Di kelas, kini pelajaran pun dimulai. Kali ini Nathan harus dibuat fokus, karena orang yang duduk tepat di depan bangkunya tidak ada, posisinya terlihat langsung oleh guru.
Arzan yang tidak melihat kehadiran Jean pun kini bertanya pada Nathan yang tengah fokus mencatat materi. "Pst! Niel!" bisik Arzan yang hampir tidak didengar oleh Nathan.
"Hm?" sahut Nathan yang sedang mencatat.
"Jean kemana? Perasaan tadi pagi masuk, kenapa sekarang ngilang?" tanya Arzan membuat Nathan mengangkat bahunya tidak tahu.
"Cabut kali," jawab Nathan acuh.
"Masa? Gua rasa dia bukan tipe cewe tukang bolos, ya walopun mukanya emang agak badas dikit." ucap Arzan tak yakin jika Jean membolos.
"Kalo lo peduli, cari 'lah!" pungkas Nathan.
Arzan yang mendengarnya hanya bisa terdiam sambil berpikir, mengapa dia bisa bersahabat dengan cowo kasar seperti Nathan. Bahkan, Kiran saja yang notabene adalah sahabat mereka pun tak jarang merasa sakit hati dengan perkataan yang dilontarkan Nathan dengan seenaknya.
Naomi yang duduk tepat di depan Arzan pun tak sengaja mendengar percakapan mereka, dia kini melihat bangku Jean yang masih kosong. Gadis itu berbalik menghadap Arzan, membuatnya sedikit terkejut karena posisi wajah mereka begitu dekat.
"Aish! Gabjagi! Ya! Neo michyeoss-eo?!" umpat Arzan dengan nada pelan karena guru sedang menulis di depan.
"Shut up! Come on! Lo lagi nyari Jeaniel? Tadi sebenernya dia sama gue, kita mau ke perpus. Tapi katanya hp dia ketinggalan, trus dia mau balik ke kelas jadi gue duluan." jelas Naomi yang sengaja menggantung cerita.
"Terus?" tanya Arzan penasaran dengan apa yang terjadi pada Jean.
"Terus, ya udah gue ke perpus. Abis itu gue tungguin dia yang ga dateng-dateng, gue kesel karna gue kira dia malah belok ke kantin ama lo pada." ucap Naomi sedikit kesal pada Arzan, lalu dia kembali berbalik dan meneruskan kegiatannya.
Arzan pun ikut kesal dengan ucapan gadis itu dan meremat tangannya, tepat di belakang gadis itu meledek. Guru yang memergoki tindakan tersebut pun menegurnya, "Hey! Arzan Yang, apa yang kamu lakukan?" tanya guru itu, membuat semua mata di kelas tertuju padanya.
"Em, Anu miss ini, tangan saya pegel jadi tak gerak-gerakin gini. Abis miss nulisnya banyak banget sampe jari saya keram buat nulis miss. Hehe," elak Pemuda itu.
"Halah..., Alesan aja kamu biasanya," ucap guru itu membuat semua siswa menertawakan Arzan terkecuali Nathan, yang menggelengkan kepalanya atas sikap sahabatnya itu.
***
Bel pulang kini telah berbunyi, begitu pun dengan jam pelajaran yang telah selesai, semua siswa kini bersiap berkemas untuk pulang. Dan sampai saat itu juga Jean belum kembali ke kelas, membuat Arzan sedikitnya khawatir pada gadis itu.
"Niel!" panggil Arzan.
"Hm?" sahut Nathan yang hendak berdiri dari tempat duduknya.
"Jean kok belum balik ke kelas? Ini udah bel pulang loh anjir," ucap Arzan membereskan buku-buku Jean dan memasukannya ke dalam tas gadis itu.
Nathan mendengarnya pun menghela nafas, "Gua bilang, kalo lo peduli, lo carilah dia! Jangan ngadu ke gua." tegas Nathan membuat Arzan melemparkan tatapan sinis padanya.
"Ngapain lo liatin gua kayak gitu?!" ucap Nathan dingin membuat suasana semakin mencekam.
Naomi yang selesai mengemas barangnya pun melihat Arzan menatap Nathan dengan tatapan yang tidak mengenakan. Dia akhirnya menepuk bahu Arzan, "Ayo cari Jean sama gue, gue juga harus tanggung jawab. Soalnya kan dia terakhir pergi sama gue," ajak Naomi pada Arzan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIDES! : something no one knows • On Going
Misterio / SuspensoMenceritakan tentang seorang siswa yang sangat misterius, sekaligus menghilangnya beberapa siswa disertai banyaknya pembunuhan berantai yang terjadi di jagat korea. note : • Harsh Words • • Bahasa non-baku • • Bahasa asing • • Kekerasan • • Pembully...