"If there is a second chance, I want to make better use of it." - Nathaniel.
_________________________________________
Terlihat Dr. Heera sedang melihat hasil rekap medis seorang pemuda, dengan hasil yang masih sama dengan rekapan sebelumnya. Tak lama, dia dikejutkan oleh seseorang dan langsung pergi dari sana karena terdapat pasien kecelakaan darurat di ruang UGD.
Betapa terkejutnya, ketika Dr. Heera melihat siapa yang kini terbaring di ruangan tersebut. Dengan tangis yang berusaha dia bendung, dia harus melakukan penyelamatan dengan sangat profesional.
Berkat usahanya yang telaten dan sigap dalam mengambil keputusan, dia pun bisa menyelamatkan putranya itu. Namun, walaupun demikian dia harus tetap bersabar untuk kesadarannya. Karena luka yang didapatkannya cukup parah, pemuda itu pun harus mendapatkan sebuah operasi di kepalanya.
Semenjak kejadian itu, pemuda itu tidak kunjung sadar sampai saat ini, dimana sekarang Dr. Heera tengah berdiri di samping brankar pemuda itu.
"Udah hampir setahun kamu ga bangun-bangun loh, kamu ga kangen sama bunda?" ucapnya lirih sambil membelai kepala sang putra.
Sementara di sisi lain, seorang ibu tengah membereskan etalase tokonya.
"Eomma?!" ucap seorang anak laki-laki, yang membuka pintu toko sambil mengatur deru nafasnya yang tidak beraturan.
"Aigoo.. wae geuleohge ttwieodanineun geoya? adeul.." ucap wanita paruh baya itu menanyakan kenapa putranya berlarian seperti itu, sambil mengelus kepala putranya.
Pemuda itu hanya terkekeh lalu pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Tak berselang lama, dia kembali dan membantu ibunya untuk membereskan toko mereka.
"Gimana sekolah kamu, nak?" tanya sang ibu sambil memasukan adonan roti ke dalam oven.
"Baik kok bu, Oh- iya, apa kalo orang yang hilang ingatan itu sering sakit kepala ya bu?" tanya pemuda yang Bernama Arzan itu pada ibunya.
"Siapa yang hilang ingatan?"
"Ibu masih inget kan, Nathaniel yang kecelakaan itu?"
"Loh? Dia belum sembuh?"
"Dia udah sekolah sih bu, tapi dia kan hilang ingatan. Jadi, dia sering ngalamin sakit kepala di sekolah."
"Kasian banget. Tapi emang setau ibu, orang yang nyoba buat ngembaliin ingatannya tuh katanya suka sakit kepala." Jelas ibunya Arzan sambil melayani beberapa pelanggan yang datang.
"Nah, niel sering banget kayak gitu bu, kadang sikapnya juga suka berubah."
"Berubah gimana?"
"Ya berubah, jadi tiba-tiba emosian gitu."
"Mungkin itu karna efek dari sakit yang dia rasain, Zan." Ucap ibunya dengan lembut.
"Oh iya, kalian masih sering pulang bareng-bareng kan? Ibu jadi takut soal berita anak-anak SMA yang hilang itu." Lanjut wanita itu dengan nada khawatir pada putranya.
"Masih kok, ibu jangan khawatir." Ucap Arzan sambil menunjukan lesung pipinya yang manis.
Di sisi lain terlihat seorang pemuda yang berusaha untuk menggerakan jarinya. Pergerakan itu pun, terlihat oleh sang ibu yang langsung mengecek kondisinya. Memastikan jika itu bukan mimpi, sang ibu pun mengusap kepalanya sambil memanggil lembut namanya.
Nathan yang berada dalam ruangan kerja pun langsung mengecek ke dalam sebuah laci, dan berhasil mendapatkan lembaran rekam medis yang beratas namakan Nathaniel Hwang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIDES! : something no one knows • On Going
Misterio / SuspensoMenceritakan tentang seorang siswa yang sangat misterius, sekaligus menghilangnya beberapa siswa disertai banyaknya pembunuhan berantai yang terjadi di jagat korea. note : • Harsh Words • • Bahasa non-baku • • Bahasa asing • • Kekerasan • • Pembully...