12 ; Loser

25 4 0
                                    

Salju mulai turun menyelimuti kota, dimana terlihat Jean tengah berjalan menuju gedung utama sekolahnya. Dengan pakaian musim dingin, dan tak lupa earphone yang selalu melekat di telinganya, Jean selalu mengabaikan hal-hal yang ada di sekitarnya, sampai Kiran menepuk bahunya.

Gadis itu pun menoleh dan melihat siapa yang menepuk pundaknya, "Kebiasaan banget sih, Ran." protes Jean sambil memasukan earphone yang dikenakannya tadi.

"Hehe.. Abis lo juga sih jalan sendirian terus." ucap Kiran yang kini sudah berjalan sejajar dengan gadis itu.

"Tumben gak sama para bujang?" tanya Jean yang tak melihat keberadaan Nathan, Arzan, maupun Zion.

"Mereka lama, males nunggunya gue." jawab Kiran.

Jean mengangguk mengerti lalu tak lama mereka berjalan, seseorang melempar bola salju tepat di kepala Jean. Hantaman yang cukup keras, dan mampu sekiranya membuat rambut Jean berantakan.

"Ck!"

Dengan tatapan kesalnya, Jean mencari siapa sosok yang tengah bermain-main dengannya. Sampai dimana manik matanya berhenti pada dua orang gadis, dengan beberapa pria disana. Terlihat gadis itu sedang memegangi bola salju yang siap dilemparkan pada sasarannya.

"Ops! Kena lo ya? Sorry...," ucap Allura sedikit meledek, sambil memperhatikan wajah Jean dengan ekspresi menyebalkan.

Jean hanya memutar bola matanya, dan mencoba untuk mengabaikan gadis itu dengan pergi dari sana. Tapi, entah apa yang ada di pikiran Allura, lagi-lagi dia melemparkan bola salju ke kepala Jean.

Kiran yang melihatnya pun ikut geram, dia mencoba untuk mendatangi Allura tapi Jean menahannya. "Biar gue aja, ini urusan gue sama dia, Ran." ucap Jean yang langsung pergi mendekati Allura.

Jean mengambil seonggok salju, sambil sedikit mendekati Allura, lalu tanpa basa-basi dia melempar bola salju itu tepat di wajah gadis itu.

"Ops! Kena lo ya? Sorry...," ledek Jean menirukan gaya bicara Allura sebelumnya. Allura yang benar-benar kesal, dan tidak terima dengan perlakuan Jean pun kini melayangkan tangannya, siap menampar.

Namun, sayangnya tangan itu terhenti ketika seseorang menahannya, dengan menggenggam tangan itu. Sang empu akhirnya menoleh pada orang yang berani menghalanginya untuk melakukan apa yang dia inginkan.

"N-niel?" kaget Allura ketika mengetahui jika itu adalah ulah Nathan.

"Kalo gak mau dibales, mending jangan cari masalah. Kesannya, lo keliatan caper!" Sarkas Nathan yang langsung melepaskan tangan Allura, dan mengajak Jean untuk pergi dari sana.

Diikuti dengan Arzan dan Zion yang melewati Allura sambil melihatnya aneh.

"AISH!! SHIBAL! AWAS AJA LO JEAN, GUE BAKAL BALES LO SUATU SAAT NANTI!" kesal gadis itu sambil menghentak-hentakan kakinya tidak terima.

"Mau sampe kapan pun lo ga akan bisa ngelawan dia, Al. Dia dilindungin Niel, sementara lo? Lo suka sama Niel. Jadi, bakal sia-sia rencana lo, karena lo ga bisa ngelawan Niel." Ucap Kim pada sahabatnya tersebut.

"Gue tau gue gak bisa ngelawan Niel, tapi gue tau siapa yang harus turun tangan buat ini semua, Kim" ujarnya sambil menunjukan seringai liciknya.

***

Di kantin, terlihat Haris dan teman-temannya yang sedang makan siang bersama. Tak lama, Allura kini menghampiri Haris, memeluknya layak seorang adik pada kakaknya.

"Si rusuh dateng nih." ucap Jev melihat tingkah Allura sambil memakan makanannya.

"Ih! Apaan sih lo? Sirik mulu gue deketin Haris, suka lo sama gue?" sinis Allura sambil mengambil sosis milik Matteo.

SIDES! : something no one knows • On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang