17 ; murder of statues

33 4 0
                                    

Keesokan harinya terlihat seorang gadis yang sedang berjalan di tepi sungai Han. Rambut pendek yang terurai, dengan gaya khasnya mampu membuat siapa pun meliriknya.

Tak berapa lama dia berjalan, gadis itu melihat segerombolan orang sedang memenuhi sebuah tempat dengan garis polisi di sekitarnya.

Dengan rasa penasarannya, gadis itu mendekati mereka dan betapa terkejutnya dia saat melihat sebuah mayat yang telah menjadi patung. Layaknya sebuah karya seni, mayat itu benar-benar terlihat seperti patung ukir, dengan darah yang mengucur dari setiap celah tubuhnya.

Ilusi optik yang begitu sempurna berhasil mengecoh semua orang, membuat mereka takjub sekaligus tidak menyadari jika itu adalah mayat manusia.

Gadis itu pun mengeluarkan ponselnya secara mengambil gambar patung tersebut, agar suatu saat dia bisa mengetahui seperti apa motif yang mendasari para psikopat ini. Setelah mendapati gambar yang pas, dia pun pergi meninggalkan tkp dengan santainya.

"Niel!!!" teriak seseorang dari kejauhan, yang berlari dan berhasil menepuk bahu seorang gadis yang berada tepat di depannya saat ini.

Merasa terpanggil dan seseorang menepuk bahunya dia pun menoleh, "Kiran?"

Senyum manis Kiran mengembang, "Lo abis dari mana? Sendirian aja."

"Abis jalan-jalan pagi aja, lo sendiri?"

"Gue juga abis jalan sama kakak gue. Kenalin ini kakak gue. Kak, kenalin ini Jeaniel. Sahabat aku hehe" jelas Kiran sambil mengenalkan mereka berdua.

Kinara pun menyapanya seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, "Kinara, kakaknya Kiran."

Jean yang mengetahuinya langsung membungkuk, lalu menjabat tangannya dengan sopan, "Jeaniel kak. Sahabatnya Kiran hehe."

"Kata kamu, temen-temen kamu cowo semua, ran? Ini ada cewenya juga, dasar tukang bohong." Sindir Kinara menggoda adiknya.

"Awalnya emang cowo semua kok, kak. Jean ini murid baru di sekolah, tapi karna keahliannya dalam bela diri, terus juga sefrekuensi sama aku ya udah kita sahabatan deh." Jawab Kiran tak mau kalah.

"Jago bela diri? Serius kamu?" tanya Kinara pada Jean yang langsung mendapat anggukan.

"Kalo gitu, lain kali kakak minta tolong buat ajarin Kiran ya. Biar kakak ga terlalu khawatir banget sama dia kalo pergi kemana-mana." Lanjutnya yang kembali diangguki oleh Jean.

"Kamu pendiem ya? Jarang ngomong gitu, ngingetin kakak sama si niel. Eh dia kenal niel ga ran?"

"Kenal. Dia satu kelas sama niel, kak." Sahut Kiran.

"Nathaniel kak?" tanya Jean memastikan.

"Ohh gitu. Iya, Nathaniel. Pacarnya Kirana." Kekeh Kinara yang kembali menggoda adik semata wayangnya.

Jean yang tau akan kedekatan Nathan dengan Kiran pun ikut terkekeh, membuat Kiran sedikitnya malu dan salah tingkah.

"Apaan sih! Udah ah yu kita makan, laper nih. Lo belum makan kan Niel? Ayo kita cari makan aja." ajak Kiran.

Jean yang memang sedikit lapar pun menerima ajakan Kiran, dan mereka pun pergi mencari restoran terdekat.

Dari kejauhan terlihat Jake dan teman-temannya tengah mengamati penemuan kasus pagi ini, mereka tepat berada di sebrang jalan dimana mayat itu terpampang jelas.

"Kalian udah tau identitas tuh cewe?" tanya Jake tanpa memalingkan pandangannnya.

Ricky pun memberikan tabnya yang berisi identitas dari mayat tersebut, "Dia pembully, tapi bukan dari sekolah kita. Kasusnya juga bukan cuman ngebully orang, tapi dia juga penipu." Jelas Ricky.

SIDES! : something no one knows • On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang