18 ; SIDE

27 4 0
                                    

aleujan!!! tipani bu-in-ui keikeu jumun-eul baedalhaejuseyo!! titah Ibunya Arzan meminta putranya untuk mengantarkan pesanan ke rumah Bu Tiffany..

Arzan pun menoleh dan menghampiri ibunya, pojangdwaessjyo? tanyanya apa pesanannya sudah siap pada sang ibu.

al-ass-eo, ije ganda, al-assji? Arzan mengangguk lalu mengambil pesanan tersebut dan pergi menggunakan motornya.

Saat libur seperti ini, Arzan memang kerap kali membantu ibunya untuk mengantarkan pesanan maupun membantunya di toko kue.

Selesai mengantarkan kue Arzan kembali duduk di motornya, lalu mengirim pesan pada Zion. Setelah itu memasukan ponselnya pada saku dan menyalakan motornya. Namun, pandangannnya teralihkan saat dia melihat seseorang tengah dikejar oleh orang yang menggunakan pakaian serba hitam.

Karena penasaran, Arzan pun ikut mengejarnya dan sampailah mereka di sebuah gang kecil. Arzan mendekati mereka yang sedang berkelahi, dan perkelahian itu didominasi oleh pemuda yang mengenakan hoodie hitam.

ya!! mwohaneungeoya! teriak Arzan lalu menarik pria itu.

Pemuda itu pun terkejut lalu menghajar Arzan hingga membuatnya tersungkur. Arzan yang sedikit belajar bela diri pun menahan kaki pria itu, membuatnya terjatuh dan seketika Arzan balik menghajarnya.

Merasa tak terima dan terpojok, pria itu mendorong Arzan lalu mendaratkan pukulan telak di wajahnya. Arzan yang kesakitan tidak sempat lagi melawan, bahkan untuk mengenali wajahnya saja dia tidak bisa, karena pria itu menggunakan topeng di wajahnya.

Zion yang mencari keberadaan Arzan pun terkejut melihat keadaannya, dan langsung berlari mendekati pemuda itu.

Lo kenapa, Zan? tanya Zion sambil membantu Arzan untuk berdiri.

Arzan pun berdiri sambil mencoba menyeka luka di wajahnya, Lo kenapa? tanya Zion sekali lagi.

Pemuda itu belum mau menjawab pertanyaan Zion, dia malah mendekati pemuda yang tadi dikejar oleh pria bertopeng. Bukannya berterimakasih, pemuda itu malah menghempaskan uluran tangan Arzan dan pergi dari sana.

Arzan yang melihatnya sangat amat kesal, Aishh!! ssibal! neoneun sekiya! michin gae! umpat Arzan mengabsen seisi kebun binatang membuat Zion sedikit terkejut mendengarnya, karena selama ini dia jarang sekali mendengar Arzan mengumpat seperti itu.

Gua kira lo anaknya alim, zan. Ternyata bangsat juga lo. ucap Zion tak percaya.

Diem lo! Gua udah nolongin dia minimal makasih lah gitu, ini malah kek tai. Yeu!! Kalo ketemu lagi, abis lo! kesal Arzan yang masih tidak terima atas perlakuan pemuda tadi.

Ck! Udahlah, kenapa lo jadi marah ama gua? ucap Zion.

Gua kesel anjir!

Iya dah, ayo balik. Kita obatin dulu luka lo. Kalo ibu lo tau, khawatir banget dia pasti. Saran Zion yang langsung membawa pulang Arzan menggunakan motor milik pemuda itu.

***

Di kafe, Harris tengah membereskan barang-barangnya. Dia baru saja menyelesaikan shift kerjanya, dan pergi dari kafe itu. Di perjalanan, dia dikejutkan oleh seorang gadis yang menepuk punggungnya secara tiba-tiba.

oneul-eun jib-e gaya hae. geuleohji anh-eumyeon abeojiga beol-eul jusil geoya! ucap seorang gadis yang tak lain adalah Allura. Dia menyuruh Harris untuk pulang atau papa akan menghukumnya.

Harris pun menoleh, meonjeo apateue gaseo jamsi jim-eul matgimyeon an doelkkayo?" ucapnya dingin, menanyakan apa dia bisa pulang ke apartementnya terlebih dahulu untuk menaruh tasnya.

SIDES! : something no one knows • On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang