Halo halo Malmall💐💐
Kita kembali dengan vibes yang berbeda tidak ya, wrwrwr.- happy reading -
-
-
-
"Anak-anak, sebelumnya Ibu ucapkan selamat kepada kalian karena telah menjadi siswa terpilih untuk persiapan OSN yang kelak akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2023. Ibu harap di semester dua ini kalian mampu memanajemen waktu kalian sehingga pelajaran di kelas tidak terlalu tertinggal,"
Ibu Meta—Guru Pembimbing OSN Fisika—adalah guru yang akan terus bersama Adrian sepanjang perjalanan menuju OSN, bagaimanapun nantinya tapi Adrian pastikan dia harus lolos di setiap tes. Bu Meta pernah menasehatinya soal perbedaan antara 'semangat' dan 'ambisi' yang sekilas itu terlihat sama saja.
"Adrian, ingat ya Nak. Kalau kamu semangat untuk terus belajar itu bagus, Ibu seneng banget dan akan mengapresiasi terus semangatmu. Tapi, kalau semangat itu berubah jadi ambisi, Ibu gak setuju. Ambisi itu takutnya membawa kamu pada hal yang tidak-tidak sampai nantinya kamu sendiri yang rugi."
*****
Langkah kaki yang lebar dengan ketukan cepat membuat suaranya bergema di lorong sekolah. Cowok itu terus berjalan cepat menuju kelasnya dengan napas yang terengah-engah, rambut yang bergerak mengikuti irama langkah kaki, semua ate.nsi kini tertuju padanya begitu dia membuka pintu kelas.
"Loh? Adrian? Udah selesai bimbingannya?"
Adrian membungkuk sejenak untuk mengatur pernapasan, kemudian tegak kembali "Udah, Bu."
"Terus, kamu gak istirahat? Irsyad sama yang lainnya juga belum kembali tuh," kata gurunya sambil melirik ke bangku siswa. Adrian hanya menggeleng sambil tersenyum lalu pergi ke bangkunya.
Ada sebagian murid yang masih menatap heran pada Adrian, tapi ya sudahlah, itu bukan suatu hal yang harus diperdulikan, terlebih jika mereka tidak mengusik atau mengganggu secara sengaja.
Sekarang sudah jam dua lewat sepuluh menit, sekitar dua puluh menit lagi kelas akan berakhir. Jika dipikir pikir, kabur dengan alasan istirahat selesai bimbingan adalah cara bolos yang elegan dan keren, atau mungkin pergi ke kelas gebetan untuk menaikkan mood pasca bimbingan, ya? Tapi... Tidak! Adrian tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Selagi dia masih bisa belajar di kelas setelah bimbingan, kenapa tidak? Toh, OSN bukanlah segalanya.
"Adrian, gue harap lo bisa ke markas jam empat sore nanti," bisik Bintang, Adrian menaikkan sebelah alisnya bingung, apa mungkin Bintang lupa jika dirinya sudah tiga kali mengajak Adrian pergi ke markas? Adrian menoleh lalu menyerngit, "Lo pelupa apa gimana?"
"Hah? Pelupa?"
"Iya, jir. Lo udah ngajak gue tiga kali hari ini," Adrian memutar bola matanya malas sambil memasukkan tangan ke dalan saku celana, muka Bintang hampir membuat Adrian tertawa, wajahnya komuk saat sedang berpikir.
"Oh, iya. Gue takut lo lupa makanya ngajak terus. Jatuhnya malah gue yang kayak pelupa ya, anjir."
"Emang,"
"Bacot."
Keduanya memalingkan muka satu sama lain. Pikiran Adrian kembali bercabang setelah Bintang mengajaknya untuk pergi ke markas tiga kali. Apa yang harus dipilih jika les, rapat antar anak Lione, dan jalan-jalan ke pusat kota bersama Inara ada di satu waktu yang sama?
Tentu saja, les.
"Gue ada les, Bin." ucapnya tanpa menoleh sambil mencatat.
"Loh? Adrian?" Bintang tertegun, dengan tatapan yang penuh tanda tanya, Bintang menarik paksa tubuh Adrian agar menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIAN [ REVISI ]
Teen FictionKetika kamu memutuskan untuk patuh, Ketika kamu memutuskan untuk diam, Ketika kamu memutuskan untuk kuat, Maka kelak, kamu akan menjadi apa yang telah kamu 'rakit' di hari ini. Start: 2021 End: 2022 Start revision: 20 Des 2023 End: ?