09. Calon Pacar

24 6 1
                                    

KONBANWA, MINNA!
Gimana? Masih setia nungguin aku? Atau setia nungguin #ADRINARA ? 😍😍😍

Ini mode jametnya lagi berkobar HAHA. Oke langsung aja, selamat membaca, ya!

Jangan lupa, vote dulu tuhh, pencet bintangnya oke! Tinggalin jejak pake komen💌💌

-

-

-

-

Hari ini, Adrian pulang lebih awal karena janjinya untuk ikut rapat sekaligus dinner bareng rekannya Faro. Sesampainya di rumah, Adrian merogoh saku jas OSIS miliknya, ponsel Adrian kembali berdering.

Baiklah, sepertinya emosi itu akan kembali menumpuk.

"Papa? Ada apa lagi, sih?!" gerutu Adrian, kemudian dengan berat hati dia mengangkat telepon itu.

"Nak, datang ke sini bersama pacarmu, mereka ingin melihatnya, kalau kamu datang sendiri, akan ada sanksinya." Faro langsung ke inti. Adrian lagi lagi terpaku, kenapa bisa pria itu mengambil keputusan sesuka hati? Lalu seenaknya memerintah orang lain demi kepentingannya sendiri?

"Pa? Bukannya Papa tahu kalau Ian gak punya-"

"Terserah. Intinya nanti kamu harus bawa gadis, ya. Papa senang sekali kalau kamu bisa turuti keinginan ini, tidak sulit juga, bukan?" seloroh Faro dengan nada santai, tapi penuh penekanan.

Adrian menghela napas berat, "Tapi, Pa-"

Lagi, sambungan diputus sepihak. Namun kali ini bukan itu masalahnya, Adrian dibuat gendok karena permintaan Faro yang satu ini benar-benar menguras otak. Bagaimana bisa Adrian memiliki pacar dalam waktu singkat? Selama ini dia bahkan belum pernah berurusan sama cewek. Kalaupun iya, itu pasti cuma sepihak, Adrian gak pernah membalas perasaan cewek-cewek yang naksir ke dia.

Cowok itu mondar mandir bak setrikaan, saking pusingnya mikirin solusi buat permintaan Faro, dia sampai lupa kalau sekarang dia masih di depan rumah. Bahkan lepas sepatu saja belum.

"Masa iya gue nembak cewek cuma buat makan malem nanti?...."

Adrian mendesah frustrasi. Dia mengacak rambutnya lalu berkacak pinggang, kemudian mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan sambil membaca istighfar. Seperti simulasi ruqyah mandiri. Dan... Bisa-bisanya dia kepikiran, 'Apa mungkin cinta satu malam?' kan, konyol aja gitu.

Tapi... Tunggu! Masih ada jalan keluar. Ingat, setiap kesulitan pasti ada kemudahan.

"Ara!"

"Ya, gue bakal ajak dia aja. Itung-itung buat latihan,"

Hei? Hatinya terketuk dengan begitu mudah?

*****

"Apani?" Inara sempat terkejut ketika melihat nama Adrian di beranda chat dengan status mengetik. Cowok itu hobi sekali mengirim pesan yang pastinya harus langsung di respons. Dengan alis yang bertaut dan sorot mata penuh kekesalan, Inara buru-buru mengirim pesan.

ADRIAN [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang