dengan teman-temannya yang kini berdatangan untuk berangkat bersama.
"Tumben naik bis? Biasanya dianter sopir, bos?" tanya Arzan yang langsung merangkul bahu Nathan.
"Nenek lampir maksa." jawabnya, Arsya pun melirik Nathan dari sudut matanya, membuat Arzan dan Zion sedikit merinding.
"Oh iya, ingetan lo udah mulai muncul, Niel?" tanya Zion membuat yang lain menoleh penasaran, tetapi jawaban Nathan hanya menggeleng. Dia sama sekali tidak ingat apapun, apalagi beberapa hari ini dia sering bermimpi buruk tentang tangga dan jeritan seseorang.
Mereka pun pergi ke sekolah menggunakan bis, dan setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai lalu mengikuti pembelajaran seperti biasanya.
Disisi lain, Allura menghampiri Haris yang memang mereka satu kelas dan membicarakan suatu hal, membuat Kiran yang melihatnya sedikit mencurigai mereka berdua. Tak lama, Haris pergi dari sana disusul dengan Allura dari belakang.
Kiran yang penasaran pun mengikuti mereka, sampai dimana dia melihat mereka berdua pergi ke toilet. Rasa penasaran yang sirna pun membuatnya kini pergi dari sana, lalu menghampiri Nathan dan yang lainnya di kelas mereka.
"Ran!" panggil Zion membuat gadis cantik itu menoleh, "Apa?"
Zion menghampiri Kiran lalu meraih tangannya, "Lo mau ke kelas Niel, 'kan? Mereka lagi ada di lapangan sekarang." ucap Zion sambil membawa Kiran.
"Loh? Mereka ngapain disana? Emangnya lagi jamkos?" tanya Kiran sambil menuruti kemana Zion akan membawanya.
"Kelas mereka lagi ada pemeriksaan." ucap Zion.
"Pemeriksaan apa?" Kiran yang semakin penasaran pun terus melayani Zion berbicara.
"Tadi pagi ada yang berantem di lapangan basket, terus ada yang ketusuk. Ada yang bilang orangnya dari kelasnya Niel. Makanya sekarang kelasnya digeledah." jelas Zion membuat Kiran mengangguk memahaminya.
Mereka yang kini langsung menghampiri Nathan dan yang lainnya, ternyata Arsya juga sudah berada disana dimana sebelumnya Kiran sempat mencari gadis itu di kelas, tapi dia tidak ada disana.
"Hey, Ran!" sapa Jean yang langsung menyuruhnya untuk duduk di sebelahnya, "Kalian kok ngumpul disini?" tanya Kiran setelah duduk dengan Jean.
"Biasa ada yang bikin masalah, tapi bawa-bawa kelas kita." ucap Arzan yang masih kesal dengan orang yang berkelahi pagi tadi.
"Gue kan udah bilang, tadi pagi kan kalian sama gue, jadi aman. Tenang aja." ucap Arsya menjadi penenang dalam ketegangan mereka.
"Sya, gue nyariin lo dari tadi tau di kelas." ujar Kiran, "Sorry, tadi gue disuruh sama Bu Taeyeon." timpal Arsya yang langsung mendekati Kiran dan duduk bersamanya.
Hyun seonsaengnim pun datang dengan membawa sebuah tas, dan langsung meletakannya di depan murid-muridnya. Arzan yang mengetahui tas itu pun langsung terkejut, bagaimana tidak? Itu adalah tas milik Nathan.
"Siapa pemilik tas ini?" tanya Hyun seonsaengnim menunjukan tas yang dia bawa.
Semua terdiam dan memperhatikan dengan seksama tas yang dipegang oleh Hyun seonsaengnim. Sampai dimana Nathan dengan santai mengangkat tangannya, membuat seluruh pasang mata melihat padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SIDES! : something no one knows • On Going
Misteri / ThrillerMenceritakan tentang seorang siswa yang sangat misterius, sekaligus menghilangnya beberapa siswa disertai banyaknya pembunuhan berantai yang terjadi di jagat korea. note : • Harsh Words • • Bahasa non-baku • • Bahasa asing • • Kekerasan • • Pembully...